Ribuan warga di Kecamatan Palengaan, Pamekasan, Jawa Timur, Jumat, menggelar Shalat Istisqa atau shalat memohon turunnya hujan di Lapangan Garuda setempat.
Shalat minta hujan di lapangan terbuka ini dipimpin Pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Ulum, Penyepen, Palengaan KH Moh Mudatstsir Badrudin.
"Ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh warga di sini untuk memohon kepada Allah SWT agar segera turun hujan, karena warga di sini sudah lama mengalami kekeringan dan kekurangan air bersih," kata warga setempat Syaiful.
Para santri dan kiai dari sejumlah pondok pesantren di Kecamatan Palengaan juga bergabung dengan ribuan warga menunaikan shalat meminta hujan ini.
Baca juga: 3.192 tangki air didistribusikan ke 80 desa terdampak kekeringan di Pamekasan
Selain untuk memohon agar segera diturunkan hujan, umat Islam di Kecamatan Palengaan ini juga meminta agar mereka dijauhkan dari kesengsaraan, paceklik, kelaparan dan kesulitan sandang pangan.
"Semoga melalui doa bersama ini, keinginan kita semua kepada Allah bisa terkabul, Amin," ujar Kiai Badruddin.
Shalat Istisqa merupakan shalat sunnah yang sangat dianjurkan ketika musim kering akibat lama tidak turun hujan, seperti sekarang ini.
Baca juga: 212.321 jiwa di Pamekasan terdampak kekeringan
Kecamatan Palengaan, Pamekasan, ini merupakan satu dari 11 kecamatan yang masuk dalam catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Pamekasan sebagai daerah yang rawan kekeringan dan kekurangan air bersih saat kemarau.
Warga di wilayah ini mengaku, sejak tiga bulan lalu kesulitan untuk mendapatkan air bersih, terutama untuk kebutuhan sehari-hari seperti mandi dan memasak.
Untuk mendapatkan air bersih, warga terpaksa mengambil air dengan jarak yang cukup jauh.
Sebab, bantuan air bersih yang didistribusikan Pemkab Pamekasan hanya cukup untuk kebutuhan memasak dan minum ternak mereka.
"Dan lahan pertanian kami di sini, memang bergantung pada hujan. Saat kemarau, nyaris tidak ada produksi pertanian di sini," kata warga lainnya di Desa Palengaan Pamekasan, Sunarwi.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Shalat minta hujan di lapangan terbuka ini dipimpin Pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Ulum, Penyepen, Palengaan KH Moh Mudatstsir Badrudin.
"Ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh warga di sini untuk memohon kepada Allah SWT agar segera turun hujan, karena warga di sini sudah lama mengalami kekeringan dan kekurangan air bersih," kata warga setempat Syaiful.
Para santri dan kiai dari sejumlah pondok pesantren di Kecamatan Palengaan juga bergabung dengan ribuan warga menunaikan shalat meminta hujan ini.
Baca juga: 3.192 tangki air didistribusikan ke 80 desa terdampak kekeringan di Pamekasan
Selain untuk memohon agar segera diturunkan hujan, umat Islam di Kecamatan Palengaan ini juga meminta agar mereka dijauhkan dari kesengsaraan, paceklik, kelaparan dan kesulitan sandang pangan.
"Semoga melalui doa bersama ini, keinginan kita semua kepada Allah bisa terkabul, Amin," ujar Kiai Badruddin.
Shalat Istisqa merupakan shalat sunnah yang sangat dianjurkan ketika musim kering akibat lama tidak turun hujan, seperti sekarang ini.
Baca juga: 212.321 jiwa di Pamekasan terdampak kekeringan
Kecamatan Palengaan, Pamekasan, ini merupakan satu dari 11 kecamatan yang masuk dalam catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Pamekasan sebagai daerah yang rawan kekeringan dan kekurangan air bersih saat kemarau.
Warga di wilayah ini mengaku, sejak tiga bulan lalu kesulitan untuk mendapatkan air bersih, terutama untuk kebutuhan sehari-hari seperti mandi dan memasak.
Untuk mendapatkan air bersih, warga terpaksa mengambil air dengan jarak yang cukup jauh.
Sebab, bantuan air bersih yang didistribusikan Pemkab Pamekasan hanya cukup untuk kebutuhan memasak dan minum ternak mereka.
"Dan lahan pertanian kami di sini, memang bergantung pada hujan. Saat kemarau, nyaris tidak ada produksi pertanian di sini," kata warga lainnya di Desa Palengaan Pamekasan, Sunarwi.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019