Selasa, 1 Oktober 2019, bertepatan dengan Hari Kesaktian Pancasila, sebanyak 575 wakil rakyat dari seluruh daerah di Tanah Air resmi menduduki kursi parlemen, di Gedung  DPR RI.

Disebut wakil rakyat karena mereka memang wakilnya rakyat, yang mewakili kita. Seharusnya, aspirasi kita dan suara kita yang menjadi bekal mereka. Tidak ada tapi, yang ada pasti, dan harus disuarakan oleh mereka.

Mereka menjabat selama lima tahun, selama itu pula harapan kita akan dikawalnya. Jangan jadi beban di pundak, tapi jadikan motivasi dan pengingat bahwa duduk di kursi empuk diantarkan oleh siapa? Tentu oleh kita, rakyat Indonesia yang memilihnya. Semoga tidak lupa atau pura-pura lupa.

Tugas di parlemen memang berat. Sekitar 250 juta lebih nasib penduduk bangsa ini yang menginginkan kesejahteraan ada di pundaknya. Suara-suara mereka semoga benar-benar mewakili rakyat, bukan semata mewakili partainya, golongannya dan kepentingan pribadinya.

Kalau dulu selama kampanye mereka mewakili partai politik dan warna masing-masing, tapi setelah terpilih dan dilantik, mereka mewakili rakyat Indonesia. Tak peduli partainya apa, warnanya apa, dan anaknya siapa.

Janji kampanye tidak ada yang tak manis. Tapi, jangan karena terlalu manis nanti akhirnya lupa. Ya itu tadi, entah lali beneran atau beneran ngelali.

Bukannya pesimistis, tapi ini harapan dan doa. Harapan agar mereka bekerja, bertugas dan mengabdi demi kesejahteraan rakyat serta kemajuan bangsa dengan amanah. Doa agar mereka selalu diberi kekuatan untuk mewakili kita.

Karena sudah dilantik, sudah diambil sumpahnya, maka jangan sampai dikhianati. Sejatinya mereka tahu, sanksi tak hanya dari negara semata jika melanggar. Tapi, sanksi di akherat juga sudah dipahaminya. Bahkan, lebih pedih. Mereka tahu itu.

Jangan sampai ada berita lagi, “Anggota DPR ditangkap korupsi”, “Anggota DPR ditangkap narkoba”, dan kabar-kabar negatif lain yang membuat masyarakat semakin kehilangan kepercayaan.

Di awal periode lalu juga sama persis dengan awal periode sekarang. Janji, sumpah, komitmen, semua dilaluinya. Tapi, di tengah hingga akhir masa jabatan, masih ada anggota dewan bernasib buruk. Ditangkap polisi, dijebloskan tahanan, dipecat dari partainya, dan yang lebih parah lagi, dijauhi tetangga serta koleganya.

Semoga di akhir masa jabatan di periode sekarang tidak sama persis seperti yang lalu. Semoga janji, sumpah dan komitmennya tak sekadar manis di mulut.

Selamat bertugas para anggota dewan yang terhormat. Bekerja dan bertugaslah sebagaimana mestinya. Anda-anda di sana karena rakyat maka perjuangkan nasib rakyat agar lebih makmur, dan bangsa ini diridhoi Allah SWT. (*)

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019