Kebakaran hutan di jalur pendakian Gunung Semeru dikabarkan mengarah ke Blank 75 atau jurang sedalam 75 meter, area timur laut atau jalurnya berbelok kanan dari puncak gunung dengan ketinggian 3.676 meter dari permukaan laut itu.

"Kondisi terakhir pada Kamis (19/9), titik api dan kepulan asap masih terlihat kebakaran mengarah ke Blank 75 dan bukan jalur pendakian," kata Kepala Resort PTN Ranupani Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) Sussion di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Jumat.

Baca juga: Pemadaman kebakaran di jalur pendakian Gunung Semeru terkendala medan sulit

Dia menjelaskan lokasi kamping di Kalimati dan jalur pendakian yang mengarah ke tempat itu steril dari para pendaki karena semua pendaki sudah turun saat kebakaran terjadi dan untuk sementara batas aman pendakian gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut, hingga Ranu Kumbolo.

"Vegetasi yang terbakar adalah semak-semak dan serasah pohon cemara anting-anting, teh-tehan, rumput merak, dan rumput genggeng, sedangkan jarak lokasi sumber air ke titik api sekitar dua kilometer (PP)," tuturnya.

Baca juga: Ada kebakaran, pendakian Gunung Semeru dibatasi hingga Ranu Kumbolo

Ia menjelaskan luas kawasan hutan yang berhasil dipadamkan oleh tim petugas sekitar enam hektare, namun luas kebakaran masih dilakukan pendataan di lapangan.

"Tim akan melanjutkan pemantauan dan terus melakukan pemadaman keesokan harinya karena lokasi medan kebakaran sangat terjal dan berbukit, serta curam, sehingga faktor keselamatan menjadi prioritas utama," katanya.

Kebakaran hutan terjadi di kawasan jalur pendakian Gunung Semeru, tepatnya di kawasan Sumber Mani-Arcopodo-Kelik pada 17 September 2019, namun hingga Jumat ini dikabarkan titik api sudah mulai berkurang dari empat menjadi dua titik api.

Pihak Balai Besar TNBTS juga menyampaikan pengumuman resmi melalui laman https://bromotenggersemeru.org/ bahwa para pendaki tidak diperbolehkan melakukan pendakian ke Kalimati.

Selain itu, pendakian juga dibatasi hanya sampai Ranu Kumbolo pada ketinggian 2.400 mdpl sejak 19 September 2019.
 

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019