Sejumlah anggota Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh seluruh Indonesia (PERSI) DKI Jakarta dan Jawa Timur melakukan studi banding ke RSUD dr Iskak, Tulungagung, Kamis.
Mereka yang terdiri dari jajaran direksi rumah sakit negeri maupun swasta itu sengaja datang untuk belajar tata kelola perumahsakitan di RSUD dr Iskak yang dinilai berhasil memberikan layanan kesehatan murah namun berkualitas di era Jaminan Kesehatan Nasional Kartu Indonesia Sehat (JKN KIS), selama kurun lima tahun terakhir.
"Saya rasa untuk ukuran sebuah rumah sakit di daerah seperti di RSUD dr Iskak ini (layanan kesehatannya) cukup baik, bahkan sangat baik," kata Ketua PERSI DKI Jakarta dr Koesmedi Priharto, Sp.OT, M.Kes, FICS, FAPOA dimonfirmasi usai meninjau beberapa fasilitas layanan unggulan di RSUD dr Iskak.
Ia mengakui dunia jasa layanan kesehatan saat ini banyak yang berubah, khususnya setelah diberlakukannya program JKN KIS.
Kata dia, setiap daerah/wilayah memiliki tantangan berbeda. Di kota besar seperti di DKI Jakarta maupun sekitarnya (Jabodetabek) dengan daerah-daerah lain dengan jumlah penduduk lebih kecil, kepadatan sedang dan sebagainya, dinamikanya berbeda-beda.
Tuntutan masyarakat akan tingjat kepuasan layanan kesehatan juga memiliki kadar yang tidak sama.
Namun menurutnya, RSUD dr Iskak menjadi satu dari sedikit rumah sakit yang berhasil melakukan transformasi dan peningkatan standar layanan sesuai kebutuhan masyarakat yang menjadi pengguna jasa layanannya.
"Tapi kami wajib memberikan masukan kepada teman-teman para manajemen rumah sakit, (bahwa) ini ada sesuatu yg bisa diadopsi. Mungkin dia akan memodifikasi, atau mempelajari lebih dalam lagi karena tentu setiap daerah memiliki karakteristis masyarakat dan keunikan yang berbeda-beda satu sama lainnya," kata Koesmedi menambahkan.
Ia mengambil contoh soal sistem kegawatdaruratan.
Menurutnya, manajemen kegawatdaruratan di RSUD dr Iskak relatif cepat dan tanggap dalam menangani pasien.
Tak hanya itu, beberapa poin penting yang menjadi tolok ukur penilaian adalah humanity atau kemanusiaan.
"Kalau dalam istilah Jawa 'ngewongne manungso' (menghargai kemanusiaan manusia). Sebab biar bagaimanapun juga, ini layanan pada masyarakat," katanya.
Sebelumnya RSUD dr Iskak menjadi rumah sakit terbaik dalam ajang BPJS Award, untuk kategori rumah sakit tipe B.
Dokter Koesmedi adalah salah satu juri yang menilai rumah sakit dari seluruh Indonesia.
Mantan Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta ini memuji RSUD dr Iskak, karena sudah membentuk jejaring komunitas dengan Puskesmad dan RS swasta.
"Dengan jejaring ini bisa menekan pembiayaan dan menyelesaikan masalah pasien," katanya.
Direktur RSUD dr Iskak Tulungagung, dr Supriyanto, SP. B FINACS, M.Kes mengatakan peralihan model lama ke BPJS Kesehatan laksana kawah candradimuka.
Selama lima tahun terakhir semua ramai, baik antara BPJS Kesehatan dengan rumah sakit, rumah sakit dengan dokter, maupun dokter dengan dokter bahkan lintas Kementerian.
RSUD dr Iskak berhasil keluar dari ribut-ribut kawah candradimuka, dengan konsep baru.
"Kalau dalam cerita, siapa yang bisa keluar dari kawah candradimuka akan sakti. Rumah sakit ini sudah berhasil keluar," tutur dr Supriyanto.
Sebagai rumah sakit daerah, RSUD dr Iskak termasuk berhasil menelurkan sebuah konsep baru yang patut dijadikan contoh bagi rumah sakit lain di Indonesia.
"Konsep baru yang saya maksud adalah 'Hospital Without Wall (rumah sakit tanpa tembok/sekat penghalang). Di sini kami menekankan pada konsep 'low cost, high quality, dan social responsibility (biaya murah, bermutu tinggi dan mengemban amanah tanggung jawab sosial)," katanya.
Dengan konsep ini, diharap rumah sakit dapat memberikan layanan kesehatan yang prima bagi masyarakat, tapi dengan pembiayaan yang terjangkau.
Konsep ini dianggap baru dalam model perumahsakitan di Indonesia.
Berkat keberhasilan konsep ini, dr Supriyanto diundang untuk presentasi di Kongres Rumah Sakit Dunia di Oman, oada 6-9 November 2019.
"Saya diminta untuk presentasi di sana pada tanggal 8 November (2019)," kata dr Supriyanto. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Mereka yang terdiri dari jajaran direksi rumah sakit negeri maupun swasta itu sengaja datang untuk belajar tata kelola perumahsakitan di RSUD dr Iskak yang dinilai berhasil memberikan layanan kesehatan murah namun berkualitas di era Jaminan Kesehatan Nasional Kartu Indonesia Sehat (JKN KIS), selama kurun lima tahun terakhir.
"Saya rasa untuk ukuran sebuah rumah sakit di daerah seperti di RSUD dr Iskak ini (layanan kesehatannya) cukup baik, bahkan sangat baik," kata Ketua PERSI DKI Jakarta dr Koesmedi Priharto, Sp.OT, M.Kes, FICS, FAPOA dimonfirmasi usai meninjau beberapa fasilitas layanan unggulan di RSUD dr Iskak.
Ia mengakui dunia jasa layanan kesehatan saat ini banyak yang berubah, khususnya setelah diberlakukannya program JKN KIS.
Kata dia, setiap daerah/wilayah memiliki tantangan berbeda. Di kota besar seperti di DKI Jakarta maupun sekitarnya (Jabodetabek) dengan daerah-daerah lain dengan jumlah penduduk lebih kecil, kepadatan sedang dan sebagainya, dinamikanya berbeda-beda.
Tuntutan masyarakat akan tingjat kepuasan layanan kesehatan juga memiliki kadar yang tidak sama.
Namun menurutnya, RSUD dr Iskak menjadi satu dari sedikit rumah sakit yang berhasil melakukan transformasi dan peningkatan standar layanan sesuai kebutuhan masyarakat yang menjadi pengguna jasa layanannya.
"Tapi kami wajib memberikan masukan kepada teman-teman para manajemen rumah sakit, (bahwa) ini ada sesuatu yg bisa diadopsi. Mungkin dia akan memodifikasi, atau mempelajari lebih dalam lagi karena tentu setiap daerah memiliki karakteristis masyarakat dan keunikan yang berbeda-beda satu sama lainnya," kata Koesmedi menambahkan.
Ia mengambil contoh soal sistem kegawatdaruratan.
Menurutnya, manajemen kegawatdaruratan di RSUD dr Iskak relatif cepat dan tanggap dalam menangani pasien.
Tak hanya itu, beberapa poin penting yang menjadi tolok ukur penilaian adalah humanity atau kemanusiaan.
"Kalau dalam istilah Jawa 'ngewongne manungso' (menghargai kemanusiaan manusia). Sebab biar bagaimanapun juga, ini layanan pada masyarakat," katanya.
Sebelumnya RSUD dr Iskak menjadi rumah sakit terbaik dalam ajang BPJS Award, untuk kategori rumah sakit tipe B.
Dokter Koesmedi adalah salah satu juri yang menilai rumah sakit dari seluruh Indonesia.
Mantan Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta ini memuji RSUD dr Iskak, karena sudah membentuk jejaring komunitas dengan Puskesmad dan RS swasta.
"Dengan jejaring ini bisa menekan pembiayaan dan menyelesaikan masalah pasien," katanya.
Direktur RSUD dr Iskak Tulungagung, dr Supriyanto, SP. B FINACS, M.Kes mengatakan peralihan model lama ke BPJS Kesehatan laksana kawah candradimuka.
Selama lima tahun terakhir semua ramai, baik antara BPJS Kesehatan dengan rumah sakit, rumah sakit dengan dokter, maupun dokter dengan dokter bahkan lintas Kementerian.
RSUD dr Iskak berhasil keluar dari ribut-ribut kawah candradimuka, dengan konsep baru.
"Kalau dalam cerita, siapa yang bisa keluar dari kawah candradimuka akan sakti. Rumah sakit ini sudah berhasil keluar," tutur dr Supriyanto.
Sebagai rumah sakit daerah, RSUD dr Iskak termasuk berhasil menelurkan sebuah konsep baru yang patut dijadikan contoh bagi rumah sakit lain di Indonesia.
"Konsep baru yang saya maksud adalah 'Hospital Without Wall (rumah sakit tanpa tembok/sekat penghalang). Di sini kami menekankan pada konsep 'low cost, high quality, dan social responsibility (biaya murah, bermutu tinggi dan mengemban amanah tanggung jawab sosial)," katanya.
Dengan konsep ini, diharap rumah sakit dapat memberikan layanan kesehatan yang prima bagi masyarakat, tapi dengan pembiayaan yang terjangkau.
Konsep ini dianggap baru dalam model perumahsakitan di Indonesia.
Berkat keberhasilan konsep ini, dr Supriyanto diundang untuk presentasi di Kongres Rumah Sakit Dunia di Oman, oada 6-9 November 2019.
"Saya diminta untuk presentasi di sana pada tanggal 8 November (2019)," kata dr Supriyanto. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019