Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dan DPD Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) setempat bekerja sama meningkatkan kualitas pengelolaan kesehatan di lingkungan pariwisata dengan harapan bisa memberi kepercayaan wisatawan yang berkunjung ke kabupaten ujung timur Pulau Jawa itu.

"Terima kasih PPNI, kolaborasi ini merupakan katalog baru dunia pariwisata Indonesia. Apresiasi untuk perawat, para tenaga kesehatan yang menggagas ini demi peningkatan daya saing pariwisata daerah," kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Selasa.

Dengan kerja sama ini maka para perawat bersiaga membantu peningkatan kualitas kesehatan lingkungan pariwisata sekaligus mengantisipasi apabila ada kejadian tak diinginkan menimpa wisatawan di objek wisata.

Untuk peningkatan kualitas kesehatan di lingkungan pariwisata, sasarannya adalah usaha-usaha wisata milik warga desa, seperti rumah tinggal (homestay) dan kedai makanan lokal. Para perawat dan tenaga kesehatan dilibatkan membantu warga desa mengelola usaha wisatanya secara sehat dan bersih.

"Contoh sederhana, bagaimana warga desa dibantu wujudkan homestay sehat. Bagaimana sirkulasi udaranya, bagaimana agar tak ada nyamuk penyebab demam berdarah, bagaimana menyajikan makanan higienis, mengatur sanitasi. Kalau hotel berbintang tidak perlu didampingi karena mereka punya duit untuk bayar ahli. Makanya kolaborasi fokusnya membantu usaha wisata milik warga desa, seperti homestay yang kini tumbuh subur," ujar Bupati Anas.

Menurut Anas, isu kesehatan penting karena merupakan salah satu indikator penentu daya saing pariwisata. Dan berdasarkan data World Economic Forum (WEF), daya saing pariwisata Indonesia untuk indikator kesehatan dan kebersihan 2019 sebesar 4,5 pada skala 1-7. Peningkatan kinerja Indonesia untuk indikator tersebut disebut WEF sangat baik.

"Melalui kolaborasi bareng perawat, Banyuwangi ingin sedikit berkontribusi menaikkan daya saing indikator kesehatan dan kebersihan dalam daya saing pariwisata kami. Ini sekaligus untuk membantu warga desa membangun ekosistem pariwisata yang lebih baik," tuturnya.

Sementara itu, Ketua PPNI Banyuwangi Sismulyanto mengemukakan bahwa perawat melakukan pemantauan kepada wisatawan maupun melakukan tindakan penanganan pertama pada gawat darurat (PPGD) di destinasi wisata.

"Saat wisatawan ke Banyuwangi, apa kita tahu mereka sehat? Padahal ia memiliki riwayat sakit, sehingga tugas kita memberikan pertolongan. Tugas kami adalah menekan angka kematian dan kecacatan di destinasi. Kami ingin menciptakan kondisi bahwa wisatawan yang ke Banyuwangi kesehatannya lebih terjamin karena kerja-kerja para perawat ini," kata Sismulyanto.

Ia menjelaskan, PPNI menyiapkan dua ambulans khusus untuk membantu para wisatawan. Armada akan bergiliran berada di lima destinasi wisata dan harus memastikan misalnya ada turis jatuh sakit maka itu harus ditangani dengan baik.

"Program ini sudah diujicobakan beberapa bulan. Perawat bertugas bergantian sesuai rasio wisatawan, ada shift pagi dan siang, terkecuali Kawah Ijen sore sampai pagi," paparnya.

Para tenaga kesehatan akan bersiaga membantu memantau kesehatan wisatawan, dan sebagai percontohan ada di lima destinasi, yaitu Kawah Ijen, Pantai Pulau Merah, Grand Watudodol, Pantai Boom dan hutan De Jawatan. (*)

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019