Warga Desa/Kecamatan Jangkar, Situbondo, Jawa Timur, mulai resah dengan pengemudi dump truk yang mengangkut material proyek pembangunan dermaga di Pelabuhan Feri Jangkar, karena mengemudi secara ugal-ugalan yang dapat membahayakan pengguna jalan lainnya.
"Sikap ugal-ugalan sopir dump truk yang paling utama meresahkan warga Jangkar. Jalan desa kami tidak selebar jalan raya Asembagus maupun Jalan raya Banyuwangi. Harus perhatikan lingkungan dan perhatikan aturan berlalu lintas," kata Qoyyimatul Himmah, salah seorang warga Desa Jangkar, Situbondo, kamis.
Ia menegaskan, tanpa tendensi apapun sebagai warga Desa Jangkar merasa kurang nyaman dengan lalu lalang dump truk pengangkut material pasir dan batu (sirtu) yang melintas di jalan desa ke Pelabuhan Feri Jangkar.
"Yang utama dump truk kecepatan tinggi. Kedua, pasir yang di angkut dump truk tanpa penutup yang benar, maka dari kecepatan tinggi itu mengakibatkan serpihan pasir mengganggu pengguna jalan lainnya, khususnya pengendara sepeda motor," ucapnya.
Himmah juga meminta pihak berwajib memberikan imbauan tertulis kepada pihak kontraktor pengirim pasir (penambang) yang dikirim ke proyek pembangunan di pelabuhan penyeberangan Situbondo-Madura itu.
Termasuk jam pengiriman bahan material untuk proyek itu tidak beraturan, dan bahkan, menurut ia, pengiriman material dilakukam dari pagi hingga malam hari. Selain itu, juga harus memerhatikan polusi udara yang dapat mengganggu pernafasan warga yang tinggal di sekitar pinggir jalan sepanjang jalan menuju Pelabuhan Feri Jangkar.
"Dengarkan keluh kesah masyarakat, jika tidak mau, maka ambil jalur lain untuk ke lokasi proyek," katanya.
Proyek pembangunan di Pelabuhan Feri Jangkar, Situbondo, ini, sebelumnya juga sempat disoal beberapa organisasi masyarakat, karena bahan material urugan pasir dan batu ditengarai tidak sesuai speck.
Sementara itu, Kasat Lantas Polres Situbondo AKP Hendrix K Wardhana setelah memperoleh informasi keluhan masyarakat mengenai sopir dump truk yang ugal-ugalan, pihaknya akan turun ke lapangan.
"Terima kasih infonya, kami akan segera cek," kata Hendrix saat dihubungi lewat pesan singkat whatsapp (WA).
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Sikap ugal-ugalan sopir dump truk yang paling utama meresahkan warga Jangkar. Jalan desa kami tidak selebar jalan raya Asembagus maupun Jalan raya Banyuwangi. Harus perhatikan lingkungan dan perhatikan aturan berlalu lintas," kata Qoyyimatul Himmah, salah seorang warga Desa Jangkar, Situbondo, kamis.
Ia menegaskan, tanpa tendensi apapun sebagai warga Desa Jangkar merasa kurang nyaman dengan lalu lalang dump truk pengangkut material pasir dan batu (sirtu) yang melintas di jalan desa ke Pelabuhan Feri Jangkar.
"Yang utama dump truk kecepatan tinggi. Kedua, pasir yang di angkut dump truk tanpa penutup yang benar, maka dari kecepatan tinggi itu mengakibatkan serpihan pasir mengganggu pengguna jalan lainnya, khususnya pengendara sepeda motor," ucapnya.
Himmah juga meminta pihak berwajib memberikan imbauan tertulis kepada pihak kontraktor pengirim pasir (penambang) yang dikirim ke proyek pembangunan di pelabuhan penyeberangan Situbondo-Madura itu.
Termasuk jam pengiriman bahan material untuk proyek itu tidak beraturan, dan bahkan, menurut ia, pengiriman material dilakukam dari pagi hingga malam hari. Selain itu, juga harus memerhatikan polusi udara yang dapat mengganggu pernafasan warga yang tinggal di sekitar pinggir jalan sepanjang jalan menuju Pelabuhan Feri Jangkar.
"Dengarkan keluh kesah masyarakat, jika tidak mau, maka ambil jalur lain untuk ke lokasi proyek," katanya.
Proyek pembangunan di Pelabuhan Feri Jangkar, Situbondo, ini, sebelumnya juga sempat disoal beberapa organisasi masyarakat, karena bahan material urugan pasir dan batu ditengarai tidak sesuai speck.
Sementara itu, Kasat Lantas Polres Situbondo AKP Hendrix K Wardhana setelah memperoleh informasi keluhan masyarakat mengenai sopir dump truk yang ugal-ugalan, pihaknya akan turun ke lapangan.
"Terima kasih infonya, kami akan segera cek," kata Hendrix saat dihubungi lewat pesan singkat whatsapp (WA).
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019