Pemkab Banyuwangi, Jawa Timur, Selasa, menggelar Festival Kampung Digital dengan memamerkan berbagai kemajuan desa hasil inovasi berbasis digital selama dua hari yakni 3 hingga 4 September 2019.

Dalam Festival Kampung Digital ini digelar di wilayah selatan Banyuwangi, yakni di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Maron, Kecamatan Genteng, desa-desa memamerkan kemajuan desa berbasis digital, mulai sektor pelayanan publik, pelayanan kesehatan hingga ekonomi kreatif.

"Kemajuan Banyuwangi tidak bisa dilepaskan dari kemajuan desa-desanya. Tahun ini ada dua ajang festival khusus yang menjadi pesta inovasi desa, yaitu Festival Smart Kampung pada Juli 2019 yang lebih lengkap, dan hari ini ada Festival Kampung Digital yang juga mengangkat sebagian inovasi desa," ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.

Ia mengatakan, digitalisasi telah memberikan kemudahan dan percepatan dalam berbagai program pembangunan di Kabupaten Banyuwangi.

"Kalau pelayanan publiknya baik, dampaknya ke ekonomi rakyat pasti juga baik," kata Bupati Banyuwangi dua periode itu.

Dari 189 desa di Kabupaten Banyuwangi, 90 persen di antaranya telah berhasil dimasuki jaringan internet berbasis serat optik (fiber optic/FO, dan pemerintah daerah setempat menggandeng dua perusahaan teknologi informasi untuk keperluan tersebut.

"Dengan adanya jaringan internet ke desa-desa, kami harapkan bisa memaksimalkan program Smart Kampung, di mana bukan hanya memberi pelayanan publik yang maksimal, namun juga mengintegrasikan dengan pelayanan kesehatan, pendidikan dan ekonomi kreatif," katanya.

Salah satu inovasi yang ditampilkan adalah layanan KIOSK milik Desa Kaligung, Kecamatan Blimbingsari. KIOSK merupakan bagian dari program Smart Kampung yang berisi aplikasi layanan data dan informasi tentang kependudukan, kesehatan dan pendidikan.

Dengan aplikasi ini, warga bisa melakukan layanan mandiri untuk berbagai keperluan hanya dengan memindai KTP pada perangkat yang disediakan.

Selain itu, juga terdapat aplikasi kesehatan Sistem Aplikasi Posyandu dengan Pencatatan Elektronik (Siap Cantik) milik Desa Genteng Wetan, Kecamatan Genteng. Aplikasi berbasis android ini memberi kemudahan bagi pengguna layanan, khususnya ibu-ibu di kampung untuk melihat perkembangan kesehatan dan mendapatkan tips dan informasi seputar kesehatan.

"Ternyata jika terus didorong, desa-desa berlomba-lomba untuk memberikan yang terbaik. Festival ini juga sebagai media belajar bagi perangkat desa lainnya, agar termotivasi untuk melakukan hal yang sama. Terjadi kompetisi yang sehat untuk saling berinovasi, yang artinya iklim inovasi tumbuh subur di Banyuwangi," kata Anas.

Festival Kampung Digital juga menghadirkan pelaku UMKM desa yang sukses berbisnis berkat teknologi digital, salah satunya Etik Nur Christiani asal Desa Yosomulyo Kecamatan Gambiran, ia memiliki usaha makanan ringan khas Banyuwangi.

"Berkat kemasan yang lebih menarik, produk saya laku di pasaran. Apalagi kami juga dibantu berjualan dan promosi lewat sosial media hingga dapat reseller. Semakin pesat bisnis saya, alhamdulillah dengan daring omzet meningkat dari Rp25 juta per bulan menjadi Rp80 juta per bulan," ujar Etik.

Peserta festival ini diikuti peserta dari santri, penggerak Badan Usaha Milik Desa, dan pemuda Karang taruna, dan mereka (peserta) juga mendapatkan ilmu dari praktisi daring berpengalaman dari startup teknologi riel Warung Pintar dan Siber Kreasi KOMINFO. (*)

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019