Biaya pendidikan menjadi pemicu inflasi bulan Agustus 2019 di Kabupaten Jember mencapai 0,33 persen dan angka tersebut melampaui inflasi Jawa Timur dan nasional masing-masing sebesar 0,12 persen, bahkan inflasi Jember merupakan inflasi tertinggi dari delapan kota IHK se-Jawa Timur.

"Inflasi Jember sebesar 0,33 persen ditunjukkan oleh kenaikan indeks harga konsumen (IHK) dari bulan Juli 2019 sebesar 132,07 persen, naik menjadi sebesar 132,50 persen pada Agustus 2019," kata Kasi Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Jember Candra Bhirawa dalam pers rilis laju inflasi yang digelar di Kantor BPS setempat, Senin.

Menurut dia, komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya inflasi di Jember pada Agustus 2019 adalah tarif sekolah menengah atas, tarif sekolah dasar, emas perhiasan, tarif sekolah menengah pertama, dan daging ayam ras.

"Pada Agustus 2019 tercatat biaya pendidikan sekolah dasar, sekolah menengah atas, dan sekolah menengah pertama terjadi kenaikan biaya pendidikan di sekolah swasta, terutama untuk biaya SPP dan daftar ulang pada saat tahun ajaran baru," tuturnya.

BPS Jember melakukan survei dengan mengambil sampel di beberapa sekolah swasta dan negeri di Kabupaten Jember, namun gejolak kenaikan biaya pendidikan terjadi di sekolah swasta karena sekolah negeri terutama SDN dan SMP Negeri di Jember sudah digratiskan.

Ia mengatakan kenaikan biaya sekolah swasta disepakati setelah dilakukan rapat bersama antara pihak sekolah dengan komite orang tua, sedangkan untuk biaya perguruan tinggi belum tercatat laporannya dan biasanya tercatat setelah mahasiswa baru resmi aktif kuliah.

"Biasanya pengeluaran pendidikan tahun ajaran baru terjadi pada awal Agustus 2019, sehingga mempengaruhi laju inflasi di Kabupaten Jember," katanya.

Sedangkan komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi adalah bawang merah, tomat sayur, bayam, sawi hijau, dan kangkung.

Pada bulan Agustus 2019, komponen inti (core inflation) di Jember mengalami inflasi sebesar 0,59 persen dan komponen bergejolak (volatile foods) mengalami deflasi sebesar 0,2 persen, sedangkan komponen diatur pemerintah (administered price) mengalami inflasi sebesar 0,09 persen.

Dari delapan IHK di Jawa Timur, tujuh kota mengalami inflasi sedangkan satu kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Jember sebesar 0,33 persen, diikuti Probolinggo (0,27 persen), Malang (0,19 persen), Surabaya (0,11 persen), Sumenep (0,10 persen), Banyuwangi (0,08 persen), dan Madiun (0,04 persen), sedangkan yang mengalami deflasi terjadi di Kediri 0,23 persen.

Perwakilan Bappekab Jember dan Diskominfo Jember yang hadir dalam pers rilis inflasi di Kantor BPS Jember tersebut mengaku kaget karena biaya pendidikan menjadi pemicu terbesar terjadinya inflasi di Kabupaten Jember, padahal di daerah setempat sudah mengeluarkan kebijakan sekolah gratis untuk SD dan SMP.

Pihak BPS Jember menjelaskan kenaikan biaya pendidikan terjadi pada sekolah swasta yang telah disurvei oleh petugas dengan menggunakan sejumlah acuan sesuai penghitungan yang sudah ditetapkan. (*)

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019