Pemerintah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur bertahap mulai merealisasikan kerja sama ekonomi budaya dengan Pemprov Daerah Istimewa Yogyakarta dalam upaya penguatan ekonomi kawasan pesisir selatan Jawa.
"Saya ingin menjalin kerja sama dengan dengan Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, menyambut tersambungnya koridor Yogya-Malang," kata Bupati Trenggalek Nur Arifin dikonfirmasi usai perayaan Hari Jadi ke-825 Trenggalek, Sabtu.
Menurut dia, Trenggalek bagian selatan mempunyai hubungan historis dengan krayon Ngayogyakarta Hadiningrat. Hal ini ditandai dengan adanya makam mertua dan cucu Pangeran Mangku Bumi di Panggul.
Demang Panji Nawangkung di Panggul mempunyai peran membantu Pangeran Mangku Bumi melawan penjajah.
"Pendekatan budaya ini diharapkan dapat menjadi pintu masuk kerja sama dengan Yogya, dan Trenggalek mendapatkan kebermanfaatannya," kata Arifin.
Suami Novita Hardini ini menerangkan keinginannya membuat "karavan camp" yang akan digunakan untuk mobilitas wisatawan dari Yogya ke Trenggalek.
"Jadi wisatawan tidak perlu bingung mencari penginapan atau kendaraan dari Yogya ke Trenggalek," kata dia.
Kepada para senior, Bupati Nur Arifin juga menceritakan tentang program lelang investasi yang telah dilakukan.
Lelang investasi ini dilakukan karena setiap mengikuti pameran tidak ada investor yang berkunjung, sehingga Pemerintah Kabupaten Trenggalek mencoba untuk jemput bola untuk menawarkan peluang investasi kepada calon investor.
Patut disyukuri tahun ini ada MoU yang ditandai antara Pemerintah Kabupaten Trenggalek dengan PT. Jakarta Tourisindo dan PT. NSI. Kerja sama ini di bidang pemetaan potensi wisata dan edutel.
Hotel Prigi dijadikan sebagai tempat pendidikan vokasional, sehingga bila ada investor yang masuk ingin membangun hotel mereka tidak bingung mencari sumberdaya manusianya.
Pemerintah Kabupaten Trenggalek juga ingin mencoba membangun Glamping-Glamping Resort semipermanen.
Selama ini wisatawan tertarik dengan keindahan pantai di Trenggalek, namun mereka bingung untuk menginap.
Glamping resort ini diharapkan bisa menjadi solusi dari kebuntuan ini sehingga wisatawan bisa tidur di tengah-tengah alam.
"Akan menjadi menarik, ketika bangun tidur mereka bisa langsung menikmati keindahan teluk kita," jelasnya.
Kepada seniornya bapak tiga anak ini menampik isu bila dirinya ingin menjual tanah aset di Trenggalek.
Tanah aset ini menjadi daya tarik kepada investor, sehingga mereka tidak perlu investasi tanah karena Pemerintah telah mempersiapkan tanah pemkab yang clear and clean.
'Tanah-tanah ini bukannya dijual melainkan dihitung sebagai saham, sehingga PAD bisa terus mengalir ke pemerintah daerah," jelasnya.
Selain lelang investasi Bupati Trenggalek juga menjelaskan mengenai jargon baru Trenggalek “MEROKET” yang kepanjangannya “Maju Ekonomi Rakyatnya Organisasi atau Orangnya Kreatif dan Ekosistemnya Terjaga” sebagai ikhtiar pemerintah daerah untuk memajukan perekonomian masyarakat, yakni dengan mengajak masyarakatnya kreatif dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan.
Untuk mewujudkan hal tersebut tidak bisa lagi hanya mengejar, melainkan perlu lompatan-lompatan, kata Arifin.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Saya ingin menjalin kerja sama dengan dengan Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, menyambut tersambungnya koridor Yogya-Malang," kata Bupati Trenggalek Nur Arifin dikonfirmasi usai perayaan Hari Jadi ke-825 Trenggalek, Sabtu.
Menurut dia, Trenggalek bagian selatan mempunyai hubungan historis dengan krayon Ngayogyakarta Hadiningrat. Hal ini ditandai dengan adanya makam mertua dan cucu Pangeran Mangku Bumi di Panggul.
Demang Panji Nawangkung di Panggul mempunyai peran membantu Pangeran Mangku Bumi melawan penjajah.
"Pendekatan budaya ini diharapkan dapat menjadi pintu masuk kerja sama dengan Yogya, dan Trenggalek mendapatkan kebermanfaatannya," kata Arifin.
Suami Novita Hardini ini menerangkan keinginannya membuat "karavan camp" yang akan digunakan untuk mobilitas wisatawan dari Yogya ke Trenggalek.
"Jadi wisatawan tidak perlu bingung mencari penginapan atau kendaraan dari Yogya ke Trenggalek," kata dia.
Kepada para senior, Bupati Nur Arifin juga menceritakan tentang program lelang investasi yang telah dilakukan.
Lelang investasi ini dilakukan karena setiap mengikuti pameran tidak ada investor yang berkunjung, sehingga Pemerintah Kabupaten Trenggalek mencoba untuk jemput bola untuk menawarkan peluang investasi kepada calon investor.
Patut disyukuri tahun ini ada MoU yang ditandai antara Pemerintah Kabupaten Trenggalek dengan PT. Jakarta Tourisindo dan PT. NSI. Kerja sama ini di bidang pemetaan potensi wisata dan edutel.
Hotel Prigi dijadikan sebagai tempat pendidikan vokasional, sehingga bila ada investor yang masuk ingin membangun hotel mereka tidak bingung mencari sumberdaya manusianya.
Pemerintah Kabupaten Trenggalek juga ingin mencoba membangun Glamping-Glamping Resort semipermanen.
Selama ini wisatawan tertarik dengan keindahan pantai di Trenggalek, namun mereka bingung untuk menginap.
Glamping resort ini diharapkan bisa menjadi solusi dari kebuntuan ini sehingga wisatawan bisa tidur di tengah-tengah alam.
"Akan menjadi menarik, ketika bangun tidur mereka bisa langsung menikmati keindahan teluk kita," jelasnya.
Kepada seniornya bapak tiga anak ini menampik isu bila dirinya ingin menjual tanah aset di Trenggalek.
Tanah aset ini menjadi daya tarik kepada investor, sehingga mereka tidak perlu investasi tanah karena Pemerintah telah mempersiapkan tanah pemkab yang clear and clean.
'Tanah-tanah ini bukannya dijual melainkan dihitung sebagai saham, sehingga PAD bisa terus mengalir ke pemerintah daerah," jelasnya.
Selain lelang investasi Bupati Trenggalek juga menjelaskan mengenai jargon baru Trenggalek “MEROKET” yang kepanjangannya “Maju Ekonomi Rakyatnya Organisasi atau Orangnya Kreatif dan Ekosistemnya Terjaga” sebagai ikhtiar pemerintah daerah untuk memajukan perekonomian masyarakat, yakni dengan mengajak masyarakatnya kreatif dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan.
Untuk mewujudkan hal tersebut tidak bisa lagi hanya mengejar, melainkan perlu lompatan-lompatan, kata Arifin.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019