Pihak Kepolisian Resor Madiun Kota, Jawa Timur dan pemerintah kota setempat meminta para anggota perguruan pencak silat untuk menggelar tradisi "Suroan" yang aman dan damai dalam rangka perayaan Tahun Baru Islam 1441 Hijriah atau malam 1 Muharam di wilayah Madiun dan sekitarnya.
Kapolres Madiun Kota AKBP Nasrun Pasaribu mengatakan jajarannya bersama TNI dan Pemkot Madiun senantiasa siap untuk menjaga keamanan kota.
"Kami menyiagakan sebanyak 1.150 personel gabungan selama Operasi Aman Suro 2019 berlangsung. Masing-masing ketua perguruan pencak silat juga sudah berkomitmen dan bertanggung jawab terhadap pergerakan yang dilakukan anak didiknya. Serta, wajib mendapatkan izin dari petugas keamanan setempat untuk berkegiatan," ujar AKBP Nasrun saat memimpin Apel Gelar Pasukan dalam rangka Operasi Aman Suro Tahun 2019 di Halaman Mako Polres Madiun Kota, Kamis.
Menurut dia, seribuan personel gabungan tersebut akan disiagakan di sejumlah titik strategis dan rawan. Selain itu, pihaknya juga menyiagakan tim untuk menjaga daerah perbatasan. Hal itu dilakukan sebagai upaya pencegahan.
"Salah satunya, terhadap para anggota padepokan yang ingin masuk ke daerah kota dengan menggunakan sepeda motor. Sebab, sesuai kesepakatan, pesilat boleh masuk Kota Madiun asalkan mengendarai kendaraan roda empat tertutup," kata dia.
Nasrun berharap keadaan kondusif di Kota Madiun selama bulan Suro dapat terjaga. Selain itu, semua kegiatan tradisi juga dapat terlaksana dengan aman dan lancar.
"Hal penting lainnya, seluruh anggota padepokan turut menjaga ketertiban kota. Sehingga masyarakat dapat beraktivitas dengan nyaman. Kota Madiun harus aman," katanya.
Hal serupa ditegaskan oleh Wali Kota Madiun Maidi yang hadir dalam kegiatan tersebut. Maidi juga berpesan kepada masyarakat dan pendatang untuk tetap menjaga kesantunan selama di Kota Madiun. Sehingga, kondisi di dalam kota tetap aman dan nyaman.
Pihaknya ingin menciptakan wisata Suro yang menyenangkan dan dapat dinikmati masyarakat. Sebab, tradisi Suroan hanya ada di wilayah Madiun. Hal itu karena Madiun merupakan pusat dari sejumlah perguruan pencak silat yang akrab dengan tradisi tersebut.
Sehingga hal itu jika dikemas dengan baik dan didukung kesadaran semua pendekar yang ada, maka akan menjadi suatu ikon wilayah Madiun dan sekitarnya.
"Harapannya, keamanan terjaga. Sehingga mampu meramaikan dan menyenangkan orang-orang yang datang ke sini. Bukan keamanan yang menakutkan, tapi yang membuat nyaman semuanya," kata Maidi.
Ia menambahkan selama bulan Suro, Pemkot Madiun juga akan menyiagakan tim keamanannya untuk menjaga ketertiban kota, di antaranya anggota dari Satpol PP, Linmas, dan Dishub. Mereka akan disiagakan untuk memantau keamanan kota.
Sesuai rencana, kegiatan Suro oleh anggota Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) dilaksanakan pada Sabtu tanggal 31 Agustus sampai dengan Jumat tanggal 6 September 2019. Sedangkan kegiatan Suran Agung oleh Persaudaraan Setia Hati Winongo Tunas Muda (PSHWTM) dilaksanakan pada Minggu tanggal 15 September 2019.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Kapolres Madiun Kota AKBP Nasrun Pasaribu mengatakan jajarannya bersama TNI dan Pemkot Madiun senantiasa siap untuk menjaga keamanan kota.
"Kami menyiagakan sebanyak 1.150 personel gabungan selama Operasi Aman Suro 2019 berlangsung. Masing-masing ketua perguruan pencak silat juga sudah berkomitmen dan bertanggung jawab terhadap pergerakan yang dilakukan anak didiknya. Serta, wajib mendapatkan izin dari petugas keamanan setempat untuk berkegiatan," ujar AKBP Nasrun saat memimpin Apel Gelar Pasukan dalam rangka Operasi Aman Suro Tahun 2019 di Halaman Mako Polres Madiun Kota, Kamis.
Menurut dia, seribuan personel gabungan tersebut akan disiagakan di sejumlah titik strategis dan rawan. Selain itu, pihaknya juga menyiagakan tim untuk menjaga daerah perbatasan. Hal itu dilakukan sebagai upaya pencegahan.
"Salah satunya, terhadap para anggota padepokan yang ingin masuk ke daerah kota dengan menggunakan sepeda motor. Sebab, sesuai kesepakatan, pesilat boleh masuk Kota Madiun asalkan mengendarai kendaraan roda empat tertutup," kata dia.
Nasrun berharap keadaan kondusif di Kota Madiun selama bulan Suro dapat terjaga. Selain itu, semua kegiatan tradisi juga dapat terlaksana dengan aman dan lancar.
"Hal penting lainnya, seluruh anggota padepokan turut menjaga ketertiban kota. Sehingga masyarakat dapat beraktivitas dengan nyaman. Kota Madiun harus aman," katanya.
Hal serupa ditegaskan oleh Wali Kota Madiun Maidi yang hadir dalam kegiatan tersebut. Maidi juga berpesan kepada masyarakat dan pendatang untuk tetap menjaga kesantunan selama di Kota Madiun. Sehingga, kondisi di dalam kota tetap aman dan nyaman.
Pihaknya ingin menciptakan wisata Suro yang menyenangkan dan dapat dinikmati masyarakat. Sebab, tradisi Suroan hanya ada di wilayah Madiun. Hal itu karena Madiun merupakan pusat dari sejumlah perguruan pencak silat yang akrab dengan tradisi tersebut.
Sehingga hal itu jika dikemas dengan baik dan didukung kesadaran semua pendekar yang ada, maka akan menjadi suatu ikon wilayah Madiun dan sekitarnya.
"Harapannya, keamanan terjaga. Sehingga mampu meramaikan dan menyenangkan orang-orang yang datang ke sini. Bukan keamanan yang menakutkan, tapi yang membuat nyaman semuanya," kata Maidi.
Ia menambahkan selama bulan Suro, Pemkot Madiun juga akan menyiagakan tim keamanannya untuk menjaga ketertiban kota, di antaranya anggota dari Satpol PP, Linmas, dan Dishub. Mereka akan disiagakan untuk memantau keamanan kota.
Sesuai rencana, kegiatan Suro oleh anggota Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) dilaksanakan pada Sabtu tanggal 31 Agustus sampai dengan Jumat tanggal 6 September 2019. Sedangkan kegiatan Suran Agung oleh Persaudaraan Setia Hati Winongo Tunas Muda (PSHWTM) dilaksanakan pada Minggu tanggal 15 September 2019.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019