Organisasi kemanusiaan nirlaba Aksi Cepat Tanggap (ACT) Kabupaten Jember mendistribusikan air bersih di beberapa daerah kekeringan yang tersebar di tiga kabupaten yakni Lumajang, Bondowoso, dan Banyuwangi, yang ditandai dengan acara peluncuran mobil tangki air bersih di halaman pintu masuk Universitas Jember, Jawa Timur, Kamis.
"Kami melakukan kerja sama dengan lembaga kemanusiaan yang ada di Jember untuk mendistribusikan bantuan air bersih kepada warga yang mengalami krisis air bersih," kata Branch Manajer ACT Jember M.R. Warang Agung di Jember.
Menurut dia, sebanyak tujuh truk tangki dengan masing-masing tangki berisi 5.000 liter air siap didistribusikan untuk membantu warga yang kesulitan mendapatkan air bersih selama musim kemarau.
"Air bersih itu didistribusikan ke titik kekeringan yang berada di tiga kabupaten seperti Kecamatan Ranuyoso di Kabupaten Lumajang, Kecamatan Songgon di Kabupaten Banyuwangi, Kecamatan Botolinggo di Kabupaten Bondowoso," katanya.
Ia mengatakan pihaknya menggandeng berbagai pihak seperti Universitas Jember, BPBD, dan komunitas relawan lainnya untuk ikut peduli mengatasi bentuk kekeringan karena persoalan kesulitan air bersih tidak hanya tanggung jawab pemerintah, melainkan tanggung jawab semua pihak.
"Kegiatan distribusi air bersih ke daerah kekeringan dilakukan secara nasional dan seluruh cabang ACT juga melakukan hal itu, sehingga kami menyiapkan jutaan liter air sebagai program untuk membantu pemerintah dalam mengatasi kekeringan," katanya.
Ia menjelaskan ada banyak desa di wilayah tapal kuda yang mengalami krisis kekurangan air bersih dan membutuhkan bantuan air bersih dengan segera, sehingga pihak ACT Jember berkolaborasi dengan berbagai pihak mulai jajaran pemerintahan, komunitas, maupun civitas akademika, serta masyarakat luas yang selama ini berperan aktif bersama ACT membantu mengatasi kekeringan.
"Hingga Agustus 2019, ACT Jember telah mengirimkan lebih dari 50.000 liter air bersih ke berbagai wilayah Tapal Kuda dan kegiatan penyaluran air bersih juga serentak dilakukan d tujuh kabupaten/kota di wilayah kerja ACT Jember," ujarnya.
Berdasarkan data BNPB tercatat 55 kabupaten/kota yang menetapkan status siaga darurat bencana kekeringan, termasuk Jawa Timur yakni tercatat 25 kabupaten/kota yang mengalami status siaga bencana kekeringan yang diperkirakan memberikan dampak cukup parah bagi masyarakat.
"Upaya yang dilakukan ACT Jember yakni penyaluran air bersih dan rencana pembangunan sumur di wilayah kerja ACT Jember yang meliputi Kabupaten Banyuwangi, Jember, Bondowoso, Situbondo, Lumajang, dan Probolinggo," katanya menambahkan.
Sementara Program Officer ACT Jember Dani mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama membantu dan menyalurkan kepeduliannya terhadap wilayah-wilayah yang mengalami kekeringan di Indonesia, terutama di wilayah Tapal Kuda.
"Rencana jangka panjang untuk mengatasi masalah kekeringan, maka ACT akan berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk membangun sumur baik sumur keluarga maupun sumur komunal, serta pelatihan pemanen hujan untuk antisipasi kemarau tahun berikutnya," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Kami melakukan kerja sama dengan lembaga kemanusiaan yang ada di Jember untuk mendistribusikan bantuan air bersih kepada warga yang mengalami krisis air bersih," kata Branch Manajer ACT Jember M.R. Warang Agung di Jember.
Menurut dia, sebanyak tujuh truk tangki dengan masing-masing tangki berisi 5.000 liter air siap didistribusikan untuk membantu warga yang kesulitan mendapatkan air bersih selama musim kemarau.
"Air bersih itu didistribusikan ke titik kekeringan yang berada di tiga kabupaten seperti Kecamatan Ranuyoso di Kabupaten Lumajang, Kecamatan Songgon di Kabupaten Banyuwangi, Kecamatan Botolinggo di Kabupaten Bondowoso," katanya.
Ia mengatakan pihaknya menggandeng berbagai pihak seperti Universitas Jember, BPBD, dan komunitas relawan lainnya untuk ikut peduli mengatasi bentuk kekeringan karena persoalan kesulitan air bersih tidak hanya tanggung jawab pemerintah, melainkan tanggung jawab semua pihak.
"Kegiatan distribusi air bersih ke daerah kekeringan dilakukan secara nasional dan seluruh cabang ACT juga melakukan hal itu, sehingga kami menyiapkan jutaan liter air sebagai program untuk membantu pemerintah dalam mengatasi kekeringan," katanya.
Ia menjelaskan ada banyak desa di wilayah tapal kuda yang mengalami krisis kekurangan air bersih dan membutuhkan bantuan air bersih dengan segera, sehingga pihak ACT Jember berkolaborasi dengan berbagai pihak mulai jajaran pemerintahan, komunitas, maupun civitas akademika, serta masyarakat luas yang selama ini berperan aktif bersama ACT membantu mengatasi kekeringan.
"Hingga Agustus 2019, ACT Jember telah mengirimkan lebih dari 50.000 liter air bersih ke berbagai wilayah Tapal Kuda dan kegiatan penyaluran air bersih juga serentak dilakukan d tujuh kabupaten/kota di wilayah kerja ACT Jember," ujarnya.
Berdasarkan data BNPB tercatat 55 kabupaten/kota yang menetapkan status siaga darurat bencana kekeringan, termasuk Jawa Timur yakni tercatat 25 kabupaten/kota yang mengalami status siaga bencana kekeringan yang diperkirakan memberikan dampak cukup parah bagi masyarakat.
"Upaya yang dilakukan ACT Jember yakni penyaluran air bersih dan rencana pembangunan sumur di wilayah kerja ACT Jember yang meliputi Kabupaten Banyuwangi, Jember, Bondowoso, Situbondo, Lumajang, dan Probolinggo," katanya menambahkan.
Sementara Program Officer ACT Jember Dani mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama membantu dan menyalurkan kepeduliannya terhadap wilayah-wilayah yang mengalami kekeringan di Indonesia, terutama di wilayah Tapal Kuda.
"Rencana jangka panjang untuk mengatasi masalah kekeringan, maka ACT akan berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk membangun sumur baik sumur keluarga maupun sumur komunal, serta pelatihan pemanen hujan untuk antisipasi kemarau tahun berikutnya," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019