Pemerintah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Kamis, menggelar ritual adat jamasan pusaka sebagai rangkaian menjelang puncak hari jadi ke-825 daerah itu.
Prosesi jamasan tiga benda pusaka itu digelar di dalam pendopo Kabupaten Trenggalek dengan nuansa khas adat Jawa.
Bupati Moch Nur Arifin yang memimpin langsung acara tersebut, mengenakan segala atribut pakaian Jawa, seperti blankon, baju sorjan dan semua yang berbau adat tradisional Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat.
Selain bupati yang tampil laiknya seorang adipati, pakaian yang dikenakan segenap tamu undangan juga gagrak Yogya, mulai ikat di kepala sampai dengan jarik yang digunakan. Untuk ikat kepala menggunakan blangkon khas Yogyakarta dengan mondolan di belakang.
Kekentalan juga terlihat pada prosesi penjamasan yang didahului dengan selamatan sebagai simbol wujud syukur atas limpahan keberkahan dari Allah SWT.
Dalam jamasan ini, dua tombak pusaka Korowelang, Songsong Tunggul Projo, Songsong Tunggul Nogo, Panji Lambang Kabupaten, dan Parasamya Purna Karya Nugraha, dibersihkan dengan air yang berasal dari 14 sumber air di 14 Kecamatan yang ada di Trenggalek.
Sebelum dibersihkan pusaka-pusaka Kabupaten Trenggalek terlebih dahulu diserahkan orang nomor satu di Pemkab Trenggalek itu kepada juru jamas setempat, yakni dr. Sarjono Baskoro.
"Jamasan pusaka merupakan momentum yang sangat penting dalam prosesi Hari Jadi ke-825 Trenggalek," kata Bupati saat memberikan sambutan.
Dijelaskannya, upacara adat jamasan pusaka tersebut digelar dalam rangka meneruskan adat yang diwariskan oleh para leluhur atau pendahulu Trenggalek.
Kata Arifin atau mas Ipin, jamasan pusaka bukan karena kesaktian benda itu, melainkan sebagai simbol dalam adat Jawa selalu ada pusaka yang dulu digunakan untuk berjuang.
"Sedangkan sekarang digunakan sebagai simbol untuk mengenang perjuangan tersebut," katanya.
Dia berharap, dengan terus dilestarikan itu dapat menggugah hati dan semangat generasi saat ini untuk meneruskan perjuangan pendahulu.
Mengakhiri sambutannya, Mochamad Nur Arifin mengucapkan ucapan selamat hari jadi ke-825 Trenggalek.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Prosesi jamasan tiga benda pusaka itu digelar di dalam pendopo Kabupaten Trenggalek dengan nuansa khas adat Jawa.
Bupati Moch Nur Arifin yang memimpin langsung acara tersebut, mengenakan segala atribut pakaian Jawa, seperti blankon, baju sorjan dan semua yang berbau adat tradisional Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat.
Selain bupati yang tampil laiknya seorang adipati, pakaian yang dikenakan segenap tamu undangan juga gagrak Yogya, mulai ikat di kepala sampai dengan jarik yang digunakan. Untuk ikat kepala menggunakan blangkon khas Yogyakarta dengan mondolan di belakang.
Kekentalan juga terlihat pada prosesi penjamasan yang didahului dengan selamatan sebagai simbol wujud syukur atas limpahan keberkahan dari Allah SWT.
Dalam jamasan ini, dua tombak pusaka Korowelang, Songsong Tunggul Projo, Songsong Tunggul Nogo, Panji Lambang Kabupaten, dan Parasamya Purna Karya Nugraha, dibersihkan dengan air yang berasal dari 14 sumber air di 14 Kecamatan yang ada di Trenggalek.
Sebelum dibersihkan pusaka-pusaka Kabupaten Trenggalek terlebih dahulu diserahkan orang nomor satu di Pemkab Trenggalek itu kepada juru jamas setempat, yakni dr. Sarjono Baskoro.
"Jamasan pusaka merupakan momentum yang sangat penting dalam prosesi Hari Jadi ke-825 Trenggalek," kata Bupati saat memberikan sambutan.
Dijelaskannya, upacara adat jamasan pusaka tersebut digelar dalam rangka meneruskan adat yang diwariskan oleh para leluhur atau pendahulu Trenggalek.
Kata Arifin atau mas Ipin, jamasan pusaka bukan karena kesaktian benda itu, melainkan sebagai simbol dalam adat Jawa selalu ada pusaka yang dulu digunakan untuk berjuang.
"Sedangkan sekarang digunakan sebagai simbol untuk mengenang perjuangan tersebut," katanya.
Dia berharap, dengan terus dilestarikan itu dapat menggugah hati dan semangat generasi saat ini untuk meneruskan perjuangan pendahulu.
Mengakhiri sambutannya, Mochamad Nur Arifin mengucapkan ucapan selamat hari jadi ke-825 Trenggalek.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019