Komunitas penganut ajaran Tridarma di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Senin, membagikan ribuan paket sembako kepada warga sekitar, mulai dewasa, lansia hingga anak-anak.

Prosesi pembagian sembako dipusatkan di Klenteng Tjoe Tik Kiong, setelah umat Tridarma melakukan ritual sembahyang Phak To, semacam upacara sembahyang rebutan (ulam bana) dalam tradisi penyambutan arwah para leluhur yang diyakini turun pada bulan tujuh tahun penanggalan Imlek.

"Ritual semacam ini rutin digelar setiap tahun sekali untuk menghormati leluhur kami yang turun pada bulan tujuh tanggal 9 penanggalan China (Imlek)," kata Wakil Ketua Tempat Ibadah Tri Darma (TITD) Tjoe Tik Kiong, Wibisono.

Sesajian yang dikumpulkan di tengah halaman gedung serbaguna klenteng, selanjutnya dibagikan kepada ribuan warga yang telah duduk mengantre di dalam gedung sejak pagi, termasuk para lansia dan anak-anak.

Semua mendapat bagian paket sembako tanpa terkecuali, dengan isi meliputi beras, gula, mi instan, kopi, dan minyak goreng.

Penyaluran paket sembako itu mendapat penjagaan ketat dari aparat kepolisian dan TNI, sehingga pembagiannya berlangsung tertib dan lancar hingga acara usai sekitar pukul 13.00 WIB.
Petugas membagikan sembako kepada ribuan warga miskin di Klenteng Tjoe Tik Kiong, Tulungagung, Jawa Timur, Senin (19/7/2019). (ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko)

Menurut penjelasan Wibisono, sembahyang rebutan bertujuan untuk memberi makan arwah-arwah atau makluk halus agar mereka tenang dan tidak mengganggu yang masih hidup di dunia.

Itu sebabnya di dalam klenteng yang menjadi lokasi sembahyangan, disediakan aneka makanan, buah-buahan, hingga tiga ekor babi guling berukuran besar yang telah diolah dan siap hidang.

Sembahyang juga ditafsirkan sebagai ritual mengusir arwah jahat dan setan di bumi.

"Kami berharap pemberian sembako ini bisa membantu warga yang kurang mampu," kata Wibisono.

Ritual sembahyang rebutan selalu ramai dihadiri warga, terutama mereka yang berharap mendapat bagian paket sembako dan angpao.

Dulu prosesi sembahyang rebutan sempat ricuh karena warga berebut tidak terkendali.

Kini setelah berulang kali dilakukan evaluasi dan demi mencegah kekacauan, massa calon penerima sembako diwajibkan antre berkumpul di dalam gedung, kemudian diberi kesempatan keluar pintu bergiliran untuk memenerima ribuan paket sembako yang telah disiapkan.

Menariknya, tak hanya orang tua/dewasa yang berhak mendapat sembako. Lansia bahkan anak-anak yang masih balita, asal mampu membawa sendiri sembakonya, juga berhak mendapat jatah sebagaimana orang dewasa lainnya.

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019