Direktur Pusat Pengkajian Pancasila dan Konstitusi (Puskapsi) Fakultas Hukum Universitas Jember Dr Bayu Dwi Anggono mengatakan Presiden Joko Widodo menampilkan pendidikan politik yang baik bagi masyarakat, juga generasi muda Indonesia ketika menyapa Sandiaga Uno yang hadir dalam Sidang Tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) di Gedung MPR DPR, Jakarta, Jumat.

"Kita apresiasi pidato Presiden Jokowi khusus menyapa pak Sandiaga Uno, itu adalah pendidikan politik yang baik pasca-pemilu," kata Bayu kepada ANTARA saat dihubungi di Jakarta.

Bayu mengatakan seluruh rakyat Indonesia tahu, Sandiaga Uno merupakan rival dalam proses Pemilu 2019 yang diikuti Presiden Joko Widodo.

Sapaan khusus untuk Sandi disampaikan Presiden Jokowi dalam sambutan pidatonya dengan menyebutnya sebagai sahabat.

"Ini pendidikan politik yang baik pasca-pemilu supaya semua kembali menjadi sahabat jadi satu bangsa Indonesia," ucap Bayu.

Sebelumnya Ketua MPR Zulkifli Hasan juga menyapa kehadiran Sandiaga Uno yang saat itu duduk di kursi sebelah Wakil Presiden terpilih Ma'ruf Amin.

Tidak hanya itu, pendidikan politik lainnya dari pidato presiden Jokowi dalam Sidang Tahunan MPR tanggal 16 Agustus ini juga diapresiasi oleh Bayu, kala presiden mengingatkan agar tidak ada ego sentris antar-lembaga negara.

"Yang kedua, presiden juga baik mengingatkan tidak boleh ada ego sentris antar-lembaga negara. Check and balances itu penting mengimbangi antar-lembaga negara, tapi tidak boleh jadi ego sektoral merasa ada lembaga yang lebih kuat dari lembaga lain, semua harus bergandengan tangan dengan lembaga yang lain," tutur Bayu.

Sepakat dengan apa yang disampaikan Presiden, Bayu mengatakan semua lembaga negara punya tugas, tantangan Indonesia makin berat dan berubah, tantangan globalisasi hanya bisa dijawab dengan kesatuan antara semua lembaga negara.

Pewarta: Laily Rahmawaty

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019