Harga cabai rawit merah di sejumlah pasar tradisional di Kota Madiun, Jawa Timur, terpantau masih "selangit", yakni di kisaran Rp85.000 hingga Rp100.000 per kilogram.
"Harga cabai rawit masih tinggi. Sepekan terakhir ini sudah ada di kisaran Rp85.000 hingga Rp90.000 per kilogram. Bahkan di tingkat pedagang kecil sudah menjual Rp100.000 per kilograam," ujar seorang pedagang sayuran di Pasar Besar Madiun, Maieni kepada wartawan, Kamis.
Menurut dia, kondisi masih tingginya harga cabai rawit merah tersebut disebabkan karena pasokan cabai dari petani yang terbatas. Sehingga stok di pasaran menipis, sedangkan permintaan terus ada, terlebih saat ini musim hajatan pernikahan.
Kondisi tingginya harga tersebut tidak hanya dikeluhkan konsumen, namun juga para pedagang. Tingginya harga cabai rawit membuat daya beli konsumen turun.
Harga tinggi juga terjadi untuk komoditas cabai lainnya, yakni cabai keriting dan merah besar. Sesuai pantauan, harga cabai keriting telah tembus Rp80.000 per kilogram dari sebelumnya di angka Rp60.000 per kilogram. Sedangkan harga cabai merah besar berada di angka Rp65.000 per kilo dari sebelumnya kisaran Rp57.000 hingga Rp60.000 per kilogram.
Para pedagang memperkirakan tingginya harga cabai masih akan terjadi selama musim kemarau berlangsung. Hal itu karena stok yang berkurang karena panenan cabai banyak yang rusak akibat kekurangan air.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Madiun Umar Sjaifudin di Madiun mengatakan kenaikan dan tingginya harga cabai rawit memiliki andil terbesar memicu laju inflasi di Kota Madiun sebesar 0,17 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 134,47 persen pada bulan Juli 2019.
Sesuai data, andil kenaikan harga cabai rawit tergolong tinggi dalam laju inflasi bulan Juli 2019. Yakni sebesar 0,13 persen.
"Angka itu kira-kira dua per tiga dari laju inflasi Kota Madiun yang mencapai 0,17 persen," kata Sjaifudin.
Pihaknya meminta tim pengendali inflasi daerah (TPID) Kota Madiun untuk terus berupaya menekan harga aneka cabai, terutama cabai rawit merah, agar harganya terkendali dan tidak memicu inflasi yang tinggi di Bulan Agustus.
Di antaranya dengan gencar melakukan operasi pasar cabai rawit merah di pasar-pasar tradisional, seperti Pasar Besar, Pasar Sleko, dan Srijaya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Harga cabai rawit masih tinggi. Sepekan terakhir ini sudah ada di kisaran Rp85.000 hingga Rp90.000 per kilogram. Bahkan di tingkat pedagang kecil sudah menjual Rp100.000 per kilograam," ujar seorang pedagang sayuran di Pasar Besar Madiun, Maieni kepada wartawan, Kamis.
Menurut dia, kondisi masih tingginya harga cabai rawit merah tersebut disebabkan karena pasokan cabai dari petani yang terbatas. Sehingga stok di pasaran menipis, sedangkan permintaan terus ada, terlebih saat ini musim hajatan pernikahan.
Kondisi tingginya harga tersebut tidak hanya dikeluhkan konsumen, namun juga para pedagang. Tingginya harga cabai rawit membuat daya beli konsumen turun.
Harga tinggi juga terjadi untuk komoditas cabai lainnya, yakni cabai keriting dan merah besar. Sesuai pantauan, harga cabai keriting telah tembus Rp80.000 per kilogram dari sebelumnya di angka Rp60.000 per kilogram. Sedangkan harga cabai merah besar berada di angka Rp65.000 per kilo dari sebelumnya kisaran Rp57.000 hingga Rp60.000 per kilogram.
Para pedagang memperkirakan tingginya harga cabai masih akan terjadi selama musim kemarau berlangsung. Hal itu karena stok yang berkurang karena panenan cabai banyak yang rusak akibat kekurangan air.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Madiun Umar Sjaifudin di Madiun mengatakan kenaikan dan tingginya harga cabai rawit memiliki andil terbesar memicu laju inflasi di Kota Madiun sebesar 0,17 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 134,47 persen pada bulan Juli 2019.
Sesuai data, andil kenaikan harga cabai rawit tergolong tinggi dalam laju inflasi bulan Juli 2019. Yakni sebesar 0,13 persen.
"Angka itu kira-kira dua per tiga dari laju inflasi Kota Madiun yang mencapai 0,17 persen," kata Sjaifudin.
Pihaknya meminta tim pengendali inflasi daerah (TPID) Kota Madiun untuk terus berupaya menekan harga aneka cabai, terutama cabai rawit merah, agar harganya terkendali dan tidak memicu inflasi yang tinggi di Bulan Agustus.
Di antaranya dengan gencar melakukan operasi pasar cabai rawit merah di pasar-pasar tradisional, seperti Pasar Besar, Pasar Sleko, dan Srijaya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019