Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda memantau sejumlah wilayah di Jawa Timur terkait munculnya titik panas yang berpotensi terjadinya kebakaran.

Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Juanda, Teguh Tri Susanto, saat dikonfirmasi di Sidoarjo, Kamis, mengatakan dari pemantauan yang dilakukan pada hari ini, titik panas tersebut muncul di wilayah Banyuwangi.

"Dari pemantauan citra satelit kami, pada hari ini muncul dua titik panas yang ada di Banyuwangi," ujarnya.

Ia menjelaskan, atas munculnya titik panas tersebut pihaknya langsung berkoordinasi dengan pemangku kepentingan setempat seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya kebakaran.

"Dalam hal ini BMKG bertanggung jawab dalam hal informasi penyebaran potensi titik panas, untuk mitigasi di lapangan lebih ke BPBD," tambahnya.

Ia menerangkan, pihak BMKG selalu memonitor terkait titik panas ini dan selalu memberikan peringatan dini untuk hal ini baik melalui laman BMKG maupun ke grup whatsapp serta ke BPBD setempat.

"Pemantauan itu dilakukan perwaktu, sehingga kemunculan titik panas tersebut bisa berubah," lanjutnya.

Sebelumnya, BMKG meminta masyarakat untuk tetap terus mewaspadai sebaran titik panas guna menghindari terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).

Berdasarkan hasil pemantauan selama dua minggu terakhir (25 Juli hingga 5 Agustus 2019) sedikitnya BMKG mengidentifikasi terdapat 18.895 titik panas di seluruh wilayah Asia Tenggara dan Papua Nugini.

Oleh karena itu, BMKG terus berkoordinasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), BNPB, Pemerintah Daerah (BPBD), instansi terkait, dan masyarakat luas untuk terus meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan terhadap potensi kebakaran lahan dan hutan, bahaya polusi udara dan asap, potensi kekeringan lahan dan kekurangan air bersih.

Pewarta: Indra Setiawan

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019