Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya meluncurkan mobil listrik formula bernama Anargya EV Mark 1.0 untuk mengikuti lomba di Student Formula Japan (SFJ) 2019 yang diselenggarakan oleh Society of Automotive Engineers of Japan (JSAE) pada tanggal 27 - 31 Agustus mendatang.
"Anargya EV MARK 1.0 merupakan mobil formula listrik pertama yang diproduksi oleh Tim Anargya ITS dan dibawahi oleh Pusat Unggulan Iptek Sistem dan Kontrol Otomotif (PUI-SKO) ITS," kata Rektor ITS Prof Mochamad Ashari saat meluncurkan mobil tersebut di kampus setempat, Kamis.
Ashari mengatakan tim ini mendesain, manufaktur, hingga meng-assembly sebagian besar bagian seperti motor dan sistem kontrol yang akan digunakan pada mobil formula tersebut.
Ashari juga mengucapkan terima kasih kepada para mahasiswa dalam tim Anargya yang telah berjuang meluangkan tenaga, waktu, dan pikirannya untuk membangun sebuah mahakarya tersebut. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada para dosen pembimbing yang selalu menemani mahasiswa selama proses berlangsung.
"Kami semua duduk bersama dan bersiap menantikan detik-detik yang membanggakan dengan adanya prestasi baru bagi ITS dan juga Indonesia," tutur guru besar Teknik Elektro ini antusias.
Dalam lomba SFJ 2019 yang juga diikuti tim dari Jepang, India, Taiwan, dan Thailand, tim Anargya akan mewakili Indonesia dalam kategori formula dengan tenaga gerak listrik.
"Semoga dalam keikutsertaan ITS kali ini, salah satunya melalui tim Anargya ini, kami bisa memberikan hasil yang terbaik dengan mendapat podium tertinggi," ujarnya.
Pembina dari tim Anargya, Alief Wikarta memaparkan bahwa karya yang telah dibuat ini merupakan hasil kerja keras dari mahasiswa ITS yang tersebar dari beberapa departemen.
Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa dalam ajang formula elektrik ini merupakan sebuah batu loncatan, di mana nantinya para mahasiswa memiliki target untuk bisa membangun kendaraan yang mampu berjalan sendiri atau autonomous vehicle. Ketika itu terwujud, maka mereka bisa berpartisipasi pada kompetisi serupa di Jerman nantinya.
"Jika kompetisi tahun ini berjalan dengan baik, doakan saja kami bisa berlaga pada kompetisi serupa dalam kategori autonomous vehicle di Jerman," tuturnya.
Secara teknis, menurut Alief, Anargya EV Mark 1.0 terbilang istimewa. Untuk bodi mobil antara frame dan bodinya dibuat menyatu dengan menggunakan bahan serat karbon.
Begitu juga dengan motor penggerak listrik dan sistem kontrolnya, kedua komponen tersebut merupakan produk sendiri yang merupakan hasil riset dari para peneliti di bawah PUI-SKO ITS. "Baik perangkat keras maupun lunaknya merupakan hasil riset langsung dari ITS," ujarnya.
Sebagai informasi, dalam ajang SFJ 2018 sebelumnya, selain mobil formula Sapuangin Speed yang berbahan bakar bensin, ITS juga mengirimkan mobil listrik formula bernama Carstensz dari ITS Formula Electric Team. Bedanya, untuk mobil listrik dari Tim Anargya ini lebih banyak menggunakan komponen hasil riset sendiri.
Anargya EV Mark 1.0 menggunakan kapasitas baterai maksimum hingga 304 volt dan menggunakan motor listrik berdaya 72 Kilowatt. Dengan kapasitas ini, Anargya EV MARK 1.0 digadang-gadang mampu menempuh jarak sejauh 75 meter hanya dalam waktu lima detik dengan kecepatan maksimum 100 km/jam.
"Untuk jenis baterai yang digunakan, berjenis Lithium Polimer, di mana jenis baterai ini mampu memberikan tenaga yang besar saat dijalankan di awal," ucapnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Anargya EV MARK 1.0 merupakan mobil formula listrik pertama yang diproduksi oleh Tim Anargya ITS dan dibawahi oleh Pusat Unggulan Iptek Sistem dan Kontrol Otomotif (PUI-SKO) ITS," kata Rektor ITS Prof Mochamad Ashari saat meluncurkan mobil tersebut di kampus setempat, Kamis.
Ashari mengatakan tim ini mendesain, manufaktur, hingga meng-assembly sebagian besar bagian seperti motor dan sistem kontrol yang akan digunakan pada mobil formula tersebut.
Ashari juga mengucapkan terima kasih kepada para mahasiswa dalam tim Anargya yang telah berjuang meluangkan tenaga, waktu, dan pikirannya untuk membangun sebuah mahakarya tersebut. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada para dosen pembimbing yang selalu menemani mahasiswa selama proses berlangsung.
"Kami semua duduk bersama dan bersiap menantikan detik-detik yang membanggakan dengan adanya prestasi baru bagi ITS dan juga Indonesia," tutur guru besar Teknik Elektro ini antusias.
Dalam lomba SFJ 2019 yang juga diikuti tim dari Jepang, India, Taiwan, dan Thailand, tim Anargya akan mewakili Indonesia dalam kategori formula dengan tenaga gerak listrik.
"Semoga dalam keikutsertaan ITS kali ini, salah satunya melalui tim Anargya ini, kami bisa memberikan hasil yang terbaik dengan mendapat podium tertinggi," ujarnya.
Pembina dari tim Anargya, Alief Wikarta memaparkan bahwa karya yang telah dibuat ini merupakan hasil kerja keras dari mahasiswa ITS yang tersebar dari beberapa departemen.
Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa dalam ajang formula elektrik ini merupakan sebuah batu loncatan, di mana nantinya para mahasiswa memiliki target untuk bisa membangun kendaraan yang mampu berjalan sendiri atau autonomous vehicle. Ketika itu terwujud, maka mereka bisa berpartisipasi pada kompetisi serupa di Jerman nantinya.
"Jika kompetisi tahun ini berjalan dengan baik, doakan saja kami bisa berlaga pada kompetisi serupa dalam kategori autonomous vehicle di Jerman," tuturnya.
Secara teknis, menurut Alief, Anargya EV Mark 1.0 terbilang istimewa. Untuk bodi mobil antara frame dan bodinya dibuat menyatu dengan menggunakan bahan serat karbon.
Begitu juga dengan motor penggerak listrik dan sistem kontrolnya, kedua komponen tersebut merupakan produk sendiri yang merupakan hasil riset dari para peneliti di bawah PUI-SKO ITS. "Baik perangkat keras maupun lunaknya merupakan hasil riset langsung dari ITS," ujarnya.
Sebagai informasi, dalam ajang SFJ 2018 sebelumnya, selain mobil formula Sapuangin Speed yang berbahan bakar bensin, ITS juga mengirimkan mobil listrik formula bernama Carstensz dari ITS Formula Electric Team. Bedanya, untuk mobil listrik dari Tim Anargya ini lebih banyak menggunakan komponen hasil riset sendiri.
Anargya EV Mark 1.0 menggunakan kapasitas baterai maksimum hingga 304 volt dan menggunakan motor listrik berdaya 72 Kilowatt. Dengan kapasitas ini, Anargya EV MARK 1.0 digadang-gadang mampu menempuh jarak sejauh 75 meter hanya dalam waktu lima detik dengan kecepatan maksimum 100 km/jam.
"Untuk jenis baterai yang digunakan, berjenis Lithium Polimer, di mana jenis baterai ini mampu memberikan tenaga yang besar saat dijalankan di awal," ucapnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019