Puluhan warga yang didominasi ibu-ibu di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, melaporkan dugaan investasi bodong yang menimbulkan kerugiaan jutaan rupiah, kepada Kepolisian Resor (Polres) Lumajang.

"Saya sudah investasikan dana sebesar Rp83 juta dan awalnya sangat lancar, namun sudah setahun ini dana investasi tidak bisa kami tarik," kata salah seorang korban Suryani di Kabupaten Lumajang, Selasa.

Puluhan korban yang didominasi ibu-ibu tersebut telah menanam investasi puluhan hingga ratusan juta rupiah melalui CV Permata Bunda milik warga yang berinisial US (50) asal Desa Sentul, Kecamatan Sumbersuko, Kabupaten Lumajang.

Diperkirakan total dana yang sudah dikumpulkan korban kepada US tersebut mencapai lebih Rp500 miliar, namun ternyata sang pemilik investasi tersebut tiba-tiba kabur dan membawa uang anggotanya.

"Awalnya kami diminta agar bersabar dan uang tersebut pasti akan dikembalikan, namun kami tunggu sudah setahun ini tidak ada pengembalian sama sekali," tuturnya.

Menurutnya warga yang menanam investasi kepada CV Permata Bunda awalnya tidak mau laporan ke aparat kepolisian karena US mengancam uang warga tidak akan dikembalikan apabila membuat laporan ke polisi.

"Namun satu tahun kami menunggu cukup lama dan US tidak menepati janjinya, bahkan keberadaannya pun kami tidak tahu dimana, sehingga kami memutuskan untuk lapor ke polisi kasus penipuan itu," katanya.

Sementara Kapolres Lumajang AKBP Muhammad Arsal Sahban mengatakan Polres Lumajang akan mengungkap kasus investasi bodong tersebut dengan langkah awal melakukan inventarisasi total kerugian korban dan jumlah nasabah yang dirugikan.

"Kasihan orang-orang kecil yang menjadi korban investasi bodong dan pengakuan sementara para korban kerugian mencapai Rp500 milliar, tetapi informasi itu belum valid," tuturnya.

Ia mengatakan perkembangan zaman yang semakin lama semakin maju dan mau tidak mau juga membuat berbagai kebutuhan terus meningkat, sehingga hal itu yang menyebabkan banyak orang ingin menghasilkan uang dengan cara yang cepat,  salah satunya dengan cara berinvestasi.

"Peluang tersebut ternyata juga dimanfaatkan orang tidak bertanggung jawab untuk mengeruk uang korban, sehingga saya mengimbau masyarakat untuk mewaspadai adanya investasi bodong," ucap pria lulusan Akademi Kepolisian tahun 1998 itu.

Arsal mengatakan masyarakat yang akan berinvestasi sebaiknya mengenali lebih dulu perusahaan yang menawarkan investasi dan apabila bunganya terlalu tinggi, maka warga patut curiga karena tujuan pelaku memberikan imbal hasil yang tinggi supaya banyak peminat.

"Pada saat uang sudah terkumpul banyak, maka pelaku akan melarikan diri dan biasanya korban baru menyadari kalau mereka kena tipu dan baru melaporkan ke pihak kepolisian," ujarnya. (*)

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019