Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Pamekasan Akmalul Firdaus menyatakan sedikitnya 212.321 jiwa di Kabupaten Pamekasan kini terdampak kekeringan pada musim kering yang terjadi pada kemarau kali ini.
"Ke-212.321 jiwa ini terdiri dari 71.032 kepala keluarga yang tersebar di 11 kecamatan di Kabupaten Pamekasan," katanya di Pamekasan, Jatim, Senin.
Firdaus menjelaskan, warga terdampak kekeringan dan kekurangan air bersih pada musim kemarau kali ini, tersebar di 325 dusun, 80 desa dan 11 kecamatan dari 13 kecamatan yang ada di Kabupaten Pamekasan.
Sebenarnya, sambung dia, jika dilihat dari jumlah desa, kasus kekeringan dan kekurangan air bersih yang melanda Pamekasan kali ini sama dengan tahun lalu.
"Tahun lalu, desa yang mengalami kekeringan juga 80 desa. Tapi berbeda sebarannya. Tahun ini sebarannya lebih luas, meskipun jumlah desanya sama," ujar Firdaus.
Ia menjelaskan, pada kemarau 2018, jumlah dusun yang dilanda kekeringan dari 80 desa yang tersebar di 11 kecamatan itu, hanya 310 dusun. Tahun ini sebanyak 325 dusun.
"Dengan demikian ada tambahan sebanyak 15 dusun dibanding tahun 2018, dan ini yang saya maksud bahwa sebarannya lebih luas, meski jumlah desanya sama," katanya, menjelaskan.
Baca juga: Pemkab Pamekasan distribusikan air bersih ke desa rawan kekeringan
Sementara itu, dari sebanyak 80 desa yang kini dilanda kekeringan tersebut, BPBD Pemkab Pamekasan mencatat sebanyak 47 mengalami kering langka, sedangkan 33 desa sisanya mengalami kering kritis.
Kekeringan kritis terjadi karena pemenuhan air di dusun mencapai 10 liter lebih per orang per hari. Jarak yang ditempuh masyarakat untuk mendapatkan ketersediaan air bersih sejauh 3 kilometer bahkan lebih.
Sementara yang dimaksud dengan kering langka, kebutuhan air di dusun itu di bawah 10 liter saja per orang, per hari. Jarak tempuh dari rumah warga ke sumber mata air terdekat, sekitar 0,5 kilometer hingga 3 kilometer.
Kepala BPBD Akmalul Firdaus menjelaskan, saat ini pihaknya juga berupaya melakukan penanganan kasus kekeringan ini secara terintegratif, dengan melibatkan instansi dinas terkait di lingkungan Pemkab Pamekasan.
"Penanganan jangka pendek yang kami lakukan adalah dengan menyalurkan bantuan air bersih ke desa-desa yang dilanda kekeringan dan sudah mulai hari ini, sedangkan penanganan jangka panjang masih kami komunikasikan," katanya, menjelaskan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Ke-212.321 jiwa ini terdiri dari 71.032 kepala keluarga yang tersebar di 11 kecamatan di Kabupaten Pamekasan," katanya di Pamekasan, Jatim, Senin.
Firdaus menjelaskan, warga terdampak kekeringan dan kekurangan air bersih pada musim kemarau kali ini, tersebar di 325 dusun, 80 desa dan 11 kecamatan dari 13 kecamatan yang ada di Kabupaten Pamekasan.
Sebenarnya, sambung dia, jika dilihat dari jumlah desa, kasus kekeringan dan kekurangan air bersih yang melanda Pamekasan kali ini sama dengan tahun lalu.
"Tahun lalu, desa yang mengalami kekeringan juga 80 desa. Tapi berbeda sebarannya. Tahun ini sebarannya lebih luas, meskipun jumlah desanya sama," ujar Firdaus.
Ia menjelaskan, pada kemarau 2018, jumlah dusun yang dilanda kekeringan dari 80 desa yang tersebar di 11 kecamatan itu, hanya 310 dusun. Tahun ini sebanyak 325 dusun.
"Dengan demikian ada tambahan sebanyak 15 dusun dibanding tahun 2018, dan ini yang saya maksud bahwa sebarannya lebih luas, meski jumlah desanya sama," katanya, menjelaskan.
Baca juga: Pemkab Pamekasan distribusikan air bersih ke desa rawan kekeringan
Sementara itu, dari sebanyak 80 desa yang kini dilanda kekeringan tersebut, BPBD Pemkab Pamekasan mencatat sebanyak 47 mengalami kering langka, sedangkan 33 desa sisanya mengalami kering kritis.
Kekeringan kritis terjadi karena pemenuhan air di dusun mencapai 10 liter lebih per orang per hari. Jarak yang ditempuh masyarakat untuk mendapatkan ketersediaan air bersih sejauh 3 kilometer bahkan lebih.
Sementara yang dimaksud dengan kering langka, kebutuhan air di dusun itu di bawah 10 liter saja per orang, per hari. Jarak tempuh dari rumah warga ke sumber mata air terdekat, sekitar 0,5 kilometer hingga 3 kilometer.
Kepala BPBD Akmalul Firdaus menjelaskan, saat ini pihaknya juga berupaya melakukan penanganan kasus kekeringan ini secara terintegratif, dengan melibatkan instansi dinas terkait di lingkungan Pemkab Pamekasan.
"Penanganan jangka pendek yang kami lakukan adalah dengan menyalurkan bantuan air bersih ke desa-desa yang dilanda kekeringan dan sudah mulai hari ini, sedangkan penanganan jangka panjang masih kami komunikasikan," katanya, menjelaskan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019