Direktur Jenderal Agro Industri Kementerian Perindustrian Abdul Rochim mengatakan, peluang industri cangkang kapsul berbahan baku rumput laut yang diproduksi "teaching industry" Universitas Airlangga (Unair) Surabaya sangat potensial di Indonesia.

Abdul Rochim di sela peresmian "teaching industry" cangkang kapsul berbasis rumput laut di Unair, Kamis mengatakan keberadaan rumput laut melimpah di sepanjang pesisir Indonesia.

"Peluang cangkang kapsul berbahan baku rumput laut sebagi pengganti gelatin cukup besar. Ketersediaan bahan baku yang melimpah dan kehalalannya yang terjamin. Diharapkan dapat mendorong cangkang kapsul berbahan baku rumput laut sebagai cangkang kapsul komersial," katanya.

Dia melanjutkan, produksi rumput laut Indonesia adalah yang terbesar di dunia. Bahkan, kontribusi Indonesia sebagai penghasil rumput laut sudah diakui internasional. Tetapi peran produksi Indonesia dalam mengolah rumput laut menjadi produk jadi masih harus ditingkatkan.

Karena itu, Kemenperin mengapresiasi pengembangan "teaching industry" cangkang kapsul berbahan baku rumput laut yang dikembangkan Universitas Airlangga.

Saat ini, kata Abdul Rochim, bahan baku pembuatan cangkang kapsul adalah gelatin, yang merupakan produk hidrolisis kolagen yang berasal adri kulit, jaringan, dan tulang sapi, kerbau, atau babi.

"Indonesia masih belum memiliki produk gelatin dan masih diimpor dari Thailand Bangladesh, India, hingga Tiongkok. Selain itu, cangkang kapsul berbahan bahan gelatin tidak dapat memberikan kenyamanan karena memberikan keraguan tentang kehalalannya," ujarnya.

Dia mengungkapkan, kebutuhan cangkang kapsul nasional saat ini sebanyak 6 miliar butir per tahun.

Kesemua cangkang kapsul tersebut, berbahan baku gelatin yang berasal dari produksi domestik sebesar 5 miliar butir, dan impor sebanyak 1 miliar butir. Artinya, kebutuhan cangkang kapsul tersebut belum sepenuhnya dipenuhi produksi dalam negeri.

"Itu lah mengapa peluang cangkang kapsul berbahan baku rumput laut sebagi pengganti gelatin cukup besar untuk dikembangkan di Indonesia," tuturnya.(*)

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019