Wali Kota Madiun Maidi meminta petani di wilayah itu menanam cabai di lahannya untuk menjaga stok di pasaran saat pasokan minim yang berakibat harga tinggi.

Ia mengatakan petani akan diberikan stimulus untuk tidak hanya menanam padi, tetapi juga cabai, mengingat komoditas tersebut seringkali menyumbang inflasi karena stoknya dari sentra produksi terbatas.

"Stimulus itu diberikan dengan rencana menyewakan lahan bengkok dengan harga murah disertai syarat wajib ditanami selain padi, seperti cabai atau kacang," ujar Maidi di Madiun, Sabtu.

Menurut dia, Pemkot Madiun memiliki lahan bengkok seluas 170 hektare dan 40 hektare di wilayah Pagotan, Kabupaten Madiun.

Ia sengaja memilih cabai dan kacang karena kedua komoditas tersebut merupakan kebutuhan dasar pelaku UMKM sambal pecel di Kota Madiun. Itu karena cabai dan kacang merupakan bahan baku pembuatan sambal pecel yang menjadi ikon Kota Madiun.

"Karena itu, penanaman cabai dan kacang tanah juga sebagai upaya membantu dan melestarikan keberlangsungan pengolahan sambal pecel di kota ini," katanya.

Ia menjelaskan, selama ini Kota Madiun selalu mendatangkan cabai dan kacang tanah dari daerah luar yang menghasilkan komoditas tersebut. Hal itu tentu saja kurang baik untuk menekan inflasi.

Ia berharap penanaman cabai dapat segera diwujudkan. Tidak hanya bagi petani, namun juga masyarakat Kota Madiun.

Warga juga diminta untuk menanam cabai di pekarangan rumah, sehingga saat harga tinggi, warga tidak bingung. Paling tidak dapat memenuhi kebutuhan keluarganya sendiri.

Seperti diketahui, saat ini, harga cabai di Kota Madiun dan sekitarnya masih cukup tinggi yakni berkisar antara Rp55.000 hingga Rp76.000 per kilogram untuk semua jenis cabai.

Kondisi itu terjadi karena pasokan dari sentra produksi minim akibat petani gagal panen. Tanaman cabai banyak yang mati karena imbas dari musim kemarau. Adapun cabai di Kota Madiun biasa dipasok dari wilayah Kediri dan Magetan.

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019