Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin menawarkan model investasi murah dan saling menguntungkan kepada sejumlah calon investor yang datang ke daerah itu untuk menindaklanjuti lelang investasi dalam kegiatan Jakarta Marketing Week, beberapa waktu sebelumnya.

Sebagaimana rilis resmi tim Humas Pemkab Trenggalek, Sabtu, kegiatan pertemuan dengan para calon investor telah dimulai sejak Jumat (26/7) malam dan akan berlangsung hingga minggu (27/7).

"Kedatangan mereka untuk menjajaki potensi-potensi investasi yang ada di Trenggalek," demikian ucap Bupati Nur Arifin dalam rilis tersebut.

Dijelaskan, bahwasanya dalam kesempatan tersebut Pemerintah Kabupaten Trenggalek telah menyiapkan lahan yang clean and clear (aset yang dimiliki) untuk dikerjasamakan, berikut dengan berbagai kemudahan Investasi bagi para investor yang berminat.

"Bisnis trip" itu diawali dengan paparan konsep wisata secara global dan konsep investasi murah, terjangkau yang diyakini sangat menguntungkan dan cepat balik modal oleh Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin.
Bupati Trenggalek Moch Nur Arifin memaparkan model investasi murah dan terjangkau di hadapan para calon investor di Trenggalek, Jumat (26/7) (Ist/foto humas Pemkab Trenggalek)

Bupati muda yang akrab disapa Mas Ipin ini menginginkan investasi yang dikembangkan nanti berkonsep nomadic tourism atau berbentuk ecotourism berbasis masyarakat dengan konsep bisnis yang realistis.

Diyakini dengan konsep itu, para calon investor tak perlu mengelontorkan dana yang besar untuk bisnis yang akan dilakukan.

"Konsep seperti paling realistis untuk ditawarkan dan dikembangkan di Trenggalek. Kami tidak menawarkan investasi mahal, misalnya invetasi hotel berbintang dengan kebutuhan dana puluhan atau bahkan ratusan miliar rupiah,” katanya menerangkan.

Apabila konsep yang ditawarkan konsep investasi seperti di kota-kota besar atau seperti di Bali misalnya, diyakini para calon investor akan lebih memilih investasi di sana.

"Oleh karenanya kami menawarkan konsep yang mudah, murah dan cepat balik modal," katanya.

Daripada membangun hotel berbintang dengan biaya mahal, calon investor bisa berinvestasi membangun glamorous camping (glamping), mobil karavan yang bisa digunakan untuk perjalan wisata sehingga mereka tidak bingung mau naik apa atau nginap dimana.

Apalagi biaya membangun glamping jauh lebih murah ketimbang membangun satu kamar hotel berbintang.

"Kalau mau bikin kamar hotel berbintang butuh dana antara Rp200 juta hingga Rp250 juta per kamar, sementara kalau glamping paling cuma Rp50 juta sampai Rp70 juta sudah dapat," ujarnya.

Ia melanjutkan, pemerintah daerah juga punya beberapa aset di Teluk Prigi, Kecamatan Watulimo yang sangat cocok untuk investasi di bidang tersebut.

Apalagi Prigi nantinya akan menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), sekaligus koridor Jogja-Malang di pesisir selatan akan segera tersambung.

Tidak hanya glamping atau mobil Karavan, Nur Arifin juga menawarkan konsep Investasi wisata lainnya seperti arena bermain di tengah laut yang bisa di kolaborasikan dengan rumah apung.

"Membeli peralatan seperti itu juga murah. Paling Rp100 juta sudah dapat," kata dia semberi menunjukkana contoh area bermain di atas laut yang berada di luar negeri.

Terus juga dengan Pantai Mutiara yang cukup indah, dengan ombak yang cukup tenang, hutan mangrove Pancer Cengkrong maupun Tebing Sepikul, tebing tertinggi di Jawa Timur.

Di area hutan mangrove, para calon investor bisa melirik pembuatan area wisata berkonsep "ecolounge", seperti misalnya membangun rumah makan atau kafe atau membudidayakan kepiting bakau bekerjasama dengan kelompok masyarakat.

Pasar tempat inap berkonsep ecotourism di area itu tinggi. Buktinya, Hotel Prigi yang dikelola Pemkab Trenggalek memiliki okupansi antara 70-80 persen dengan total 26 kamar.

Pengembangan kawasan di Prigi juga didukung dengan rencana investasi Kementerian PUPR senilai Rp15 miliar. 

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019