Dinas Kesehatan Kota Kediri, Jawa Timur, mewaspadai ancaman penyakit yang rentan menular saat kemarau seperti diare dan hepatitis, menyusul pernah ditemukan pasien hepatitis di rumah sakit wilayah Kota Kediri.
"Kalau kemarau ini antisipasi hepatitis, diare. Pernah ada satu pasien di rumah sakit Kota Kediri, dia dirawat di sana," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Kediri Alfan Sugiyanto di Kediri, Rabu.
Ia mengatakan, pasien itu telah diselidiki dan ternyata warga Kecamatan Sudimoro, Kabupaten Pacitan, yang di lokasi itu ditemukan kasus hepatitis A mewabah.
Pasien itu berkunjung ke rumah kerabatnya di Kecamatan Grogol, Kabupaten Kediri, dan merasa sakit sehingga dirawat di rumah sakit wilayah Kota Kediri.
Ia juga sudah meminta kepada petugas medis di rumah sakit untuk menjaga pasien tersebut, mengingat penularan hepatitis A bisa lewat makanan dan minuman.
Selain itu, pihaknya juga langsung kontak dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri terkait dengan temuan warga yang terkena hepatitis tersebut. Mereka bisa menindaklanjuti dengan memantau kesehatan kerabat dari yang bersangkutan.
"Kami survei dan positif (hepatitis A) lalu kami komunikasikan dengan Dinkes Kabupaten Kediri. Untuk rumah sakit, kami meminta petugas kesehatan menjaganya agar tidak infeksi," kata dia.
Ia menyebut, pasien itu kini sudah dinyatakan sehat. Namun, dinkes tetap meminta agar warga juga menerapkan pola hidup yang sehat, dengan mengonsumsi makanan sehat serta menjaga kebersihan diri.
Terlebih lagi, kata dia, penularan diare maupun hepatitis A dengan mudah lewat makanan maupun minuman. Jika tidak bersih dan sehat dikhawatirkan akan terkena sakit, sehingga harus dirawat.
Terkait dengan temuan penyakit lainnya untuk hepatitis di Kota Kediri, pihaknya menegaskan hingga kini tidak ada laporan lagi. Dinkes tetap meminta kepada seluruh petugas medis untuk segera melapor jika ada temuan penyakit warga terutama yang rentan menular seperti hepatitis A.
Kasus hepatitis A sempat mewabah di Kabupaten Pacitan. Wabah virus hepatitis A tersebut menjangkit warga di tujuh kecamatan Kabupaten Pacitan Jawa Timur. Penularannya diduga tidak hanya disebabkan pencemaran sumber air melainkan juga karena interaksi antarwarga.
Tim dari Kementerian Kesehatan juga melakukan penelitian dengan mengambil sampel air dari aliran Sungai Sukorejo, Kecamatan Sudimoro, Pacitan, untuk dilakukan penelitian kedua kalinya. Hasil penelitian awal diketahui, terdapat bakteri e-coli di atas batas aman.
Kecamatan Sudimoro, Kabupaten Pacitan, diduga sebagai awal mula mewabahnya virus hepatitis A, hingga menyebar ke sejumlah kecamatan lain di wilayah Pacitan.
Hampir seluruh wilayah Kecamatan Sudimoro yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Trenggalek ini mengalami kekeringan sejak dua bulan terakhir, sehingga warga kesulitan mendapatkan air bersih, terutama warga yang tinggal di wilayah pegunungan.
Guna mendapatkan air bersih, warga membeli air dari tangki maupun tandon yang diambil dari sumber air yang berada di beberapa titik, dimana salah satunya adalah sumber air yang berada di Desa Sumberejo, Kecamatan Sudimoro.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Kalau kemarau ini antisipasi hepatitis, diare. Pernah ada satu pasien di rumah sakit Kota Kediri, dia dirawat di sana," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Kediri Alfan Sugiyanto di Kediri, Rabu.
Ia mengatakan, pasien itu telah diselidiki dan ternyata warga Kecamatan Sudimoro, Kabupaten Pacitan, yang di lokasi itu ditemukan kasus hepatitis A mewabah.
Pasien itu berkunjung ke rumah kerabatnya di Kecamatan Grogol, Kabupaten Kediri, dan merasa sakit sehingga dirawat di rumah sakit wilayah Kota Kediri.
Ia juga sudah meminta kepada petugas medis di rumah sakit untuk menjaga pasien tersebut, mengingat penularan hepatitis A bisa lewat makanan dan minuman.
Selain itu, pihaknya juga langsung kontak dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri terkait dengan temuan warga yang terkena hepatitis tersebut. Mereka bisa menindaklanjuti dengan memantau kesehatan kerabat dari yang bersangkutan.
"Kami survei dan positif (hepatitis A) lalu kami komunikasikan dengan Dinkes Kabupaten Kediri. Untuk rumah sakit, kami meminta petugas kesehatan menjaganya agar tidak infeksi," kata dia.
Ia menyebut, pasien itu kini sudah dinyatakan sehat. Namun, dinkes tetap meminta agar warga juga menerapkan pola hidup yang sehat, dengan mengonsumsi makanan sehat serta menjaga kebersihan diri.
Terlebih lagi, kata dia, penularan diare maupun hepatitis A dengan mudah lewat makanan maupun minuman. Jika tidak bersih dan sehat dikhawatirkan akan terkena sakit, sehingga harus dirawat.
Terkait dengan temuan penyakit lainnya untuk hepatitis di Kota Kediri, pihaknya menegaskan hingga kini tidak ada laporan lagi. Dinkes tetap meminta kepada seluruh petugas medis untuk segera melapor jika ada temuan penyakit warga terutama yang rentan menular seperti hepatitis A.
Kasus hepatitis A sempat mewabah di Kabupaten Pacitan. Wabah virus hepatitis A tersebut menjangkit warga di tujuh kecamatan Kabupaten Pacitan Jawa Timur. Penularannya diduga tidak hanya disebabkan pencemaran sumber air melainkan juga karena interaksi antarwarga.
Tim dari Kementerian Kesehatan juga melakukan penelitian dengan mengambil sampel air dari aliran Sungai Sukorejo, Kecamatan Sudimoro, Pacitan, untuk dilakukan penelitian kedua kalinya. Hasil penelitian awal diketahui, terdapat bakteri e-coli di atas batas aman.
Kecamatan Sudimoro, Kabupaten Pacitan, diduga sebagai awal mula mewabahnya virus hepatitis A, hingga menyebar ke sejumlah kecamatan lain di wilayah Pacitan.
Hampir seluruh wilayah Kecamatan Sudimoro yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Trenggalek ini mengalami kekeringan sejak dua bulan terakhir, sehingga warga kesulitan mendapatkan air bersih, terutama warga yang tinggal di wilayah pegunungan.
Guna mendapatkan air bersih, warga membeli air dari tangki maupun tandon yang diambil dari sumber air yang berada di beberapa titik, dimana salah satunya adalah sumber air yang berada di Desa Sumberejo, Kecamatan Sudimoro.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019