Beberapa perguruan tinggi di Surabaya menegaskan tidak ada peloncoan saat Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus (Ospek) pada mahasiswa baru dan akan memberikan sanksi jika perpeloncoan tetap dilakukan.
Kepala Jurusan Teknik Elektromedik Poltekkes Kemenkes Surabaya Anjar Puji di Surabaya, Senin mengatakan pihaknya memberikan materi pengenalan kampus selama masa Ospek agar tak ada praktik peloncoan.
"Selama empat hari mulai dari tanggal 22-25 kami memberikan berbagai materi seperti pengenalan kampus, materi antinarkoba yang menggandeng BNN dan juga bhakti kampus," kata Anjar.
Dia menyatakan sejak beberapa tahun lalu tidak ada aktivitas peloncoan di kampusnya. Hanya berupa perkenalan antara mahasiswa baru dan mahasiswa lama.
"Di sini sejak beberapa tahun lalu sudah tidak ada peloncoan. Tapi memang ada perkenalan dengan senior-senior. Jika ada peloncoan, dari kampus akan memanggil pihak panitia diberikan teguran sehingga ada rambu-rambu dan tetap terkontrol," katanya.
Senada dengan Anjar, Direktur Kemahasiswaa Universitas Airlangga Surabaya Hadi Subchan menuturkan di kampusnya mahasiswa baru selama masa Ospek akan diberi materi terkait pendidikan karakter, pendidikan wawasan kebangsaan.
Selain itu ada juga pendidikan keunairan serta tanam pohon bersama yang dikemas dalam kegiatan bernama PKKMB (Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru).
PKKMB, kata Hadi, dilaksanakan oleh kampus dan dibiayai juga oleh kampus. Artinya Unair bertanggung jawab dan mengontrol penuh kegiatan tersebut.
"Jika ada peloncoan kami akan memberi sanksi akademis. Jika ada unsur pidana akan diproses sesuai ketentuan hukum positif," katanya
Sementara itu, Kepala Lembaga Informasi dan PMB Universitas Muhammadiyah Surabaya Radius Setiawan mengungkapkan saat Ospek mahasiswa baru di kampusnya akan diarahkan pada kerja kolektif bersama masyarakat, seperti membersihkan sungai, sampah dan sejenisnya.
UMS juga tidak segan memberikan sanksi tegas jika terjadi peloncoan saat ospek. Menurutnya, indikasi peloncoan akan mudah dideteksi melalui verifikasi agenda yang dilakukan kampus.
"Kampus melalui biro kemahasiswaan sebelumnya melakukan verifikasi agenda, jadwal acara dan hal-hal teknis yang akan diterapkan dalam ospek. Jadi dari proses itu, hal-hal yang bersifat peloncoan pasti terdeteksi," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Kepala Jurusan Teknik Elektromedik Poltekkes Kemenkes Surabaya Anjar Puji di Surabaya, Senin mengatakan pihaknya memberikan materi pengenalan kampus selama masa Ospek agar tak ada praktik peloncoan.
"Selama empat hari mulai dari tanggal 22-25 kami memberikan berbagai materi seperti pengenalan kampus, materi antinarkoba yang menggandeng BNN dan juga bhakti kampus," kata Anjar.
Dia menyatakan sejak beberapa tahun lalu tidak ada aktivitas peloncoan di kampusnya. Hanya berupa perkenalan antara mahasiswa baru dan mahasiswa lama.
"Di sini sejak beberapa tahun lalu sudah tidak ada peloncoan. Tapi memang ada perkenalan dengan senior-senior. Jika ada peloncoan, dari kampus akan memanggil pihak panitia diberikan teguran sehingga ada rambu-rambu dan tetap terkontrol," katanya.
Senada dengan Anjar, Direktur Kemahasiswaa Universitas Airlangga Surabaya Hadi Subchan menuturkan di kampusnya mahasiswa baru selama masa Ospek akan diberi materi terkait pendidikan karakter, pendidikan wawasan kebangsaan.
Selain itu ada juga pendidikan keunairan serta tanam pohon bersama yang dikemas dalam kegiatan bernama PKKMB (Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru).
PKKMB, kata Hadi, dilaksanakan oleh kampus dan dibiayai juga oleh kampus. Artinya Unair bertanggung jawab dan mengontrol penuh kegiatan tersebut.
"Jika ada peloncoan kami akan memberi sanksi akademis. Jika ada unsur pidana akan diproses sesuai ketentuan hukum positif," katanya
Sementara itu, Kepala Lembaga Informasi dan PMB Universitas Muhammadiyah Surabaya Radius Setiawan mengungkapkan saat Ospek mahasiswa baru di kampusnya akan diarahkan pada kerja kolektif bersama masyarakat, seperti membersihkan sungai, sampah dan sejenisnya.
UMS juga tidak segan memberikan sanksi tegas jika terjadi peloncoan saat ospek. Menurutnya, indikasi peloncoan akan mudah dideteksi melalui verifikasi agenda yang dilakukan kampus.
"Kampus melalui biro kemahasiswaan sebelumnya melakukan verifikasi agenda, jadwal acara dan hal-hal teknis yang akan diterapkan dalam ospek. Jadi dari proses itu, hal-hal yang bersifat peloncoan pasti terdeteksi," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019