Pemerintah Kabupaten Banyuwangi bersama lembaga kesehatan internasional (Nutrition International) menggelar Kampanye Bebas Anemia yang diikuti ratusan remaja putri di SMKN 1 Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis.

Dalam kampanye ini juga dihadiri Presiden Direktur/CEO Nutrition International, Joel Spicer, Wakil Duta Besar Australia untuk Indonesia Allaster Cox dan Ketua TP PKK Banyuwangi Dani Azwar Anas (istri Bupati Banyuwangi).

Joel menyampaikan, anemia masih menjadi momok menakutkan terutama bagi para wanita. Sebanyak 600 juta perempuan di dunia menderita anemia. Padahal PBB menargetkan pada tahun 2025 harus diupayakan penurunan angka tersebut sebesar 50 persen.

"Adapun angka anemia di Indonesia sebesar 40 persen," ujar Presiden Direktur/CEO Nutrition International, Joel Spicer di sela dalam kampanye anemia di Banyuwangi.

Menurut ia, status gizi remaja putri dan ibu hamil saling berkaitan, apabila remaja putri gizinya kurang baik dan hamil lalu punya anak, maka bayinya berisiko lahir dengan berat badan rendah.

"Kita bersama harus memberikan nutrisi yang baik pada remaja putri agar mereka bisa menggapai cita-citanya. Kekurangan anemia dan nutrisi bisa menyebabkan mereka tidak fokus dan ini mengganggu perkembangan mereka. Kami ingin membantu masalah ini agar remaja putri bisa tercukupi nutrisinya hingga mereka memasuki masa melahirkan kelak," paparnya.

Dalam kesempatan itu, Joel mengaku sangat senang bisa mendukung program kesehatan yang telah berjalan di Banyuwangi. Banyuwangi sendiri dinilai sebagai salah satu daerah yang mempunyai perhatian tinggi pada kesehatan warganya khususnya remaja putri dan Ibu hamil.

"Kami mendukung program-program yang telah dijalankan Banyuwangi. Kami memberi apresiasi pada Banyuwangi yang peduli pada isu ini, sehingga kami pun menggelar kampanye di sini," ujarnya.

Dukungan yang diberikan oleh NI di antaranya memberikan asistensi teknis dan pelatihan kepada tenaga kesehatan tentang pencegahan anemia dan memastikan program tersebut berjalan, serta memberi pengetahuan tentang gizi berimbang bagi remaja dan kaum ibu.

Sementara itu, Ipuk Fiestiandani menjelaskan bahwa Banyuwangi telah memberi perhatian lebih pada pemenuhan nutrisi bagi kesehatan remaja putri.

"Kecukupan nutrisi sangat penting bagi perempuan, mengingat peranan mereka yang semakin besar seiring dengan perjalanan hidupnya. Mulai menjadi pelajar hingga kelak saat berumah tangga," kata Dani, panggilan akrabnya.

Dani menjelaskan bahwa kampanye tentang pemenuhan nutrisi bagi remaja putri telah dilakukan sejak 2016, Tidak hanya pada masalah pemenuhan zat besi, namun mulai yodium hingga nutrisi secara menyeluruh.

Ia mencontohkan, program Anak Tokcer, Si Jari Merah (Generasi Remaja Putri Merdeka dari Kurang Darah), hingga program pemenuhan garam yodium yang didistribusikan lewat penjual sayur.

"Alhamdulillah progressnya menunjukkan hasil yang positif. Menurut data Dinas Kesehatan sudah ada penurunan hingga 10 hingga 12 persen bagi remaja yang mengalami anemia," katanya. (*)

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019