Direktur Utama Pelindo III Doso Agung menjamin layanan operasional bongkar muat di Terminal Peti Kemas Semarang (TPKS) tidak terganggu atau tetap berjalan lancar, terkait insiden tertabraknya satu unit container crane (CC) atau derek peti kemas oleh kapal MV. Soul of Luck, pada Minggu (14/7).
"Kami langsung melakukan berbagai upaya demi menjaga kelancaran pelayanan bongkar muat di terminal TPKS, dan ada dua tahap yang dilakukan untuk menormalkan kembali operasional di TPKS," kata Doso, dalam keterangan persnya di Surabaya, Selasa.
Ia mengatakan, upaya pertama adalah melakukan proses evakuasi CC 03 yang diperkirakan memakan waktu selama 4-5 hari, dan semua layanan jadwal tambat kapal internasional (windows schedule) tidak ada yang pindah hari, namun hanya bergeser jam.
Selanjutnya, upaya kedua memindahkan CC 08 dari dermaga utara ke dermaga selatan, yang membutuhkan waktu kira-kira 2 minggu pascakejadian. Sehingga, jadwal jadwal pelayanan kapal petikemas internasional dan domestik di TPKS akan beroperasi normal seperti sedia kala.
“Apabila setelah relokasi CC tersebut terjadi penurunan kinerja pada terminal domestik akan dilakukan penambahan peralatan, sebelum CC pengganti tiba," kata Doso.
Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas 1 Tanjung Emas, Ahmad Wahid telah meluruskan maksud dari keterlibatan kapal pandu dan kapal tunda milik anak usaha Pelindo III, Pelindo Marine Service.
"Keberadaan kapal pandu dan kapal tunda dalam setiap proses penyandaran kapal ke dermaga merupakan hal yang wajib dilakukan untuk menjamin keselamatan dan keamanan pelayaran di pelabuhan. Jadi adanya keterlibatan tersebut merupakan prosedur yang benar," katanya.
Ahmad mengatakan, semua pihak harus menunggu hasil dari Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk mengetahui penyebab dari insiden di TPKS.
Namun, berdasarkan analisa awal dan mendengar pengakuan saksi-saksi mata, kemungkinan besar adalah karena gagal berfungsinya mesin kapal untuk melambatkan laju kapal, ketika bermanuver di kolam pelabuhan.
Sehingga, kata dia, akhirnya tetap menabrak dermaga dan CC, dan dua kapal tunda yang mencoba membantunya saat itu pun gagal memperlambat karena jarak dengan dermaga sudah terlampau dekat, sehingga benturan dengan crane tidak dapat dihindari.
"Ini murni kecelakaan, tidak ada kesengajaan dan kelalaian,” katanya.
Diberitakan sebelumnya, MV.Soul of Luck menyenggol hingga roboh container crane di Terminal Peti Kemas Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Minggu sore.
MV.Soul of Luck bertolak dari Pelabuhan Port Klang Malaysia pada 11 Juli 2019 dan tiba di Semarang pada 14 Juli.
Kapal berbobot mati 16.915 GT tersebut menyenggol container crane 3 yang berada paling ujung di terminal peti kemas itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Kami langsung melakukan berbagai upaya demi menjaga kelancaran pelayanan bongkar muat di terminal TPKS, dan ada dua tahap yang dilakukan untuk menormalkan kembali operasional di TPKS," kata Doso, dalam keterangan persnya di Surabaya, Selasa.
Ia mengatakan, upaya pertama adalah melakukan proses evakuasi CC 03 yang diperkirakan memakan waktu selama 4-5 hari, dan semua layanan jadwal tambat kapal internasional (windows schedule) tidak ada yang pindah hari, namun hanya bergeser jam.
Selanjutnya, upaya kedua memindahkan CC 08 dari dermaga utara ke dermaga selatan, yang membutuhkan waktu kira-kira 2 minggu pascakejadian. Sehingga, jadwal jadwal pelayanan kapal petikemas internasional dan domestik di TPKS akan beroperasi normal seperti sedia kala.
“Apabila setelah relokasi CC tersebut terjadi penurunan kinerja pada terminal domestik akan dilakukan penambahan peralatan, sebelum CC pengganti tiba," kata Doso.
Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas 1 Tanjung Emas, Ahmad Wahid telah meluruskan maksud dari keterlibatan kapal pandu dan kapal tunda milik anak usaha Pelindo III, Pelindo Marine Service.
"Keberadaan kapal pandu dan kapal tunda dalam setiap proses penyandaran kapal ke dermaga merupakan hal yang wajib dilakukan untuk menjamin keselamatan dan keamanan pelayaran di pelabuhan. Jadi adanya keterlibatan tersebut merupakan prosedur yang benar," katanya.
Ahmad mengatakan, semua pihak harus menunggu hasil dari Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk mengetahui penyebab dari insiden di TPKS.
Namun, berdasarkan analisa awal dan mendengar pengakuan saksi-saksi mata, kemungkinan besar adalah karena gagal berfungsinya mesin kapal untuk melambatkan laju kapal, ketika bermanuver di kolam pelabuhan.
Sehingga, kata dia, akhirnya tetap menabrak dermaga dan CC, dan dua kapal tunda yang mencoba membantunya saat itu pun gagal memperlambat karena jarak dengan dermaga sudah terlampau dekat, sehingga benturan dengan crane tidak dapat dihindari.
"Ini murni kecelakaan, tidak ada kesengajaan dan kelalaian,” katanya.
Diberitakan sebelumnya, MV.Soul of Luck menyenggol hingga roboh container crane di Terminal Peti Kemas Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Minggu sore.
MV.Soul of Luck bertolak dari Pelabuhan Port Klang Malaysia pada 11 Juli 2019 dan tiba di Semarang pada 14 Juli.
Kapal berbobot mati 16.915 GT tersebut menyenggol container crane 3 yang berada paling ujung di terminal peti kemas itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019