Panglima TNI Marsekal Hadi Hadi Tjahjanto menilai bahwa kemampuan profesionalisme prajurit Korps Marinir TNI AL kian meningkat berikut kemampuan material khususnya pengadaan alutsista.
"Seperti disuguhkan tadi, kami menilai kemampuan profesionalisme prajurit TNI AL meningkat. Selain itu, khusus pengadaan alutsista dan salah satunya BMP 3F yang baru datang dan diuji coba sudah bagus," kata Marsekal TNI Hadi Tjahjanto usai meninjau latihan tempur Armada Jaya ke-37 di Puslapur Marinir 5 Baluran, Situbondo, Jawa Timur, Sabtu.
Panglima TNI menyampaikan, alusista yang dibeli TNI AL seperti Tank BMP 3F sebanyak 54 unit telah dilakukan uji coba ditembakkan dalam puncak latihan Armada Jaya ke-37 semuanya bagus.
Menurut Panglima TNI, latihan tempur ini bertujuan untuk menguji kemampuan personil prajuri TNI AL maupun kemampuan material.
"Dalam sistem latihan TNI dilakukan secara bertahap baik TNI AL, TNI AD dan TNI AU. Dan selanjutnya ditingkatkan menjadi latihan satuan," ujarnya.
Puncak latihan tempur Armada Jaya ke-37 dilaksanakan mulai dari pendaratan amfibi di Pantai Banongan, Kecamatan Asembagus, Situbondo.
Latihan tempur yang bertujuan menciptakan kemampuan perorangan maupun satuan untuk mengaplikasikan dan menerapkan doktrin operasi laut gabungan, operasi amfibi, operasi pendaratan administrasi, operasi pertahanan pantai dan operasi dukungan doktrin-doktrin Matra Laut lainya, diikuti sebanyak 8.493 prajurit TNI AL.
Dalam latihan ini menyimulasikan, ketika ada negara lain atau negara asing yang mengusik NKRI karena ingin merebut salah satu wilayah strategis NKRI yang kaya akan sumber daya alamnya.
Selanjutnya, latihan ini diskenariokan negara yang berniat menguasai wilayah NKRI itu juga menggalang sekutu dengan negara-negara di wilayah selatan Indonesia, dengan melaksanakan kerja sama pertahanan, jual beli persenjataan dan menggelar latihan bersama di wilayah Pasifik.
Negara asing tersebut berhasil menguasai objek vital dan telekomunikasi di wilayah Banyuwangi, serta menempatkan radarnya di wilayah Pulau Sapudi.
Merespon kejadian tersebut, Presiden RI melalui Panglima TNI, memerintahkan TNI AL untuk mengerahkan unsur-unsurnya yang tergabung dalam Komando Tugas Gabungan, guna merebut kembali wilayah NKRI yang diduduki musuh dengan melaksanakan operasi amfibi.
Dan mendaratkan pasukan pendarat di wilayah Banongan dan berhasil memenangkan pertempuran laut dan berhasil menguasai tumpuan pantai yang sebelumnya dikuasai musuh. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Seperti disuguhkan tadi, kami menilai kemampuan profesionalisme prajurit TNI AL meningkat. Selain itu, khusus pengadaan alutsista dan salah satunya BMP 3F yang baru datang dan diuji coba sudah bagus," kata Marsekal TNI Hadi Tjahjanto usai meninjau latihan tempur Armada Jaya ke-37 di Puslapur Marinir 5 Baluran, Situbondo, Jawa Timur, Sabtu.
Panglima TNI menyampaikan, alusista yang dibeli TNI AL seperti Tank BMP 3F sebanyak 54 unit telah dilakukan uji coba ditembakkan dalam puncak latihan Armada Jaya ke-37 semuanya bagus.
Menurut Panglima TNI, latihan tempur ini bertujuan untuk menguji kemampuan personil prajuri TNI AL maupun kemampuan material.
"Dalam sistem latihan TNI dilakukan secara bertahap baik TNI AL, TNI AD dan TNI AU. Dan selanjutnya ditingkatkan menjadi latihan satuan," ujarnya.
Puncak latihan tempur Armada Jaya ke-37 dilaksanakan mulai dari pendaratan amfibi di Pantai Banongan, Kecamatan Asembagus, Situbondo.
Latihan tempur yang bertujuan menciptakan kemampuan perorangan maupun satuan untuk mengaplikasikan dan menerapkan doktrin operasi laut gabungan, operasi amfibi, operasi pendaratan administrasi, operasi pertahanan pantai dan operasi dukungan doktrin-doktrin Matra Laut lainya, diikuti sebanyak 8.493 prajurit TNI AL.
Dalam latihan ini menyimulasikan, ketika ada negara lain atau negara asing yang mengusik NKRI karena ingin merebut salah satu wilayah strategis NKRI yang kaya akan sumber daya alamnya.
Selanjutnya, latihan ini diskenariokan negara yang berniat menguasai wilayah NKRI itu juga menggalang sekutu dengan negara-negara di wilayah selatan Indonesia, dengan melaksanakan kerja sama pertahanan, jual beli persenjataan dan menggelar latihan bersama di wilayah Pasifik.
Negara asing tersebut berhasil menguasai objek vital dan telekomunikasi di wilayah Banyuwangi, serta menempatkan radarnya di wilayah Pulau Sapudi.
Merespon kejadian tersebut, Presiden RI melalui Panglima TNI, memerintahkan TNI AL untuk mengerahkan unsur-unsurnya yang tergabung dalam Komando Tugas Gabungan, guna merebut kembali wilayah NKRI yang diduduki musuh dengan melaksanakan operasi amfibi.
Dan mendaratkan pasukan pendarat di wilayah Banongan dan berhasil memenangkan pertempuran laut dan berhasil menguasai tumpuan pantai yang sebelumnya dikuasai musuh. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019