Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari memaparkan Program Oke Singkirkan Kesakitan Diare Dengan Observasi Pangan Aman, Mencuci Tangan Pakai Sabun Dan Air Minum Aman (POSKO PAMAN) saat TOP 99 Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2019 Kementerian PAN-RB.

Ning Ita sapaan akrabnya melakukan pemaparan di hadapan tim penilai di Ruang Sriwijaya, Kantor Kementerian PANRB RI, Jakarta, Kamis (12/7).

Dalam pemaparannya Ning Ita menjelaskan, POSKO PAMAN sudah dilaksanakan oleh Puskesmas Wates sejak tiga tahun yang lalu.

"Kelurahan Wates bebas buang air besar sembarangan (ODF/open defecation free) tanggal 12 Nopember 2014, dan secara bertahap menurunkan angka penyakit diare dari  827 kasus pada tahun 2015, menjadi 822 kasus pada 2016, 797 kasus pada 2017 dan 665 kasus pada tahun 2018," kata Ning Ita.

Lebih lanjut Ning Ita menjelaskan, melalui POSKO PAMAN, Puskesmas Wates dapat menurunkan kebiasaan konsumsi makan tidak aman dari 56,56 persen pada 2015 menjadi 42,86 persen di tahun 2016. Selanjutnya 25.93 persen pada 2017, dan 27,54 persen pada 2018.

Selain itu menurunkan kebiasaan tidak mencuci tangan pakai sabun dari 51,85 persen di tahun 2015 menjadi 50 persen di 2016, 44,45 persen di 2017 dan 24,64 persen di 2018. "Dengan POSKO PAMAN juga berhasil menurunkan kebiasan mengkonsumsi air minum tidak aman," ujarnya.

Dalam kesempatan ini Ning Ita juga memaparkan, bahwa di POSKO PAMAN memberikan akses kemudahan mengujikan makanan yang diduga mengandung bahan tambahan makanan berbahaya secara gratis. 

"POSKO PAMAN dijumpai di sekolah, kegiatan cuci tangan pakai sabun, pembinaan kantin sekolah dan pedagang kaki lima di depan sekolah," tuturnya.

Masih dalam pemarannya, Ning Ita menjelaskan dengan adanya POSKO PAMAN selain meningkatkan harapan hidup warga Kota Mojokerto juga berpengaruh secara ekonomi seperti meningkatkan  kepercayaan konsumen terhadap pedagang makanan sehingga meningkatkan pendapatan pedagang makanan.

"Kader POSKO PAMAN pada saat ini terdiri dari anggota TP PKK (10 orang), Kader motivator kesehatan (25 orang), Guru (20 orang), Tokoh masyarakat (8 orang), Tiwisada (138 orang) dan Kader kesehatan Remaja (25 orang)," katanya.

Menutup pemaparannya, Ning Ita menjelaskan POSKO PAMAN sejak tahun 2016 sudah ditiru oleh tiga posyandu di Kota Mojokerto, yaitu Raung Merapi, Batok Bromo dan Panderman. Dan dari tahun ke tahun semakin banyak diadopsi oleh Posyandu di Kota Mojokerto hingga bulan Juli 2019 sudah diadopsi oleh 20 posyandu dan menargetkan akan diadopsi oleh 26 Posyandu.

Selain diadopsi oleh Posyandu, POSKO PAMAN juga telah diadopsi oleh PKK Kota Surabaya, PKK Kabupaten Nganjuk dan Disperta Kota Bandung. Dengan keberhasilan yang telah dicapai dengan POSKO PAMAN, Ning Ita berharap POSKO PAMAN juga dapat diadopsi oleh daerah-daerah lain di luar Kota Mojokerto, sehingga semakin meningkatkan kesehatan penduduk Indonesia. (*)
 

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019