Komandan Satgas TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-150 Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Letkol (Inf) Dodik Novianto menegaskan bahwa pembangunan rabat jalan akses dari Desa Dompyong menuju Sumurup sebagai bentuk peran aktif TNI dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

"Hal ini sesuai dengan tema TMMD ke-105 tahun 2019, yakni 'Bersama TMMD Membangun untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat'. Tentunya Satgas TMMD sangat getol untuk mewujudkan hal tersebut," katanya di Trenggalek, Jumat.

Mengutip pernyataan Danrem 081/DSJ Kolonel (inf) Masduki, ia menyatakan bahwa salah satu tolak ukur pertahanan yang kuat suatu negara mengacu pada kondisi rakyatnya yang sejahtera.

Dengan sejahtera, katanya, keamanan dan ketertiban masyarakat dapat terjaga, sehingga kedaulatan dapat dijaga.

"Kami melakukan rabat akses Desa Sumurup ke Desa Dompyong, melihat dari segi efektivitas tentunya lebih efektif. Sebelumnya masyarakat harus melambung melalui Desa Suren Lor, untuk menuju Dompyong atau sebaliknya menuju Desa Sumurup, apalagi akses jalan dalam kondisi rusak," katanya.

Ia mengharapkan, dengan adanya rabat jalan melalui TMMD ini bisa mempersempit jarak hingga 10 kilometer, sehingga dari Desa Sumurup ke Dompyong bisa langsung tembus, tanpa harus melambung melalui Desa Surenlor dulu.

"Tahun kemarin kami sudah tinjau bersama dengan Pemerintah Kabupaten dan kami lihat jalan tembus ini memiliki dampak ekonomis, karena lebih hemat waktunya," katanya.

Tentunya, kata dia, dengan semakin pendek jarak tempuhnya, akan sedikit menghemat waktu serta mengurangi kepadatan distribusi barang dari Dompyong keluar Dompyong, maupun dari luar Dompyong menuju Desa Dompyong.

Apalagi, kata Dodik Novianto, beberapa sendi ekonomi masyarakat di Kecamatan Bendungan berada di Desa Dompyong, seperti halnya pasar kecamatan yang selalu ramai bila waktu pasaran dan mengakibatkan kemacetan.

Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin menambahkan,di Kecamatan Bendungan ini salah satunya angka kemiskinannya masih tinggi, terus yang lainnya angka pendidikannya salah satu yang terendah dibandingkan dengan daerah lainnya.

Kalau yang lainnya rata-rata SMA dan perguruan tinggi di (Kecamatan) Bendungan masih sangat kurang.

"Makanya kita harus mempenlok potensi yang ada di Bendungan. Seperti beberapa potensi di dilem Wilis pasca-HPL, apakah ada Investasi di dalam terus melibatkan masyarakat sejauh mana," katanya.

Selain pembangunan terstruktur, di tempat itu juga akan ada pembangunan nasional bangunan bendungan dengan kapasitas tampungan sebesar 17.000 meter kubik.

Bangunan tersebut nantinya diproyeksikan bisa menjadi sarana pariwisata, membuka lahan pertanian baru karena airnya menjadi sumber air baku baru juga. Warga di sini juga mengakses air cukup kurang meskipun air melimpah.

Tentunya dengan akses jalan alternatif ini mempermudah masyarakat mengakses potensi-potensi ekonomi, sehingga berdampak kepada kesejahteraan masyarakat, kata bupati.


 

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019