Pameran batik tulis Pamekasan, Jawa Timur, yang digelar pedagang batik di Tanzania, Afrika, berlangsung sukses berkat dukungan Pemkab Pamekasan.
Menurut pedagang batik tulis Pamekasan yang mengikuti pameran itu Dian Hendriani, dirinya bisa mengikuti pameran intenasional bernama saba-saba itu, berkat dukungan Pemkab Pamekasan.
"Pemkab mendukung penuh upaya saya, dan mempermudah urusan administrasi yang berkaitan dengan kebutuhan kami ke Tanzania," kata Dian.
Dalam rilis yang diterima Antara di Pamekasan, Kamis malam, Dian menjelaskan, batik yang dibawa ke Tanzania itu merupakan batik tulis hasil kerajinan masyarakat di beberapa desa.
Antara lain, Desa Toronan, Toket, Proppo dan Desa Larangan Badung, Pamekasan.
"Dan alhamdulillah batik tulis Pamekasan sangat diminati di Pameran kali ini," kata Dian, menjelaskan.
Pameran internasional yang diikuti oleh pengusaha batik Pamekasan atas undangan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Tanzania ini mulai 7 Juli dan berlangsung hingga 21 Juli 2019.
Dia menuturkan, kekaguman warga di negara itu atas batik tulis Pamekasan karena batik hasil kerajinan warga ini dinilai bagus.
"Bahkan Kedubes RI di Tanzania mewajibkan semua karyawannya untuk memakai batik," kata Dian.
Ia lebih lanjut menuturkan, batik tulis yang ia bawa ke pameran internasional di Tanzania itu berupa batik lembaran dan kemeja, masing-masing berjumlah 130 buah kemeja dan 60 lembar batik.
Di Pameran itu, Dian mengaku, menjual batik tulis hasil kerajinan warga Pamekasan itu antara Rp200 ribu hingga Rp500 ribu.
Selain memamerkan batik tulis Pamekasan, ia juga membawa sejumlah produk unggulan lainnya yang merupakan hasil kerajinan warga Pamekasan, antara lain jamu, rengginang, ikan teri kering, kopi rempah, kopi mangrove, dan beberapa produk UMKM Pamekasan lainnya.
"Saya sangat berterima kasih atas dukungan Bupati Pamekasan berupa surat untuk kedutaan dan hadiah batik untuk Kedutaan RI di Tanzania," ucap Dian.
Ia menjelaskan, berkat bantuan dan dukungan Pemkab Pamekasan semua urusan administrasi menjadi lancar.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Menurut pedagang batik tulis Pamekasan yang mengikuti pameran itu Dian Hendriani, dirinya bisa mengikuti pameran intenasional bernama saba-saba itu, berkat dukungan Pemkab Pamekasan.
"Pemkab mendukung penuh upaya saya, dan mempermudah urusan administrasi yang berkaitan dengan kebutuhan kami ke Tanzania," kata Dian.
Dalam rilis yang diterima Antara di Pamekasan, Kamis malam, Dian menjelaskan, batik yang dibawa ke Tanzania itu merupakan batik tulis hasil kerajinan masyarakat di beberapa desa.
Antara lain, Desa Toronan, Toket, Proppo dan Desa Larangan Badung, Pamekasan.
"Dan alhamdulillah batik tulis Pamekasan sangat diminati di Pameran kali ini," kata Dian, menjelaskan.
Pameran internasional yang diikuti oleh pengusaha batik Pamekasan atas undangan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Tanzania ini mulai 7 Juli dan berlangsung hingga 21 Juli 2019.
Dia menuturkan, kekaguman warga di negara itu atas batik tulis Pamekasan karena batik hasil kerajinan warga ini dinilai bagus.
"Bahkan Kedubes RI di Tanzania mewajibkan semua karyawannya untuk memakai batik," kata Dian.
Ia lebih lanjut menuturkan, batik tulis yang ia bawa ke pameran internasional di Tanzania itu berupa batik lembaran dan kemeja, masing-masing berjumlah 130 buah kemeja dan 60 lembar batik.
Di Pameran itu, Dian mengaku, menjual batik tulis hasil kerajinan warga Pamekasan itu antara Rp200 ribu hingga Rp500 ribu.
Selain memamerkan batik tulis Pamekasan, ia juga membawa sejumlah produk unggulan lainnya yang merupakan hasil kerajinan warga Pamekasan, antara lain jamu, rengginang, ikan teri kering, kopi rempah, kopi mangrove, dan beberapa produk UMKM Pamekasan lainnya.
"Saya sangat berterima kasih atas dukungan Bupati Pamekasan berupa surat untuk kedutaan dan hadiah batik untuk Kedutaan RI di Tanzania," ucap Dian.
Ia menjelaskan, berkat bantuan dan dukungan Pemkab Pamekasan semua urusan administrasi menjadi lancar.
Editor : Didik Kusbiantoro
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019