Pertemuan Ilmiah Tahunan Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (PIT POGI) 2019 memberikan penghargaan untuk daerah yang berhasil menekan dan menurunkan angka kematian ibu pada saat persalinan.

Ketua PP POGI dr Ari kusuma Januarto SpOG di Surabaya, Selasa mengatakan pihaknya memberikan penghargaan bagi daerah melalui PAKI (Penurunan Angka Kematian Ibu) Award.

"Tiga daerah mendapat penghargaan PAKI Award, yakni Kulon Progo, Tuban dan Kerawang. Ketiga daerah tersebut dinilai memiliki inovasi dan terobosan yang berhasil menekan dan menurunkan angka kematian ibu melahirkan," katanya.

Ari menuturkan, adapun pemenang PAKI Award harus punya klasifikasi data khusus dan wawancara dengan berbagai pihak terkait. Pemenang PAKI ini diwajibkan untuk membuat tulisan terkait proses inovasi dan terobosan yang digunakan dalam menekan dan menurunkan angka kematian ibu melahirkan.

"Tentunya penghargaan ini diharapkan mampu memberikan apresiasi kepada daerah yang telah banyak meningkatkan mutu dan kualitasnya dalam menekan angka kematian ibu melahirkan. Harapannya semoga usaha ini diadopsi oleh daerah lainnya serta membuat Indonesia bebas kematian ibu melahirkan," ujarnya.

Perwakilan RSUD Tuban dr Syaifuddin Zuhri mengaku terkejut Tuban mendapatkan pengakuan dari upaya yang dilakukan selama ini.

Menurutnya upaya menurunan kematian ibu melahirkan tidak hanya dari RSUD Tuban semata, melainkan seluruh komponen seperti bupati yang banyak melakukan penangan kesehatan dengan menganggarkan 16 persen APBD Tuban, institusi terkait dan lembaga swadaya masyarakat (LSM).

"Semua komponen duduk bersama untuk merumuskan bagaimana caranya agar ibu tidak meninggal saat persalinan," ujarnya.

Dari kesadaran itu, kata Zuhri, tercipta Program Permata yakni program persalinan aman dan tertata.

"Dari program itu terdapat dua indikator penting yakni persalinan aman. Program itu memastikan semua ibu yang hamil mendapatkan semua fasilitas yang memadai dan pelayanan yang terampil," katanya.

Salah satunya dengan pelayanan bidan terpusat di puskesmas atau fasilitas kesehatan guna menghindari dilakukannya persalinan di rumah. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya keadaan yang tidak diinginkan, karena persalinan di rumah sangat berisiko dan tidak aman.

Zuhri pun menyampaikan bahwa di Tuban saat ini terdapat tujuh puskesmas PONED (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Dasar), selain Puskesmas standar yang tersebar di 20 Kecamatan

"Puskesmas PONED ini telah memiliki peralatan dan personil yang mumpuni, sehingga memiliki kualitas output yang baik dan siap melayani persalinan 24 jam. Di Tuban sendiri terdapat setidaknya delapan orang spesialis obgyn," katanya.(*)

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019