![pinterest](https://pinterest.com/pin/create/button/?url=https://jatim.antaranews.com/berita/304064/pakar-pendidikan-internasional-berbagi-mengenai-sekolah-inspirasi-di-banyuwangi&media=https://cdn.antaranews.com/cache/1200x800/2019/07/07/IMG-20190706-WA0058.jpg&description=Pakar pendidikan internasional berbagi mengenai "sekolah inspirasi" di Banyuwangi){kind=link}
Pakar pendidikan internasional yang telah berkeliling di 12 negara, Sayed Hyder, berkunjung ke Kabupaten Banyuwangi, Jawa, Timur, berbagi tentang "sekolah inspirasi" kepada para kepala sekolah SD dan SMP se-Banyuwangi.
Dalam keterangan pers diterima ANTARA di Banyuwangi, Minggu, Hyder menyampaikan perkembangan revolusi industri 4.0 yang sarat dengan komputerisasi dewasa ini berimplikasi terhadap dunia pendidikan.
Jika tak ikut berbenah maka keluaran yang dihasilkan lembaga pendidikan tidak akan bisa beradaptasi terhadap dunia industri yang sedang berkembang.
"Saat ini sudah ada 100 ribu pekerjaan yang telah tergantikan dengan komputer. Jika dunia pendidikan tidak beradaptasi, maka output-nya akan sulit terserap dalam dunia industri," kata Hyder.
Ia memaparkan, dunia pendidikan terbelah dalam dua mazhab, ada yang menekankan pada pengelolaan informasi dan ada yang mengutamakan pada bakat minat para peserta didik.
"Yang menekankan informasi akan dilibas oleh sistem kerja yang terkomputerisasi, sedangkan yang kedua akan sulit tergantikan oleh komputer canggih apapun," ucapnya.
Oleh karena itu, menurut ia, pendidikan jangan hanya menekankan pada hafalan-hafalan. Namun harus bisa memindai bakat dan minat peserta didik.
"Dengan pola pendidikan kedua ini, akan melahirkan adalah kemampuan kreasi, cinta kasih dan intuisi. Tiga hal ini, sampai sekarang tidak bisa tergantikan oleh komputer," paparnya.
Hyder juga memaparkan kajian neouroplasticity untuk meningkatkan effort para peserta didik, dalam kajian tersebut setiap manusia memiliki potensi kecerdasan yang setara. Tinggal mengoptimalkan saraf yang ada pada setiap otak manusia, yang mana setiap manusia dianugerahi syaraf (neuron) sejumlah 80 - 100 miliar.
"Untuk bisa mengoptimalkan neuron tersebut, harus sering dilatih. Latihannya dengan memperbanyak belajar langsung pada sumber-sumber primer," ucapnya.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengharapkan pendidikan yang bisa beradaptasi terhadap revolusi industri 4.0.
"Kemajuan industri saat ini harus direspon oleh dunia pendidikan, jika tak disiapkan maka akan ketinggalan," katanya.
Anas juga mengharapkan para kepala sekolah yang hadir untuk bisa menerapkan apa yang didapat dari "sharing seasion" dengan Sayed Hyder.
"Semoga apa yang didapat hari ini, bisa diterapkan di instansi pendidikan masing-masing," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Dalam keterangan pers diterima ANTARA di Banyuwangi, Minggu, Hyder menyampaikan perkembangan revolusi industri 4.0 yang sarat dengan komputerisasi dewasa ini berimplikasi terhadap dunia pendidikan.
Jika tak ikut berbenah maka keluaran yang dihasilkan lembaga pendidikan tidak akan bisa beradaptasi terhadap dunia industri yang sedang berkembang.
"Saat ini sudah ada 100 ribu pekerjaan yang telah tergantikan dengan komputer. Jika dunia pendidikan tidak beradaptasi, maka output-nya akan sulit terserap dalam dunia industri," kata Hyder.
Ia memaparkan, dunia pendidikan terbelah dalam dua mazhab, ada yang menekankan pada pengelolaan informasi dan ada yang mengutamakan pada bakat minat para peserta didik.
"Yang menekankan informasi akan dilibas oleh sistem kerja yang terkomputerisasi, sedangkan yang kedua akan sulit tergantikan oleh komputer canggih apapun," ucapnya.
Oleh karena itu, menurut ia, pendidikan jangan hanya menekankan pada hafalan-hafalan. Namun harus bisa memindai bakat dan minat peserta didik.
"Dengan pola pendidikan kedua ini, akan melahirkan adalah kemampuan kreasi, cinta kasih dan intuisi. Tiga hal ini, sampai sekarang tidak bisa tergantikan oleh komputer," paparnya.
Hyder juga memaparkan kajian neouroplasticity untuk meningkatkan effort para peserta didik, dalam kajian tersebut setiap manusia memiliki potensi kecerdasan yang setara. Tinggal mengoptimalkan saraf yang ada pada setiap otak manusia, yang mana setiap manusia dianugerahi syaraf (neuron) sejumlah 80 - 100 miliar.
"Untuk bisa mengoptimalkan neuron tersebut, harus sering dilatih. Latihannya dengan memperbanyak belajar langsung pada sumber-sumber primer," ucapnya.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengharapkan pendidikan yang bisa beradaptasi terhadap revolusi industri 4.0.
"Kemajuan industri saat ini harus direspon oleh dunia pendidikan, jika tak disiapkan maka akan ketinggalan," katanya.
Anas juga mengharapkan para kepala sekolah yang hadir untuk bisa menerapkan apa yang didapat dari "sharing seasion" dengan Sayed Hyder.
"Semoga apa yang didapat hari ini, bisa diterapkan di instansi pendidikan masing-masing," tuturnya.
Editor : Didik Kusbiantoro
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019