Turunnya harga daging ayam dan telur ayam ras menjadi pemicu utama deflasi sebesar 0,16 persen pada Juni 2019 di Kabupaten Jember, Jawa Timur, yang ditunjukkan oleh penurunan indeks harga konsumen (IHK) dari Mei 2019 sebesar 131,96 persen, menjadi sebesar 131,75 persen pada Juni 2019.

"Komoditas yang memberikan andil terbesar deflasi adalah daging ayam ras, telur ayam ras, kacang panjang, bawang merah dan tomat sayur," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jember Arif Joko Sutejo di Kantor BPS Jember, Senin.

Dari tujuh kelompok pengeluaran, lanjut dia, enam kelompok pengeluaran mengalami inflasi dan satu kelompok pengeluaran mengalami deflasi dengan rincian kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi tertinggi adalah kelompok sandang sebesar 0,40 persen; diikuti oleh kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,30 persen.

Kemudian kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,16 persen; kelompok perumahan, listrik, air, gas dan bahan bakar sebesar 0,13 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga inflasi sebesar 0,07 persen; dan kelompok kesehatan sebesar 0,03 persen sedangkan kelompok bahan makanan deflasi sebesar 1,23 persen.

"Pada Juni 2019 komponen inti (core inflation) mengalami inflasi sebesar 0,2 persen dan komponen diatur pemerintah (administered) mengalami inflasi sebesar 0,21 persen, sedangkan komponen bergejolak (volatile foods) mengalami deflasi sebesar 1,47 persen," tuturnya.

Berdasarkan data BPS Jember, tercatat selama tujuh tahun terakhir pada bulan Juni yaitu periode tahun 2013-2019 terjadi inflasi sebanyak enam kali dan satu kali deflasi yakni deflasi terjadi pada tahun 2019 sebesar 0,16 persen, sedangkan inflasi tertinggi terjadi pada tahun 2013 sebesar 0,78 persen.

"Deflasi Kabupaten Jember bulan Juni 2019 dengan nilai sebesar 0,16 persen apabila dikelompokan berdasarkan disagregasi, maka terlihat bahwa penyebab utama adalah komponen-komponen bergejolak (volatile foods) yang mengalami deflasi sebesar 1,47 persen dan sumbangan deflasi sebesar 0,3131 persen," katanya.

Baca juga: Jatim inflasi 0,13 persen pada Juni

Dari delapan kota IHK di Jawa Timur, enam kota mengalami inflasi yakni inflasi tertinggi terjadi di Kota Probolinggo sebesar 0,48 persen, diikuti Banyuwangi (0,36 persen), Madiun (0,22 persen), Surabaya (0,21 persen), Sumenep (0,10 persen), dan inflasi terendah terjadi di Kota Kediri sebesar 0,08 persen.

Sedangkan dua kota mengalai deflasi yakni Kota Malang sebesar 0,17 dan Kabupaten Jember sebesar 0,16, kemudian pada bulan Juni 2019 juga tercatat Jawa Timur mengalami inflasi sebesar 0,13 persen dan nasional mengalami inflasi sebesar 0,55 persen.

Sementara Kasi Distribusi Statistik BPS Jember Candra Birawa mengatakan memasuki bulan Juni 2019, harga komoditas daging ayam mengalami tren yang menurun dan masih berlangsung hingga minggu ke empat bulan Juni, sehingga secara rata-rata harga, komoditas daging ayam ras mengalami penurunan harga hingga mencapai 18 persen bila dibandingkan dengan rata-rata harga di bulan Mei 2019.

"Diindikasikan bahwa over supply dilingkup peternak menjadi pemicu menurunnya harga komoditas tersebut, sedangkan demand tidak sepadan dengan stok dan supply yang ada. Seiring dengan hal tersebut, komoditas telur ayam ras juga mengalami penurunan harga," katanya.

Menurutnya komoditas lain yang mengalami penurunan adalah komoditas bawang merah dan komoditas bawang putih karena pasokan yang tersedia di pasar sudah mampu mencukupi kebutuhan masyarakat, sehingga harga yang ditawarkan oleh pedagang mulai stabil.

"Rendahnya deflasi pada Bulan Juni 2019 masih bisa dikendalikan dikarenakan beberapa komoditas mengalami kenaikan harga, diantaranya komoditas emas perhiasan," katanya.

Ia mengatakan harga emas naik lebih dari 1,5 persen pada perdagangan minggu pertama bulan Juni 2019 dan menyentuh level tertinggi dalam tiga bulan di tengah kekhawatiran ketegangan perdagangan AS can China, sekaligus adanya ancaman pengenaan tarif dari Washington terhadap Meksiko.

"Selain komoditas emas perhiasan, komoditas angkutan antar kota, kendaraan carter/travel dan tarif kereta api memicu inflasi di bulan Juni karena fenomena arus mudik dan balik Lebaran 2019, sehingga demand akan tiket arus mudik dan balik meningkat dan terjadilah kenaikan harga," ujarnya.

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019