Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar menegaskan program pemberdayaan masyarakat (prodamas) ternyata membawa dampak positif bagi perkembangan kelurahan, salah satunya meningkatkan partisipasi di masyarakat.

"Unsur kebersamaan dalam membangun di Kediri sudah muncul empat sampai lima tahun lalu. Prodamas membawa dampak yang bagus di masyarakat, partisipasi terangkat," katanya saat mendampingi tim penilai lomba kelurahan berhasil tingkat Provinsi Jatim di Kelurahan Pojok, Kota Kediri, Jawa Timur, Kamis (20/6).

Ia mengatakan, banyak hal positif di Kediri maupun kelurahan lain yang bisa terangkat. Kota Kediri termasuk yang beruntung, karena Kelurahan Pojok, berhasil lolos dari seluruh kelurahan yang dinilai tingkat Jatim.

Pemerintah mengucurkan prodamas dengan besaran Rp50 juta per RT per tahun. Bahkan, nominal itu dinaikkan menjadi Rp100 juta per RT per tahun. Prodamas bisa dimanfaatkan untuk berbagai program di kelurahan, baik perbaikan infrastruktur, sosial dan ekonomi.

Lebih lanjut, ia mengatakan Kelurahan Pojok, Kota Kediri secara geografis memang berada di barat sungai dan ada di daerah yang lebih tinggi ketimbang daerah lain di Kediri. Namun, di kelurahan ini program dan fasilitas yang dibuat oleh kelurahan cukup baik. Di kelurahan ini, pendidikan juga bagus, ada SMA Taruna, kampus politeknik negeri, termasuk Universitas Kadiri.

"Kelurahan Pojok adalah kelurahan pertama kali dalam pelayanan daring, bahkan menjadi proyek percontohan. Jadi, kalau dulu di cap Pojok daerah yang memang berada di pojok, pinggir, sekarang fasilitasnya tengah (bagus) dan saya lihat dari program kelurahan berjalan bagus," kata dia.

Ia juga berharap, seluruh perangkat kelurahan di Kota Kediri juga bisa saling unggul dalam program maupun potensi di masing-masing daerah. Ke depan, dirinya meminta seluruhnya baik perangkat maupun warga tetap menjaga kebersamaan.

"Saya harap jaga kekompakan, kebersamaan dan ke depan menuju kesejahteraan masyarakat lebih mudah. Bisa meniru seperti di sini (Kelurahan Pojok) untuk kelurahan lainnya. Saat ini, kelurahan lain juga sama, untuk pendekatan pelayanan berbasis IT, jadi diupayakan sedikit mungkin manusia bertemu manusia, tapi bertemu sistem, jadi cepat tidak perlu menunggu lama," kata dia.

Sementara itu, Ketua Tim penilai lomba kelurahan berhasil tingkat Provinsi Jatim 2019, Heru Suseno mengatakan di Jatim ada empat kelurahan di empat kota yang berhasil masuk nominasi, yakni Kota Surabaya, Kota Malang, Kota Madiun, dan Kota Kediri.

"Kediri ini tidak tiba-tiba, ada prosesnya seperti administrasi. Setelah dinyatakan lolos kami panggil ke provinsi memaparkan urusan pemberdayaan, pemerintahan," katanya.

Ia juga menambahkan, ada tiga indikator penilaian, yakni pemerintahan, kewilayahan dan ekonomi. Tim dari Provinsi Jatim juga cukup banyak disebar, sehingga bisa memantau secara langsung dan menilai apakah sesuai dengan indikator tersebut atau masih kurang.

"Dari banyak potensi bisa dijadikan modal bersaing dari empat kelurahan di empat kota ini. Nanti selesai (penilaian) tanggal 26 Juni dan setelah itu kami sampaikan ke pemerintah kota yang mempunyai nilai terbaik mewakili Jatim," kata dia.

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019