Ratusan orang tua wali di Surabaya, Selasa, mendatangi kantor Dinas Pendidikan Kota Surabaya guna memprotes adanya beberapa masalah dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang SMP negeri di kota itu yang dibuka secara daring.
Wali murid alumnus SDN Ketabang, Yulia, mengatakan sengaja datang ke kantor Dispendik Surabaya setelah anaknya kalah peringkat dengan pendaftar yang jarak rumahnya lebih jauh darinya.
"Karena anak saya sempat daftar kawasan, jadi saya baru daftar reguler pukul 08.00. Langsung daftar daring ke SMPN 1, anak saya masuk karena jaraknya 1,7 kilometer. Hanya saja yang telihat masih acak, makanya saya ke sini. Bahkan teman anak saya yang jarak rumahnya 500 meter malah tergeser di bawah anak saya," katanya.
Yulia memilih menunggu kepastian hasil di kantor Dispendik Surabaya, pasalnya antrean orang tua yang menunggu layanan konsultasi PPDB ini sudah mencapai ratusan.
"Saya tanya-tanya orang tua banyak yang masalahnya sama kayak akhirnya saya mantau di luar ruangan saja. Karena jawabannya sama dari petugasnya kalau sistem komputer 'error'. Malah ada yang disuruh tanya ke skeolah asal ada yang diminta nunggu," ujarnya.
Hal serupa diungkapkan warga Keputran Surabaya, Pipit, yang data anaknya hilang dari pemeringkatan PPDB SMPN. Padahal jarak rumahnya dengan sekolah hanya sekitar 700 meter.
"Saya cuma 700 meter tersingkir, yang di atas satu kilometer kok datanya nggak bergerak. Makanya saya mau tanya ke sini," katanya.
Sementara itu, Kepala Dispendik Surabaya Ikhsan mengatakan adanya permasalahan pada PPDB jalur zonasi umum, karena jalur tersebut sangat diminati masyarakat. Sehingga terlalu banyaknya pendaftar, tampilannya belum sinkron sesuai dengan keinginan masyarakat.
Banyaknya peminatan masyarakat ke jalur tersebut tahapan PPDB jenjang SMP negeri sudah tuntas dilakukan. Seperti jalur perpindahan tugas orang tua, jalur prestasi, serta jalur zonasi kawasan.
"Masyarakat kami imbau jangan khawatir. Karena memang proses sedang berjalan terus. Yang jelas semua data pendaftar pasti terekam di sistem PPDB," ujar mantan Kepala Bapemas dan KB Kota Surabaya ini.
Tim PPDB dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS) Yudhi Purwananto menjelaskan secara teknis bahwa peladen (server) tidak masalah. Bahkan, tim IT yang menangani PPDB SMP Kota Surabaya mencapai 25 orang.
"Kalau ada nama pendaftar yang namanya hilang, nanti cek di rekap pendaftar. Ini perubahan terus berjalan," katanya.
Dosen di Fakultas Teknologi Informasi dan Komunikasi ITS ini melanjutkan, tampilan data di laman ppdbsurabaya.net saat ini diakuinya agak aneh, tapi tampilan tersebut tidak lama lagi akan sesuai dengan keinginan masyarakat.
"Seleksi jalur zonasi umum itu berdasarkan jarak antara sekolah dengan alamat tempat tinggal. Apabila terdapat kesamaan jarak antara sekolah dengan alamat tempat tinggal, maka prioritas diberikan kepada calon peserta didik baru (CPBD) yang mendaftar lebih awal," katanya.
Dia menegaskan, informasi yang banyak berkembang di masyarakat dalam PPDB SMP jalur zonasi umum ini adalah cepat-cepatan mendaftar. Sehingga, puncak pendaftar adalah pada hari pertama buka.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Wali murid alumnus SDN Ketabang, Yulia, mengatakan sengaja datang ke kantor Dispendik Surabaya setelah anaknya kalah peringkat dengan pendaftar yang jarak rumahnya lebih jauh darinya.
"Karena anak saya sempat daftar kawasan, jadi saya baru daftar reguler pukul 08.00. Langsung daftar daring ke SMPN 1, anak saya masuk karena jaraknya 1,7 kilometer. Hanya saja yang telihat masih acak, makanya saya ke sini. Bahkan teman anak saya yang jarak rumahnya 500 meter malah tergeser di bawah anak saya," katanya.
Yulia memilih menunggu kepastian hasil di kantor Dispendik Surabaya, pasalnya antrean orang tua yang menunggu layanan konsultasi PPDB ini sudah mencapai ratusan.
"Saya tanya-tanya orang tua banyak yang masalahnya sama kayak akhirnya saya mantau di luar ruangan saja. Karena jawabannya sama dari petugasnya kalau sistem komputer 'error'. Malah ada yang disuruh tanya ke skeolah asal ada yang diminta nunggu," ujarnya.
Hal serupa diungkapkan warga Keputran Surabaya, Pipit, yang data anaknya hilang dari pemeringkatan PPDB SMPN. Padahal jarak rumahnya dengan sekolah hanya sekitar 700 meter.
"Saya cuma 700 meter tersingkir, yang di atas satu kilometer kok datanya nggak bergerak. Makanya saya mau tanya ke sini," katanya.
Sementara itu, Kepala Dispendik Surabaya Ikhsan mengatakan adanya permasalahan pada PPDB jalur zonasi umum, karena jalur tersebut sangat diminati masyarakat. Sehingga terlalu banyaknya pendaftar, tampilannya belum sinkron sesuai dengan keinginan masyarakat.
Banyaknya peminatan masyarakat ke jalur tersebut tahapan PPDB jenjang SMP negeri sudah tuntas dilakukan. Seperti jalur perpindahan tugas orang tua, jalur prestasi, serta jalur zonasi kawasan.
"Masyarakat kami imbau jangan khawatir. Karena memang proses sedang berjalan terus. Yang jelas semua data pendaftar pasti terekam di sistem PPDB," ujar mantan Kepala Bapemas dan KB Kota Surabaya ini.
Tim PPDB dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS) Yudhi Purwananto menjelaskan secara teknis bahwa peladen (server) tidak masalah. Bahkan, tim IT yang menangani PPDB SMP Kota Surabaya mencapai 25 orang.
"Kalau ada nama pendaftar yang namanya hilang, nanti cek di rekap pendaftar. Ini perubahan terus berjalan," katanya.
Dosen di Fakultas Teknologi Informasi dan Komunikasi ITS ini melanjutkan, tampilan data di laman ppdbsurabaya.net saat ini diakuinya agak aneh, tapi tampilan tersebut tidak lama lagi akan sesuai dengan keinginan masyarakat.
"Seleksi jalur zonasi umum itu berdasarkan jarak antara sekolah dengan alamat tempat tinggal. Apabila terdapat kesamaan jarak antara sekolah dengan alamat tempat tinggal, maka prioritas diberikan kepada calon peserta didik baru (CPBD) yang mendaftar lebih awal," katanya.
Dia menegaskan, informasi yang banyak berkembang di masyarakat dalam PPDB SMP jalur zonasi umum ini adalah cepat-cepatan mendaftar. Sehingga, puncak pendaftar adalah pada hari pertama buka.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019