Mahasiswa program studi profesi ners Fakultas Keperawatan Universitas Jember (Unej) menggelar Festival Kesehatan bertajuk "Bhiru Daun Panti, Sehat, Kreatif, dan Mandiri" yang dilaksanakan di Balai Desa Kemiri, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Minggu. untuk mencegah stunting.

"Penanganan stunting tidak hanya dilakukan oleh Kementerian Kesehatan atau pemerintah daerah saja, namun juga menjadi kepedulian semua pihak termasuk perguruan tinggi negeri seperti Unej," kata Ketua panitia kegiatan, Gafianda Andri Aswari di Desa Kemiri, Kecamatan Panti, Kabupaten Jember.

Menurutnya, gizi buruk menjadi pintu masuk menuju kondisi stunting dan gizi buruk dapat disebabkan oleh faktor keterbatasan ekonomi, pola asuh yang salah, serta sanitasi dan akses terhadap air bersih yang buruk.

"Dari hasil praktek dan pengamatan selama dua bulan lebih di tujuh desa di Kecamatan Panti, kami menemukan masih ada balita yang status kesehatannya berada di garis merah atau kurang gizi," katanya.

Seperti di Desa Pakis, tercatat sebanyak 20 bayi yang tergolong kurang gizi dan kalau kondisi itu dibiarkan, maka balita-balita tersebut bisa terkena stunting, tidak hanya secara fisik mereka pendek, namun perkembangan otaknya juga tidak maksimal.

"Untuk itu, kami peserta mata kuliah Keperawatan Komunitas rutin mendampingi warga tujuh desa di Kecamatan Panti dan ikut berpraktek memberikan pelayanan kesehatan bagi warga sekitar di Puskesmas Panti," katanya.

Ia menjelaskan pendampingan yang dilakukan di antaranya memberikan penyuluhan kesehatan ibu dan anak di setiap kali layanan posyandu dibuka dan salah satu bentuk penyuluhan adalah pemberian dan pembuatan makanan bergizi yang bersumber dari potensi lokal, yang keseluruhan rangkaian puncak kegiatannya dalam Festival Kesehatan di halaman Kantor Desa Kemiri.

"Selain menggelar senam bersama, pemeriksaan kesehatan gratis, ada juga lomba kreasi makanan sehat berbasis potensi lokal yang diikuti oleh perwakilan dari tiap desa di Kecamatan Panti, bekerjasama dengan Puskesmas setempat," katanya.

Gafianda mengatakan tujuh tim berlomba menampilkan ide kreatif mereka dalam mengolah bahan makanan yang ada di sekitarnya seperti tim Desa Kemuningsari Lor membuat kue brownies kukus dari daun kelor, tim Desa Kemiri menampilkan kue bola-bola singkong keju, tim dari Desa Pakis dengan puding ubi ungu, sementara ibu-ibu Desa Suci membuat dawet kelor.

Tim dari Desa Kemuning Lor Sri Wahyuni mengatakan selama ini daun kelor banyak ditemui di desanya, namun hanya dikonsumsi sebagai sayur atau bahan masker untuk wajah.

"Setelah mendapatkan penyuluhan dan pendampingan dari mahasiswa Unej, kami jadi tahu jika banyak bahan makanan yang memiliki kandungan gizi yang bagus buat balita seperti ubi ungu dan daun kelor yang banyak tumbuh di sekitar rumah kami," ujarnya. (*)

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019