Festival Bambu Gintangan kembali digelar di Banyuwangi, Jawa Timur. Festival yang digagas warga Desa Gintangan, Kecamatan Blimbingsari, ini menampilkan beragam kostum dari material bambu.

Informasi yang dihimpun ANTARA di Banyuwangi, Minggu, menyebutkan peserta tidak hanya dari desa setempat, tapi juga dari luar daerah.

Ketua Panitia Festival Bambu Gintangan, Dian Effendi mengemukakan, peserta festival banyak dari kalangan anak muda dari luar Desa Gintangan yang tertarik mengikuti festival itu.

"Pesertanya umum, tidak hanya dari Gintangan saja. Tapi, juga diikuti oleh peserta dari daerah lain. Mereka tertarik dengan konsepnya," katanya.

Untuk mendesain kostum Festival Bambu Gintangan yang dilaksanakan pada Sabtu (15/6) sore itu, membutuhkan waktu sehari hingga dua hari, dan terhitung cukup lama menyiapkan bahan baku yang terbuat dari bambu.

"Bambunya perlu melalui proses pengeringan terlebih dahulu, agar bisa lentur dan dipola sesuai desain. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi peserta festival," ujarnya.

Sedangkan untuk biaya pembuatan kostum dari material bambu, lanjut dia, relatif murah dan setiap peserta menghabiskan sekitar Rp500.000 hingga Rp2.000.000.

"Kostum peserta festival dibuat secara mandiri, jadinya lebih murah biaya yang dikeluarkannya," kata Dian.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemkab Banyuwangi, MY Bramuda mengatakan even ini digelar juga untuk mempromosikan potensi kerajinan bambu di Desa Gintangan.

"Ini salah satu cara mempromosikan bambu Desa Gintangan. Kami ingin agar orang tahu bahwa Banyuwangi memiliki bambu Gintangan dengan kualitas ekspor," ucapnya.

Selama ini, Desa Gintangan dikenal sebagai sentra kerajinan bambu di Banyuwangi, dan bahkan produk kerajinan dari bambu telah diekspor ke mancanegara, serta bambu Desa Gintangan ini juga telah diekspor ke Maldive.

Ia berharap, dengan semakin tersohornya Desa Gintangan sebagai pusat kerajinan bambu dapat menarik perhatian pasar mancanegara lainnya.

"Tentunya, ini akan semakin menyejahterahkan masyarakat Desa Gintangan khususnya dan Banyuwangi pada umumnya," tuturnya.

Puluhan busana yang menonjolkan ornamen bambu sukses dikreasi menjadi kostum khas parade oleh warga Desa Gintangan. Kreativitasnya bahkan tak berhenti di situ, mereka juga berhasil menyulap areal persawahan hijau menjadi catwalk bagi talennya.

Berbagai tema kostum pun ditampilkan oleh 42 model yang berasal dari berbagai wilayah di Kabuparten Banyuwangi, mulai dari yang bertema etnik hingga futuristik.

Para penonton merasa terhibur dengan penampilan mereka, kostum bambu yang inovatif ditampilkan di sebuah panggung di tengah sawah menjadi sebuah pertunjukan yang menarik.

Pengunjung juga dimanjakan dengan aneka tari-tarian di catwalk yang menyerupai panggung terbuka, dengan mengangkat kisah perjuangan Wong Agung Wilis menghadapi pasukan VOC. (*)

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019