Distribusi air dari Perusahaan Daerah Air Minum Kota Malang ke pelanggan terjadi penurunan signifikan akibat tampungan air dari sumber di beberapa tandon menurun hingga mencapai ambang batas.
Wali Kota Malang Sutiaji saat melakukan peninjauan di sumber air Wendit Kabupaten Malang, Jumat mendapatkan penjelasan bahwa saat ini sumber air yang ditampung dan selanjutnya dialirkan ke pelanggan memang mengalami penurunan.
"Terjadi penurunan cukup signifikan dan hampir mencapai ambang batas. Air yang ditampung biasanya setinggi 2 meter lebih, namun saat ini hanya tinggal 1 meter saja, sehingga debit air yang mengalir ke sambungan pelanggan berkurang (menurun)," kata Direktur Teknik PDAM Kota Malang Ari Mukti.
Dalam penjelasannya kepada wali kota, Ari mengatakan sumber air Wendit menyuplai 70 persen kebutuhan pelanggan PDAM di Kota Malang. "Pompa Wendit 1 masuk langsung ke pelayanan dan berakhir di Tandon Betek. Pompa Wendit 2 kombinasi antara pelayanan dan mengisi tandon, sedangkan Pompa Wendit 3 langsung mengisi Tandon Buring dan Mojolangu," papar Ari.
Menanggapi turunnya debit sumber air yang berpengaruh pada tampungan air tandon, Wali Kota Malang Sutiaji menyatakan Pemkot Malang terus berinovasi dalam pemenuhan air baku PDAM agar tetap mampu melayani kebutuhan masyarakat.
Pemkot berupaya agar air sungai (air permukaan) bisa dimanfaatkan sebagai salah satu bahan baku air PDAM ke depan. Studi kelayakan akan dilakukan dalam Perubahan Anggaran Keuangan (PAK) 2019 dan berlanjut dengan Detail Engineering Desain (DED) dalam APBD 2020.
"Saya target, 2020 atau 2021 sudah terealisasi. Kami akan melakukan skenario-skenario percepatan berkaitan dengan masalah air bersih ini," tutur Sutiaji.
Selama ini, kebutuhan air di Kota Malang sebagian besar dipenuhi dari sumber air Wendit di kecamatan Pakis, Kabupaten Malang. Hanya saja, ketersediaan air di sumber Wendit saat ini secara perlahan terus berkurang, sehingga Pemkot Malang harus berpikir untuk mengurangi ketergantungan, bahkan pelan tapi pasti bisa lepas dari ketergantungan pada sumber air Wendit.
"Untuk mengantisipasi permasalahan tersebut, kami sudah membuat beberapa skenario. Selain memanfaatkan sumber air di kawasan Merjosari, PDAM juga akan memanfaatkan air permukaan atau sungai," ucapnya.
Sementara itu Direktur Utama PDAM Kota Malang M Nor Muhlas mengaku pihaknya sudah mulai berproses dengan melakukan pra-studi kelayakan yang nantinya akan didukung oleh APBD dan APBN.
"APBN kita tarik ke sini untuk memberikan bantuan. Sedangkan APBD untuk proses administrasi," ujarnya.
Mantan anggota DPRD Kabupaten Malang itu mengaku untuk saat ini pihaknya belum bisa mengestimasi anggaran yang dibutuhkan untuk memanfaatkan air permukaan tersebut.
"Kalau kita bandingkan dengan sungai di Surabaya, sungai di Malang jauh lebih bagus kualitasnya, karena pencemarannya masih lebih tinggi di Surabaya, sehingga proses 'water treatment'-nya tidak terlalu berat untuk dilakukan," kata Muhlas.
Sungai yang menjadi bidikan untuk pengolahan air permukaan tersebut adalah pertemuan sungai di kawasan Wendit dan Kalisari (perbatasan Kota dan Kabupaten Malang di Kecamatan Pakis).
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Wali Kota Malang Sutiaji saat melakukan peninjauan di sumber air Wendit Kabupaten Malang, Jumat mendapatkan penjelasan bahwa saat ini sumber air yang ditampung dan selanjutnya dialirkan ke pelanggan memang mengalami penurunan.
"Terjadi penurunan cukup signifikan dan hampir mencapai ambang batas. Air yang ditampung biasanya setinggi 2 meter lebih, namun saat ini hanya tinggal 1 meter saja, sehingga debit air yang mengalir ke sambungan pelanggan berkurang (menurun)," kata Direktur Teknik PDAM Kota Malang Ari Mukti.
Dalam penjelasannya kepada wali kota, Ari mengatakan sumber air Wendit menyuplai 70 persen kebutuhan pelanggan PDAM di Kota Malang. "Pompa Wendit 1 masuk langsung ke pelayanan dan berakhir di Tandon Betek. Pompa Wendit 2 kombinasi antara pelayanan dan mengisi tandon, sedangkan Pompa Wendit 3 langsung mengisi Tandon Buring dan Mojolangu," papar Ari.
Menanggapi turunnya debit sumber air yang berpengaruh pada tampungan air tandon, Wali Kota Malang Sutiaji menyatakan Pemkot Malang terus berinovasi dalam pemenuhan air baku PDAM agar tetap mampu melayani kebutuhan masyarakat.
Pemkot berupaya agar air sungai (air permukaan) bisa dimanfaatkan sebagai salah satu bahan baku air PDAM ke depan. Studi kelayakan akan dilakukan dalam Perubahan Anggaran Keuangan (PAK) 2019 dan berlanjut dengan Detail Engineering Desain (DED) dalam APBD 2020.
"Saya target, 2020 atau 2021 sudah terealisasi. Kami akan melakukan skenario-skenario percepatan berkaitan dengan masalah air bersih ini," tutur Sutiaji.
Selama ini, kebutuhan air di Kota Malang sebagian besar dipenuhi dari sumber air Wendit di kecamatan Pakis, Kabupaten Malang. Hanya saja, ketersediaan air di sumber Wendit saat ini secara perlahan terus berkurang, sehingga Pemkot Malang harus berpikir untuk mengurangi ketergantungan, bahkan pelan tapi pasti bisa lepas dari ketergantungan pada sumber air Wendit.
"Untuk mengantisipasi permasalahan tersebut, kami sudah membuat beberapa skenario. Selain memanfaatkan sumber air di kawasan Merjosari, PDAM juga akan memanfaatkan air permukaan atau sungai," ucapnya.
Sementara itu Direktur Utama PDAM Kota Malang M Nor Muhlas mengaku pihaknya sudah mulai berproses dengan melakukan pra-studi kelayakan yang nantinya akan didukung oleh APBD dan APBN.
"APBN kita tarik ke sini untuk memberikan bantuan. Sedangkan APBD untuk proses administrasi," ujarnya.
Mantan anggota DPRD Kabupaten Malang itu mengaku untuk saat ini pihaknya belum bisa mengestimasi anggaran yang dibutuhkan untuk memanfaatkan air permukaan tersebut.
"Kalau kita bandingkan dengan sungai di Surabaya, sungai di Malang jauh lebih bagus kualitasnya, karena pencemarannya masih lebih tinggi di Surabaya, sehingga proses 'water treatment'-nya tidak terlalu berat untuk dilakukan," kata Muhlas.
Sungai yang menjadi bidikan untuk pengolahan air permukaan tersebut adalah pertemuan sungai di kawasan Wendit dan Kalisari (perbatasan Kota dan Kabupaten Malang di Kecamatan Pakis).
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019