Menggunakan jasa kapal layar motor (KLM) atau kapal kayu di Pelabuhan Tradisional Jangkar Situbondo, Jawa Timur, menjadi alternatif mudik cepat bagi pemudik tujuan Pulau Sepudi dan Pulau Raas, Kabupaten Sumenep, Madura.

Sebagian besar pemudik perantauan di Pulau Bali dan akan pulang ke kampung halamannya di Pulau Raas dan Sepudi untuk merayakan Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriah, memilih menggunakan jasa kapal kayu, karena lebih cepat dan tak perlu antre seperti untuk mendapatkan tiket kapal feri di Pelabuhan Feri Jangkar.

"Kami bersama keluarga menggunakan kapal kayu ini sudah biasa setiap tahun saat mudik, karena kalau pakai kapal feri antrenya bisa dua hari, dan itu membuang waktu menurut saya, makanya lebih praktis naik kapal kayu," ujar Zahir, salah seorang pemudik tujuan Pulau Raas, di Pelabuhan Tradisional Jangkar Situbondo, Rabu.

Selama ini, katanya, menggunakan jasa kapal layar motor dari Jangkar ke Pulau Raas memakan waktu sekitar lima jam saat cuaca sedang bagus.

Menurutnya, bersama keluarga menggunakan kapal kayu untuk pulang ke kampung halaman telah biasa dilakukan, meskipun dari segi keselamatan selama berlayar di Selat Madura, lebih baik menggunakan jasa angkut kapal feri.

"Daripada kami antre hingga dua hari untuk mendapatkan tiket kapal feri, lebih baik naik kapal kayu biar cepat sampai di rumah," ucapnya.

Untuk menggunakan jasa angkut kapal kayu di Pelabuhan Tradisional Jangkar, para penumpang kapal layar motor harus menggunakan jasa angkut perahu kecil terlebih dahulu untuk sampai ke kapal kayu yang mengapung berjarak sekitar 500 meter dari bibir pantai.

Setiap penumpang kapal layar motor, selain harus membayar tiket kapal, sebelumnya harus membayar Rp5.000 per orang dan sepeda motor Rp5.000 per unit untuk diangkut ke kapal kayu tersebut.

Data diperoleh, tercatat sebanyakl tujuh kapal layar motor di Pelabuhan Tradisonal Jangkar yang melayani rute Jangkar ke Pulau Raas dan Pulau Sepudi.

Video Oleh Novi Husdinariyanto
 

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019