Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur Irjen Pol Luki Hermawan menyatakan pembakaran Mapolsek Tambelangan, Sampang, Rabu (22/5) malam dipicu oleh berita hoaks di salah satu media dan tak berkaitan langsung dengan Pemilihan Presiden.

"Jadi memang kejadiannya malam hari, dan berawal ini sebenarnya tidak ada kaitannya secara langsung dengan Pilpres. Karena mereka dari malam, habis maghrib ada 200 orang yang tadinya mau ke Bawaslu tapi tidak jadi," kata Kapolda di Mapolda Jatim di Surabaya, Kamis.

Luki menjelaskan dalam berita tersebut menyebutkan ada ulama dari Madura yang ditangkap saat aksi 22 Mei di Jakarta. Massa pun akhirnya terprovokasi dan beroutar-putar hingga memilih Mapolsek Tambelangan sebagai sasaran.

"Muter-muter akhirnya datang ke polsek, ini terkait dengan beredarnya di media terkait dengan penangkapan tokoh-tokoh Madura di Jatim dan penembakan-penembakan di Jakarta," kata Luki.

Ratusan massa pun akhirnya memaksa kapolsek untuk membebaskan ulama yang ditangkap. Namun, meski telah diterima baik di Polsek Tambelangan, Massa akhirnya mengamuk dan melempari Mapolsek dengan batu dan molotov.

"Mereka meminta kapolsek untuk membebaskan. Itu diterima baik oleh kapolsek di sana. Nah setelah pulang dari polsek, nggak tau gimana ceritanya mereka langsung melempari batu dan molotov," ujar Luki.

Aksi itu membuat Mapolsek Tambelangan ludes terbakad. Selain itu satu unit mobil patroli Polsek Tambelangan, mobil sedan civic terbakar habis, SPM satu terbakar serta kantor Polsek Mengalami rusak berat.

Kejadian itu ada salah satu korban jiwa bernama Sahran (17) warga Desa Barunggagah, Kecamatan Tambelangan mengalami luka tembak di pergelangan tangan kanannya dan hingga saat ini korban masih dirawat di Puskesmas Tambelangan.

Luki menegaskan, situasi Sampang telah kondusif setelah Forkopimda Jatim bertemu dengan tokoh masyarakat, adat dan pemuda di Sampang yang berjumlah hampir 15 orang.

Sebelumnya, Kantor Polsek Tambelangan, Sampang, Jawa Timur, dibakar massa. Pembakaran terjadi pada Rabu, (22/5) malam, tepatnya ekitar pukul 22.00 WIB.

Pembakaran berawal dari adanya sekelompok massa yang datang secara tiba-tiba ke Mapolsek Tambelangan, Sampang.

Massa itu selanjutnya melempari kantor mapolsek dengan menggunakan batu. Polisi berupaya memberikan pengertian dan melarang mereka berbuat anarkis, namun tidak diindahkan. Dalam hitungan menit, jumlah massa semakin banyak dan semakin bringas, hingga akhirnya terjadi pembakaran.
(*)

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019