Tim Robot Politag-Pro Fakultas Vokasi Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya menjuarai Kontes Robot Indonesia 2019 Regional IV Divisi Kontes Robot ABU Indonesia di Universitas Mataram, Nusa Tenggara Barat, 21-23 April.
Ketua Tim Politag-Pro, Astra Nico Prastyo di kampus setempat, Rabu, mengatakan dalam ajang itu mereka mengungguli tim Papuma_IR64 dari Politeknik Negeri Jember di peringkat 2 dan tim RISMA dari ITS Surabaya di peringkat 3.
"Senang dan bangga sekali bisa juara. Padahal, saingannya kalau boleh dibilang berat-berat, seperti ITS dan juga PENS," kata Astra Nico.
Astra menjelaskan tim Robot Untag telah dua kali mengikuti kontes robotika, namun gagal di babak penyisihan.
"Persiapannya kurang lebih tiga bulan. Mulai dari merancang desain sampai mengikuti perlombaan," ujar mahasiswa Fakultas Vokasi Prodi Manufaktur itu.
Astra menyebut yang paling susah di antara persiapan mereka mengikuti ajang robot tahunan bergengsi ini adalah merancang desain. Pasalnya, desain yang mereka buat sempat salah jadi robotnya juga sempat rusak.
"Mental teman-teman luar biasa. Alhamdulillah, meskipun berkompetisi dengan kampus-kampus besar, ngga terpengaruh. Percaya dirinya juga bagus," ujarnya.
Sementara itu, salah satu pembimbing tim, Dimas Aditya Putra Wardhana, mengungkapkan keunggulan robot milik mereka adalah memiliki kestabilan yang baik.
"Kalau robot dari kampus lain memang unggul dikecepatan. Namun menurut kami kurang stabil. Jadi di beberapa rintangan mereka mengalami gangguan dan error. Sedangkan robot milik kami tingkat kestabilannya cukup baik jadi jarang ada error," ujarnya.
Selain itu, desain robot tim Politag-Pro yang dimiliki juga unik dengan adanya empat buah kaki seperti kuda. Dimas mengaku rancangan desain tersebut melihat dari tema besar KRAI 2019 yaitu "Sang URTUU Agung Menyebarkan Pengetahuan" dan juga dari sistem pertandingan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Ketua Tim Politag-Pro, Astra Nico Prastyo di kampus setempat, Rabu, mengatakan dalam ajang itu mereka mengungguli tim Papuma_IR64 dari Politeknik Negeri Jember di peringkat 2 dan tim RISMA dari ITS Surabaya di peringkat 3.
"Senang dan bangga sekali bisa juara. Padahal, saingannya kalau boleh dibilang berat-berat, seperti ITS dan juga PENS," kata Astra Nico.
Astra menjelaskan tim Robot Untag telah dua kali mengikuti kontes robotika, namun gagal di babak penyisihan.
"Persiapannya kurang lebih tiga bulan. Mulai dari merancang desain sampai mengikuti perlombaan," ujar mahasiswa Fakultas Vokasi Prodi Manufaktur itu.
Astra menyebut yang paling susah di antara persiapan mereka mengikuti ajang robot tahunan bergengsi ini adalah merancang desain. Pasalnya, desain yang mereka buat sempat salah jadi robotnya juga sempat rusak.
"Mental teman-teman luar biasa. Alhamdulillah, meskipun berkompetisi dengan kampus-kampus besar, ngga terpengaruh. Percaya dirinya juga bagus," ujarnya.
Sementara itu, salah satu pembimbing tim, Dimas Aditya Putra Wardhana, mengungkapkan keunggulan robot milik mereka adalah memiliki kestabilan yang baik.
"Kalau robot dari kampus lain memang unggul dikecepatan. Namun menurut kami kurang stabil. Jadi di beberapa rintangan mereka mengalami gangguan dan error. Sedangkan robot milik kami tingkat kestabilannya cukup baik jadi jarang ada error," ujarnya.
Selain itu, desain robot tim Politag-Pro yang dimiliki juga unik dengan adanya empat buah kaki seperti kuda. Dimas mengaku rancangan desain tersebut melihat dari tema besar KRAI 2019 yaitu "Sang URTUU Agung Menyebarkan Pengetahuan" dan juga dari sistem pertandingan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019