Kepolisian Resor (Polres) Lumajang, Jawa Timur, berhasil menggagalkan puluhan warga yang berencana mengikuti aksi gerakan "people power" di Jakarta, Rabu.
"Sebanyak 21 orang dari dua elemen masyarakat Lumajang akan berangkat ke Jakarta dan keikutsertaaannnya sebagai bentuk solidaritas," kata Kapolres Lumajang AKBP Muhammad Arsal Sahban di Lumajang.
Menurutnya, Polres Lumajang terus mengintensifkan operasi penyekatan massa gerakan kedaulatan rakyat yang akan bergerak ke Jakarta sejak beberapa hari lalu.
"Kami sekaligus melakukan pendekatan kepada masyarakat Lumajang yang akan ikut aksi dan alhamdulillah mereka mengurungkan niatnya," katanya.
Menurutnya, imbauan tersebut mendapatkan sambutan baik, sehingga puluhan warga Lumajang tersebut akhirnya tidak jadi berangkat atas pendekatan dari jajaran Polres Lumajang.
"Sebenarnya warga yang mau berangkat ikut gerakan people power itu juga adalah korban hoaks yang tidak paham fakta yang sesungguhnya," katanya.
Ia mengatakan, 21 orang tersebut terprovokasi oleh permainan narasi yang disebar dalam informasi hoaks karena semua pihak paham bahwa proses pemilu serentak berlangsung sangat transparan.
"Polri dan TNI ikut mengamankan dalam setiap proses tahapannya, bahkan dalam setiap proses penghitungan ada saksi dari masing-masing kubu dan juga setiap orang boleh menyaksikan, serta memfoto hasil penghitungan karena tidak ada larangan sama sekali," katanya.
Jadi secara fakta, lanjut dia, tidak ada potensi curang yang dapat dilakukan oleh penyelenggara pemilu. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Sebanyak 21 orang dari dua elemen masyarakat Lumajang akan berangkat ke Jakarta dan keikutsertaaannnya sebagai bentuk solidaritas," kata Kapolres Lumajang AKBP Muhammad Arsal Sahban di Lumajang.
Menurutnya, Polres Lumajang terus mengintensifkan operasi penyekatan massa gerakan kedaulatan rakyat yang akan bergerak ke Jakarta sejak beberapa hari lalu.
"Kami sekaligus melakukan pendekatan kepada masyarakat Lumajang yang akan ikut aksi dan alhamdulillah mereka mengurungkan niatnya," katanya.
Menurutnya, imbauan tersebut mendapatkan sambutan baik, sehingga puluhan warga Lumajang tersebut akhirnya tidak jadi berangkat atas pendekatan dari jajaran Polres Lumajang.
"Sebenarnya warga yang mau berangkat ikut gerakan people power itu juga adalah korban hoaks yang tidak paham fakta yang sesungguhnya," katanya.
Ia mengatakan, 21 orang tersebut terprovokasi oleh permainan narasi yang disebar dalam informasi hoaks karena semua pihak paham bahwa proses pemilu serentak berlangsung sangat transparan.
"Polri dan TNI ikut mengamankan dalam setiap proses tahapannya, bahkan dalam setiap proses penghitungan ada saksi dari masing-masing kubu dan juga setiap orang boleh menyaksikan, serta memfoto hasil penghitungan karena tidak ada larangan sama sekali," katanya.
Jadi secara fakta, lanjut dia, tidak ada potensi curang yang dapat dilakukan oleh penyelenggara pemilu. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019