Bayi Orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus) bernama Nadia menambah populasi satwa yang tergolong dilindungi itu di Taman Safari Prigen (TSP), Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, kata perawat satwa setempat.
Dokter hewan Rumah Sakit Satwa TSP Yayan Oki Satyan saat dikonfirmasi, Senin, mengungkapkan, dengan kelahiran Nadia, populasi Orangutan Kalimantan di TSP kini berjumlah 26 ekor.
Dia menjelaskan bayi Nadia lahir dari induk bernama Naning pada 28 Oktober 2017.
"Naning, induk Nadia, saat ini berusia sekitar 35 tahun. Kira-kira masih bisa melahirkan sekali lagi sebelum memasuki masa menopause," ujarnya.
Bayi Nadia saat ini masih dalam masa perawatan di Rumah Sakit Satwa TSP setelah disapih induknya sejak berusia delapan bulan.
Menurut Yayan, bayi Nadia masih membutuhkan asupan nutrisi yang baik, sehingga perlu pengawasan perawatan di Rumah Sakit Satwa TSP.
"Selain perawatan tehadap Nadia, kami juga melakukan evaluasi kesehatan secara keseluruhan setiap bulan. Kami sangat memperhatikan kelangsungan dan keberlanjutan hidup bagi satwa tersebut," katanya.
Bayi Nadia kini berusia 1,8 tahun dan dinyatakan dalam kondisi sehat.
Kurator TSP drh Ivan Chandra menandaskan pertumbuhan bayi Nadia yang dalam kondisi sehat merupakan salah satu bukti keberhasilan breeding di TSP.
Apalagi Orangutan sudah termasuk satwa dalam kategori zona merah, yang artinya terancam punah. Secara global populasi Orangutan di Indonesia mengalami penurunan signifikan.
"Tentunya kelahiran Nadia ini sangat membahagiakan. Namun, TSP sebagai lembaga yang memfokuskan diri dalam konservasi satwa tak berpuas diri. Keberhasilan ini justru akan menjadi penyemangat untuk terus melanjutkan kegiatan breeding dari berbagai jenis satwa yang terancam punah lainnya," ucapnya.
Video Oleh Hanif Nashrullah
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Dokter hewan Rumah Sakit Satwa TSP Yayan Oki Satyan saat dikonfirmasi, Senin, mengungkapkan, dengan kelahiran Nadia, populasi Orangutan Kalimantan di TSP kini berjumlah 26 ekor.
Dia menjelaskan bayi Nadia lahir dari induk bernama Naning pada 28 Oktober 2017.
"Naning, induk Nadia, saat ini berusia sekitar 35 tahun. Kira-kira masih bisa melahirkan sekali lagi sebelum memasuki masa menopause," ujarnya.
Bayi Nadia saat ini masih dalam masa perawatan di Rumah Sakit Satwa TSP setelah disapih induknya sejak berusia delapan bulan.
Menurut Yayan, bayi Nadia masih membutuhkan asupan nutrisi yang baik, sehingga perlu pengawasan perawatan di Rumah Sakit Satwa TSP.
"Selain perawatan tehadap Nadia, kami juga melakukan evaluasi kesehatan secara keseluruhan setiap bulan. Kami sangat memperhatikan kelangsungan dan keberlanjutan hidup bagi satwa tersebut," katanya.
Bayi Nadia kini berusia 1,8 tahun dan dinyatakan dalam kondisi sehat.
Kurator TSP drh Ivan Chandra menandaskan pertumbuhan bayi Nadia yang dalam kondisi sehat merupakan salah satu bukti keberhasilan breeding di TSP.
Apalagi Orangutan sudah termasuk satwa dalam kategori zona merah, yang artinya terancam punah. Secara global populasi Orangutan di Indonesia mengalami penurunan signifikan.
"Tentunya kelahiran Nadia ini sangat membahagiakan. Namun, TSP sebagai lembaga yang memfokuskan diri dalam konservasi satwa tak berpuas diri. Keberhasilan ini justru akan menjadi penyemangat untuk terus melanjutkan kegiatan breeding dari berbagai jenis satwa yang terancam punah lainnya," ucapnya.
Video Oleh Hanif Nashrullah
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019