Aparat Kepolisian Resor Tulungagung, Jawa Timur, Senin, melakukan tindakan pencegahan keberangkatan serombongan massa ke Jakarta menggunakan jasa angkutan bus setempat.

Informasi yang beredar di kalangan awak media, ada 22 calon peserta aksi dari Tulungagung yang sudah bersiap berangkat menuju Jakarta. Mereka juga sudah tiba di garasi Bus PO Harapan Jaya pada pukul 09.00 WIB.

Namun, keinginan para calon peserta aksi gerakan people power ke Jakarta itu rupanya terendus aparat, sehingga saat itu juga dilakukan pencegahan dengan memerintahkan pihak PO Harapan Jaya membatalkan keberangkatan bus yang sudah disewa.

"Kami arahkan agar tidak mengikuti giat dimaksud, karena jarak jauh dan keselamatan diri masing-masing. Kami sampaikan agar dipikirkan ulang kalau akan ikut," kata Kapolres Tulungagung AKBP Tofik Sukendar dikonfirmasi melalui telepon.

Ia tak secara tegas membenarkan adanya langkah pencegahan secara langsung oleh aparat. Namun, secara implisit, Kapolres mengakui sempat ada pergerakan massa aksi tujuan Jakarta yang mayoritas merupakan kelompok alumni 212 serta pendukung salah satu capres di Pemilu 2019.

Bus Harapan Jaya tujuan Jakarta yang sedianya mengangkut 22 peserta massa aksi untuk mengikuti gerakan people power di Jakarta itu akhirnya batal berangkat.

Namun, dalih yang digunakan pihak perusahaan otobus adalah karena ada kerusakan mesin kendaraan.

Kabag Ops Polres Tulungagung Kompol Khairil enggan memberi keterangan resmi dan sempat meminta waktu kepada awak media yang menanyainya untuk meminta izin terlebih dulu ke Kapolres Tulungagung terkait operasi pencekalan tersebut.

"Saya tidak bisa menjelaskan itu. Coba tanyakan langsung ke Bapak Kapolres, karena saya belum ada informasi," katanya.

Pada siang harinya, sekitar pukul 13.30 WIB, dua truk polisi yang sebagian dilengkapi senjata laras panjang kembali dikerahkan ke terminal dan stasiun Kota Tulungagung.

Di dua tempat ini, petugas keamanan didampingi petugas Dishub dan Polsuska sempat memeriksa kelengkapan identitas dan barang bawaan calon penumpang.

Namun, operasi dadakan itu tidak membuahkan hasil. Salah satu penyebabnya adalah sasaran razia yang dinilai tidak tepat, sebab bus-bus maupun kereta yang diperiksa penumpangnya adalah jurusan Surabaya, bukan yang punya trayek Jabodetabek, Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi.

"Hasil pemeriksaan sejauh ini nihil. Operasi ini ditujukan untuk mengantisipasi jika ada penumpang yang membawa narkoba, minuman keras ataupun senjata tajam. Disamping juga mengantisipasi pergerakan massa ke Jakarta juga," katanya. 

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019