Sejumlah toko besar/grosir yang melayani produk pangan kemasan dan aneka kebutuhan retail non-pangan di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, disinyalir tidak memiliki standar penyimpanan barang yang memadai dan higienis.
Indikasi itu mencuat setelah tim Kefarmasian dan Pengawasan Pangan Dinas Kesehatan Tulungagung mendapati banyak toko yang sistem pengawasan barangnya berantakan, asal tumpuk bahkan terkesan kumuh saat sidak ke sejumlah toko grosir di kota setempat, Rabu.
"Di salah atau toko yang kami operasi tadi bahkan ada yang gudangnya, di bagian belakang menjadi sarang tikus. Padahal di situ ditumpuk puluhan kardus bahan pangan dan aneka produk retail," kata Kasi Farmasi dan Pengawasan Pangan Dinkes Tulungagung Masduki dikonfirmasi di sela sidak.
Hampir semua toko grosir atau distributor bermasalah dalam hal pergudangannya. Mulai penempatan barang yang penuh sesak, kardus rusak, pencampuran lokasi penyimpanan untuk produk pangan dan retail berbahan kimia seperti sabun dan kebutuhan dapur, serta cara menaruh barang yang langsung ditaruh di atas lantai tanpa alas dan pembatas pada dinding untuk mencegah kelembaban.
Padahal, toko-toko grosir yang disidak tim Farmasi dan Pengawasan Pangan tergolong distributor besar dengan pelanggan ratusan bahkan ribuan per hari.
"Ini dampaknya bukan saja produknya yang terkotori, tetapi sudah terkontaminasi kotoran tikus, cacahan (gigitan) tikus. Ini yang membahayakan kesehatan," katanya.
Sebagai langkah awal, Masduki dan tim sementara mencatat semua hasil temuan.
Keseluruhan hasil sidak selanjutnya akan dirapatkan dalam forum evaluasi yang ditindaklanjuti dengan pengiriman surat peringatan ke toko yang melakukan pelanggaran dalam hal penyimpanan maupun produk yang diperjualbelikan.
Masduki mengatakan jika setelah keluar surat peringatan namun tetap tidak banyak perubahan berdasar hasil temuan lanjutan, Dinkes Tulungagung akan melakukan langkah penindakaan lebih keras berupa sanksi administrasi mulai peringatan pertama, peringatan keras hingga rekomendasi penutupan.
"Sanksi itu sesuai kewenangan yang kami miliki di dinas kesehatan," katanya.
Sidak oleh tim Kefarmasian dan Pengawasan Pangan Dinkes Tulungagung tidak hanya menyasar grosir dan distributor pangan kelas besar.
Rencananya tim ini juga melakukan sidak dan pengambilan sampel aneka produk pangan kemasan maupun olahan rumah tangga yang dijual sebagai menu takjil dan berbuka puasa di sejumlah titik jalan raya selama bulan suci Ramadhan.
Kegiatan pemantauan pangan dan kefarmasian sendiri ditingkatkan untuk mengantisipasi peredaran produk pangan maupun produk turunan lain seperti parcel dan jajanan lebaran, yang tidak laik konsumsi selama Ramadhan dan menjelang Lebaran 2019.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Indikasi itu mencuat setelah tim Kefarmasian dan Pengawasan Pangan Dinas Kesehatan Tulungagung mendapati banyak toko yang sistem pengawasan barangnya berantakan, asal tumpuk bahkan terkesan kumuh saat sidak ke sejumlah toko grosir di kota setempat, Rabu.
"Di salah atau toko yang kami operasi tadi bahkan ada yang gudangnya, di bagian belakang menjadi sarang tikus. Padahal di situ ditumpuk puluhan kardus bahan pangan dan aneka produk retail," kata Kasi Farmasi dan Pengawasan Pangan Dinkes Tulungagung Masduki dikonfirmasi di sela sidak.
Hampir semua toko grosir atau distributor bermasalah dalam hal pergudangannya. Mulai penempatan barang yang penuh sesak, kardus rusak, pencampuran lokasi penyimpanan untuk produk pangan dan retail berbahan kimia seperti sabun dan kebutuhan dapur, serta cara menaruh barang yang langsung ditaruh di atas lantai tanpa alas dan pembatas pada dinding untuk mencegah kelembaban.
Padahal, toko-toko grosir yang disidak tim Farmasi dan Pengawasan Pangan tergolong distributor besar dengan pelanggan ratusan bahkan ribuan per hari.
"Ini dampaknya bukan saja produknya yang terkotori, tetapi sudah terkontaminasi kotoran tikus, cacahan (gigitan) tikus. Ini yang membahayakan kesehatan," katanya.
Sebagai langkah awal, Masduki dan tim sementara mencatat semua hasil temuan.
Keseluruhan hasil sidak selanjutnya akan dirapatkan dalam forum evaluasi yang ditindaklanjuti dengan pengiriman surat peringatan ke toko yang melakukan pelanggaran dalam hal penyimpanan maupun produk yang diperjualbelikan.
Masduki mengatakan jika setelah keluar surat peringatan namun tetap tidak banyak perubahan berdasar hasil temuan lanjutan, Dinkes Tulungagung akan melakukan langkah penindakaan lebih keras berupa sanksi administrasi mulai peringatan pertama, peringatan keras hingga rekomendasi penutupan.
"Sanksi itu sesuai kewenangan yang kami miliki di dinas kesehatan," katanya.
Sidak oleh tim Kefarmasian dan Pengawasan Pangan Dinkes Tulungagung tidak hanya menyasar grosir dan distributor pangan kelas besar.
Rencananya tim ini juga melakukan sidak dan pengambilan sampel aneka produk pangan kemasan maupun olahan rumah tangga yang dijual sebagai menu takjil dan berbuka puasa di sejumlah titik jalan raya selama bulan suci Ramadhan.
Kegiatan pemantauan pangan dan kefarmasian sendiri ditingkatkan untuk mengantisipasi peredaran produk pangan maupun produk turunan lain seperti parcel dan jajanan lebaran, yang tidak laik konsumsi selama Ramadhan dan menjelang Lebaran 2019.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019