Rumah Zakat, sebuah lembaga filantropi yang mengelola zakat, infak, sedekah, serta dana sosial lainnya melalui program-program pemberdayaan masyarakat, kembali mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) untuk laporan keuangan tahun 2018.
Opini tertinggi dalam bidang audit keuangan yang diterima lembaga tersebut merupakan ke-13 kalinya.
CEO Rumah Zakat, Nur Efendi, dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Surabaya, Selasa, mengemukakan bahwa salah satu tantangan bagi pengelola zakat adalah memperoleh kepercayaan dari masyarakat, salah satunya dengan melakukan audit laporan keuangan.
Sesuai Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat, bahwa semua lembaga amil zakat harus bersedia diaudit syariah dan keuangan.
"Alhamdulillah, laporan keuangan Rumah Zakat tahun 2018 kembali mendapatkan opini WTP. Selain itu, Rumah Zakat sebagai lembaga amil nasional mendapat akreditasi A pada audit syariah Kementerian Agama tahun 2018 dengan nilai akreditasi 99,62 dan kepatuhan syariah 97,22," tutur Nur Efendi.
Selama 2018, lanjut Nur Efendi, lembaganya telah menyalurkan ZIS dari para donatur ke 1.183 Desa Berdaya yang tersebar di seluruh Indonesia serta lima negara.
Selain itu, ada sebanyak 168.252 penerima manfaat yang telah mendapatkan layanan dari empat rumpun program Rumah Zakat, meliputi kesehatan, pendidikan, ekonomi, dan lingkungan.
"Hal ini dapat dicapai berkat sinergi 524.036 donatur. Pada tahun ini, Rumah Zakat menargetkan dapat memberdayakan lebih banyak penerima manfaat di 1.440 Desa Berdaya," tambah Nur Efendi.
Pada bulan Ramadhan ini, tambahnya, Rumah Zakat memiliki program spesial yakni Ramadhan Berdaya, yang bertujuan menghadirkan kebahagiaan bagi 319.700 penerima manfaat yang ada di Desa Berdaya. Jumlah ini meningkat 50 persen dari tahun sebelumnya.
Program-program spesial lain, di antaranya Ramadhan Bebas Hutang, Janda Berdaya, Bingkisan Lebaran Keluarga, Kado Lebaran Yatim, Syiar Quran, dan Berbagi Buka Puasa.
Untuk mencapai target pemberdayaan di seluruh Indonesia, imbuh Nur Efendi, Rumah Zakat pun bekerja sama dengan berbagai pihak, dari swasta hingga pemerintah. Kerja sama yang dibangun dengan berbagai pemangku kepentingan itu adalah salah satu bentuk kepercayaan terhadap Rumah Zakat.
"Kami sangat berterima kasih kepada para donatur yang telah mempercayakan ZIS-nya melalui Rumah Zakat. Untuk itu, kami berkomitmen akan terus meningkatkan layanan dan memberikan kemudahan kepada para donatur dengan membuat layanan chatboth 2.0 yang kami beri nama Rania," pungkas Nur.
Rania atau @raniabot merupakan sebuah technology customer service berbasis artificial intellegence untuk semakin memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi donatur mendapatkan informasi, berkonsultasi, dan berdonasi di Bulan Suci Ramadhan 1440 H ini. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Opini tertinggi dalam bidang audit keuangan yang diterima lembaga tersebut merupakan ke-13 kalinya.
CEO Rumah Zakat, Nur Efendi, dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Surabaya, Selasa, mengemukakan bahwa salah satu tantangan bagi pengelola zakat adalah memperoleh kepercayaan dari masyarakat, salah satunya dengan melakukan audit laporan keuangan.
Sesuai Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat, bahwa semua lembaga amil zakat harus bersedia diaudit syariah dan keuangan.
"Alhamdulillah, laporan keuangan Rumah Zakat tahun 2018 kembali mendapatkan opini WTP. Selain itu, Rumah Zakat sebagai lembaga amil nasional mendapat akreditasi A pada audit syariah Kementerian Agama tahun 2018 dengan nilai akreditasi 99,62 dan kepatuhan syariah 97,22," tutur Nur Efendi.
Selama 2018, lanjut Nur Efendi, lembaganya telah menyalurkan ZIS dari para donatur ke 1.183 Desa Berdaya yang tersebar di seluruh Indonesia serta lima negara.
Selain itu, ada sebanyak 168.252 penerima manfaat yang telah mendapatkan layanan dari empat rumpun program Rumah Zakat, meliputi kesehatan, pendidikan, ekonomi, dan lingkungan.
"Hal ini dapat dicapai berkat sinergi 524.036 donatur. Pada tahun ini, Rumah Zakat menargetkan dapat memberdayakan lebih banyak penerima manfaat di 1.440 Desa Berdaya," tambah Nur Efendi.
Pada bulan Ramadhan ini, tambahnya, Rumah Zakat memiliki program spesial yakni Ramadhan Berdaya, yang bertujuan menghadirkan kebahagiaan bagi 319.700 penerima manfaat yang ada di Desa Berdaya. Jumlah ini meningkat 50 persen dari tahun sebelumnya.
Program-program spesial lain, di antaranya Ramadhan Bebas Hutang, Janda Berdaya, Bingkisan Lebaran Keluarga, Kado Lebaran Yatim, Syiar Quran, dan Berbagi Buka Puasa.
Untuk mencapai target pemberdayaan di seluruh Indonesia, imbuh Nur Efendi, Rumah Zakat pun bekerja sama dengan berbagai pihak, dari swasta hingga pemerintah. Kerja sama yang dibangun dengan berbagai pemangku kepentingan itu adalah salah satu bentuk kepercayaan terhadap Rumah Zakat.
"Kami sangat berterima kasih kepada para donatur yang telah mempercayakan ZIS-nya melalui Rumah Zakat. Untuk itu, kami berkomitmen akan terus meningkatkan layanan dan memberikan kemudahan kepada para donatur dengan membuat layanan chatboth 2.0 yang kami beri nama Rania," pungkas Nur.
Rania atau @raniabot merupakan sebuah technology customer service berbasis artificial intellegence untuk semakin memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi donatur mendapatkan informasi, berkonsultasi, dan berdonasi di Bulan Suci Ramadhan 1440 H ini. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019