Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menjanjikan normalisasi Kali Lamong sepanjang 10 kilometer dari kawasan Kota Surabaya hingga Kabupaten Gresik agar luapannya tidak menyebabkan bencana banjir.
Selama sepekan terakhir Kali Lamong kembali meluap hingga sejumlah tanggulnya jebol dan menggenangi ribuan rumah di wilayah perbatasan Surabaya-Gresik hingga Lamongan.
Gubernur Khofifah kepada wartawan di sela meninjau lokasi banjir di Gresik, Jawa Timur, Minggu, mengatakan banjir selama sepekan terakhir juga melanda Kabupaten Mojokerto dan Jombang.
"Bulan lalu sebanyak 15 kabupaten/kota di Jawa Timur dilanda banjir akibat luapan Sungai Brantas. Minggu ini banjir akibat luapan Kali Lamong melanda Gresik, Jombang dan Mojokerto, selain juga Kota Surabaya, dengan ketinggian banjirnya yang cukup lama untuk bisa surut," katanya.
Banjir terparah selama pekan ini terjadi di Gresik yang menggenangi ribuan rumah di lima kecamatan dengan ketinggian lebih dari 1 meter.
"Karena Kali Lamong di Gresik menampung aliran air dari Mojokerto, Lamongan dan Bojonegoro. Untuk itu, nanti penanganannya harus menjadi satu kesatuan tata ruang wilayah Jawa Timur agar penyelesaiannya bisa permanen," ujarnya.
Gubernur perempuan pertama di Jawa Timur itu akan melibatkan pemerintah daerah yang dilewati Kali Lamong, selain juga Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) untuk memetakan titik-titik mana yang selama ini menyebabkan banjir.
"Pemetaan itu nantinya untuk menentukan titik-titik pembangunan pintu air di sepanjang aliran Kali Lamong yang bisa dibuka-tutup jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi," katanya.
Mantan Menteri Sosial itu mengungkapkan Kali Lamong saat ini terdata berkapasitas 250 meter kubik perdetik. Sedangkan intensitas hujan yang tinggi selama sepekan terakhir memaksa Kali Lamong harus menampung air sebesar 700 meter kubik perdetik.
Kondisi banjir yang terjadi sekarang, lanjut dia, kalau dikuras dengan cara dipompa sangat tidak memungkinkan, karena untuk dialihkan ke kali yang lainnya pun kapasitasnya sudah terlalu berlebih akibat sedimentasi.
"Posisi amannya Kali Lamong harus bisa menampung aliran air sebesar 1.000 meter kubik perdetik," ucapnya.
Khofifah juga menjanjikan akan menggandeng Direktorat Jenderal Bina Marga dan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), khususnya untuk mendanai normalisasi Kali Lamong sepanjang 10 kilometer dari kawasan Surabaya hingga Gresik, yang dinilainya harus segera dilakukan dalam waktu dekat.
"Memang harus ada Plan A, B, C dan seterusnya untuk mengatasi banjir dengan melibatkan berbagai pihak terkait agar penyelesaiannya bisa permanen," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Selama sepekan terakhir Kali Lamong kembali meluap hingga sejumlah tanggulnya jebol dan menggenangi ribuan rumah di wilayah perbatasan Surabaya-Gresik hingga Lamongan.
Gubernur Khofifah kepada wartawan di sela meninjau lokasi banjir di Gresik, Jawa Timur, Minggu, mengatakan banjir selama sepekan terakhir juga melanda Kabupaten Mojokerto dan Jombang.
"Bulan lalu sebanyak 15 kabupaten/kota di Jawa Timur dilanda banjir akibat luapan Sungai Brantas. Minggu ini banjir akibat luapan Kali Lamong melanda Gresik, Jombang dan Mojokerto, selain juga Kota Surabaya, dengan ketinggian banjirnya yang cukup lama untuk bisa surut," katanya.
Banjir terparah selama pekan ini terjadi di Gresik yang menggenangi ribuan rumah di lima kecamatan dengan ketinggian lebih dari 1 meter.
"Karena Kali Lamong di Gresik menampung aliran air dari Mojokerto, Lamongan dan Bojonegoro. Untuk itu, nanti penanganannya harus menjadi satu kesatuan tata ruang wilayah Jawa Timur agar penyelesaiannya bisa permanen," ujarnya.
Gubernur perempuan pertama di Jawa Timur itu akan melibatkan pemerintah daerah yang dilewati Kali Lamong, selain juga Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) untuk memetakan titik-titik mana yang selama ini menyebabkan banjir.
"Pemetaan itu nantinya untuk menentukan titik-titik pembangunan pintu air di sepanjang aliran Kali Lamong yang bisa dibuka-tutup jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi," katanya.
Mantan Menteri Sosial itu mengungkapkan Kali Lamong saat ini terdata berkapasitas 250 meter kubik perdetik. Sedangkan intensitas hujan yang tinggi selama sepekan terakhir memaksa Kali Lamong harus menampung air sebesar 700 meter kubik perdetik.
Kondisi banjir yang terjadi sekarang, lanjut dia, kalau dikuras dengan cara dipompa sangat tidak memungkinkan, karena untuk dialihkan ke kali yang lainnya pun kapasitasnya sudah terlalu berlebih akibat sedimentasi.
"Posisi amannya Kali Lamong harus bisa menampung aliran air sebesar 1.000 meter kubik perdetik," ucapnya.
Khofifah juga menjanjikan akan menggandeng Direktorat Jenderal Bina Marga dan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), khususnya untuk mendanai normalisasi Kali Lamong sepanjang 10 kilometer dari kawasan Surabaya hingga Gresik, yang dinilainya harus segera dilakukan dalam waktu dekat.
"Memang harus ada Plan A, B, C dan seterusnya untuk mengatasi banjir dengan melibatkan berbagai pihak terkait agar penyelesaiannya bisa permanen," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019