Angka infasi Kabupaten Jember pada April 2019 tercatat sebesar 0,45 persen atau melampaui inflasi nasional sebesar 0,44 persen dan inflasi di Jawa Timur sebesar 0,41 persen.

"Inflasi Jember sebesar 0,45 persen ditunjukkan oleh kenaikan indeks harga konsumen (IHK) dari bulan Maret 2019 sebesar 130,53 persen naik menjadi 131,12 persen pada bulan April 2019," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jember Indriya Purwaningsih di Kantor BPS Jember, Kamis.

Ia menyebutkan dari delapan kota indeks harga konsumen (IHK) di Jawa Timur, seluruh kota mengalami inflasi dengan inflasi tertinggi di Jember sebesar 0,45 persen; diikuti Malang dan Surabaya masing-masing sebesar 0,44 persen; Madiun sebesar 0,41 persen; Sumenep sebesar 0,37 persen; Kediri sebesar 0,36 persen; Probolinggo sebesar 0,19 persen; dan terendah di Banyuwangi sebesar 0,15 persen.

Dari tujuh kelompok pengeluaran, lanjut dia, seluruh kelompok pengeluaran mengalami inflasi dengan kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi tertinggi adalah kelompok bahan makanan sebesar 1,43 persen dan diikuti oleh kelompok sandang sebesar 0,32 persen.

"Komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya inflasi di Jember adalah bawang merah, tomat sayur, telur ayam ras, bawang putih dan jagung muda," tuturnya.

Menurutnya, inflasi bulan April 2019 dipicu kenaikan harga pada komoditas bawang merah, tomat sayur, telur ayam ras dan bawang putih di sejumlah pasar tradisional di Jember dengan bawang merah memberikan andil inflasi pada April 2019 sebesar 0,15 persen yang diikuti oleh tomat sayur, telur ayam ras, bawang putih dengan sumbangan andil inflasi sebesar 0,07 persen.

"Komoditas bawang merah dan bawang putih menjadi penyumbang terjadinya inflasi di Jember karena keterbatasan ketersediaan kedua komoditas tersebut di pasaran," katanya.

Indriya menjelaskan komponen inti (core inflation) mengalami inflasi sebesar 0,11 persen dan komponen diatur pemerintah (administered) mengalami inflasi sebesar 0,10 persen dan kelompok bergejolak (volatile foods) mengalami inflasi sebesar 1,77 persen.

"Ada dua rekomendasi yang diberikan kepada TPID terkait dengan tingginya laju inflasi bulan April untuk mengendalikan inflasi bulan berikutnya karena diprediksi sejumlah komoditas pangan akan naik seiring dengan permintaan dari masyarakat yang meningkat pada momentum Ramadhan dan Lebaran 2019," katanya.

Dua rekomendasi itu yakni TPID harus melakukan koordinasi antar organisasi perangkat daerah (OPD) dengan pemangku kepentingan terkait komoditas pangan yang biasanya menjadi pemicu lajunya inflasi, sehingga dilakukan koordinasi semua pihak untuk mengendalikan laju inflasi.

"Rekomendasi kedua adalah mewujudkan kemandirian pangan karena sebagian besar komoditas penyumbang inflasi adalah volatile foods, sehingga diharapkan Jember bisa memenuhi komoditas pangan sendiri dan tidak tergantung dari daerah lain," ujarnya.

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019