Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur mendorong supaya lulusan siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bisa bersaing dan berkompetensi terutama dalam bidang industri, karenanya stimulan dari pihak swasta sangat diperlukan untuk mendukung hal tersebut.

Kepala Bidang Pembinaan SMK Dinas Pendidikan Provinsi Jatim, Suhartono, di Sidoarjo, Sabtu mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi keterlibatan swasta dalam meningkatkan kompetensi siswa siswi vokasi.

"Lulusan jalur pendidikan vokasi atau kejuruan menunjukkan tingkat kompetensi yang semakin tinggi," katanya pada penutupan kegiatan Lomba Kompetensi Siswa (LKS) se Jawa Timur yang diadakan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur di SMKN 3 Buduran, Sabtu.

Murid-murid Alfamart Class, kata dia, di antaranya, menjadi bagian yang menorehkan prestasi dalam ajang bergengsi tingkat provinsi tersebut.

"Pendidikan vokasi tidak bisa dipandang sebelah mata. Kami selalu berupaya mencetak lulusan-lulusan yang memiliki kompetensi di dunia industri. Saat ini ada banyak lulusan yang berprestasi dan ini akan terus kami dorong. Simultan kami ajak para pihak swasta untuk berperan di dalamnya," katanya.

Pada kesempatan yang sama, Regional People and Career Development Manager Alfamart, Retna Dwi Rohmi mengatakan, lulusan SMK Alfamart Class selama ini memiliki kompetensi yang bagus.

"Mereka langsung masuk kerja tanpa tes lagi sebab telah menguasai dengan matang kurikulum manajemen ritel yang diterapkan selama menempuh pendidikan di SMK," katanya dalam keterangan tertulisnya.

Dalam kegiatan tersebut, untuk kategori lomba Alfamart Class diikuti oleh 45 SMK se-Jatim dengan total peserta 135 siswa. Juara 1 adalah SMKN 1 Janti Malang, Juara 2 SMKN 1 Magetan, dan Juara 3 SMKN 1 Kraksaan Probolinggo.

Penjuriannya berlangsung di SMKN 2 Buduran selama beberapa hari sebelum pengumuman kemudian diseleksi menjadi 10 besar sebelum diambil 3 tim pemenang dengan hadiah puluhan juta rupiah.

Kriteria penjuriannya berdasarkan penilaian portofolio SMK, penilaian "business center", serta penilaian pengetahuan, praktek penjualan, dan transaksi kasir.

Untuk penilaian business center ini mengacu pada tata kelola 4P, yakni "people", "process", "product", "place". (*)

Pewarta: Indra Setiawan

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019