Calon legislatif DPR RI Andro Rohmana Putra mengaku telah berkunjung ke sebanyak 387 desa guna menyerap aspirasi rakyat dalam kampanye pencalonannya menuju kursi Senayan melalui Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
"Dalam PSI, Kami diwajibkan kampanye door to door setiap hari semampu kami melangkah, namun bukan 'membeli suara warga' agar terpilih. Alhamdulillah semenjak Agustus hingga sekarang, kami sudah berkunjung ke lebih dari 387 dusun dan desa d wilayah dapil," ujar Andro kepada wartawan di Madiun, Sabtu.
Pebisnis muda ini mengaku dalam melakukan kampanye haruslah unik dan kreatif. Hal itu merupakan senjata jitu untuk mendidik warga bahwa kampanye politik tak selamanya harus melibatkan uang.
"Mengampanyekan anti-politik uang memang sulit, tapi dengan kampanye yang kreatif justru bisa lebih berkesan bagi warga," kata dia.
Di antaranya dengan merancang alat peraga kampanye yang unik sehingga kesan politik terlihat kaku bisa terlihat lebih gembira.
"APK kami memang sengaja dirancang sekreatif dan seunik mungkin, hal itu agar kesan politik yang terlihat kaku bisa terlihat lebih gembira," kata Andro yang juga pengusaha di bidang periklanan ini.
Hal unik lainnya, dalam pencalonannya ini, pihaknya sedang berjuang bersama sang ibu yang juga merupakan calon anggota legislatif (caleg) dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Hanya saja, sang ibu, Yulia Novi, adalah Caleg DPRD Provinsi Jawa Timur Daerah Pilihan (Dapil) XI (Kota Madiun, Kabupaten Madiun, dan Nganjuk). Sedangkan Andro merupakan caleg DPR-RI
Dapil Jawa Timur VIII (Jombang, Nganjuk, Madiun, dan Mojokerto).
Andro mengatakan setiap melakukan sosialisasi ke daerah pemilihan, terutama di Kota dan Kabupaten Madiun, ia dan sang ibu memperkenalkan diri ke warga bahwa ia dan sang ibu sedang berjuang bersama menjadi caleg.
Keduanyapun saling mengisi dalam urusan kampanye. Kampanye terkait pengembangan bisnis dan dunia kreatif, misalnya, ditangani langsung oleh Andro. Adapun kegiatan berupa senam bersama ibu-ibu dan pengajian ditangani sang ibu.
Meski tidak ada aturan dari KPU maupun Bawaslu yang mewajibkan caleg mengumumkan hubungan kekerabatan dengan caleg yang lain, tapi Andro dan sang ibu tetap mengumumkannya. Andro menilai, hal itu sebagai salah satu cara untuk menunjukkan sikap terbuka dan transparan kepada konsituennya.
"Awal mulanya, ibu saya memaksa mendaftar sebagai caleg tidak lebih karena jihad seorang ibu dalam membantu perjuangan putra. Hal itulah yang ingin kami sampaikan, bahwa kasih sayang seorang ibu itu betul sepanjang masa," tambahnya terharu.
Wujud kekompakan ibu dan anak tersebut juga terlihat di spanduk dan baliho yang terpasang di berbagai lokasi. Dimana Andro dan sang ibu tampil dalam busana casual dan tidak formal.
Pada baliho itu, di sisi foto Andro terpampang tulisan "Pilih ibu saya". Sedangkan pada foto sang ibu terdapat tulisan "Pilih anak saya".
Melalui APK tersebut, pihaknya ingin menonjolkan sisi kreatif dan unik dalam kampanye. Hal itu agar kesan kaku dari politik hilang dan digantikan oleh kegembiraan dan kehangatan hubungan keluarga yang saling mendukung. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Dalam PSI, Kami diwajibkan kampanye door to door setiap hari semampu kami melangkah, namun bukan 'membeli suara warga' agar terpilih. Alhamdulillah semenjak Agustus hingga sekarang, kami sudah berkunjung ke lebih dari 387 dusun dan desa d wilayah dapil," ujar Andro kepada wartawan di Madiun, Sabtu.
Pebisnis muda ini mengaku dalam melakukan kampanye haruslah unik dan kreatif. Hal itu merupakan senjata jitu untuk mendidik warga bahwa kampanye politik tak selamanya harus melibatkan uang.
"Mengampanyekan anti-politik uang memang sulit, tapi dengan kampanye yang kreatif justru bisa lebih berkesan bagi warga," kata dia.
Di antaranya dengan merancang alat peraga kampanye yang unik sehingga kesan politik terlihat kaku bisa terlihat lebih gembira.
"APK kami memang sengaja dirancang sekreatif dan seunik mungkin, hal itu agar kesan politik yang terlihat kaku bisa terlihat lebih gembira," kata Andro yang juga pengusaha di bidang periklanan ini.
Hal unik lainnya, dalam pencalonannya ini, pihaknya sedang berjuang bersama sang ibu yang juga merupakan calon anggota legislatif (caleg) dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Hanya saja, sang ibu, Yulia Novi, adalah Caleg DPRD Provinsi Jawa Timur Daerah Pilihan (Dapil) XI (Kota Madiun, Kabupaten Madiun, dan Nganjuk). Sedangkan Andro merupakan caleg DPR-RI
Dapil Jawa Timur VIII (Jombang, Nganjuk, Madiun, dan Mojokerto).
Andro mengatakan setiap melakukan sosialisasi ke daerah pemilihan, terutama di Kota dan Kabupaten Madiun, ia dan sang ibu memperkenalkan diri ke warga bahwa ia dan sang ibu sedang berjuang bersama menjadi caleg.
Keduanyapun saling mengisi dalam urusan kampanye. Kampanye terkait pengembangan bisnis dan dunia kreatif, misalnya, ditangani langsung oleh Andro. Adapun kegiatan berupa senam bersama ibu-ibu dan pengajian ditangani sang ibu.
Meski tidak ada aturan dari KPU maupun Bawaslu yang mewajibkan caleg mengumumkan hubungan kekerabatan dengan caleg yang lain, tapi Andro dan sang ibu tetap mengumumkannya. Andro menilai, hal itu sebagai salah satu cara untuk menunjukkan sikap terbuka dan transparan kepada konsituennya.
"Awal mulanya, ibu saya memaksa mendaftar sebagai caleg tidak lebih karena jihad seorang ibu dalam membantu perjuangan putra. Hal itulah yang ingin kami sampaikan, bahwa kasih sayang seorang ibu itu betul sepanjang masa," tambahnya terharu.
Wujud kekompakan ibu dan anak tersebut juga terlihat di spanduk dan baliho yang terpasang di berbagai lokasi. Dimana Andro dan sang ibu tampil dalam busana casual dan tidak formal.
Pada baliho itu, di sisi foto Andro terpampang tulisan "Pilih ibu saya". Sedangkan pada foto sang ibu terdapat tulisan "Pilih anak saya".
Melalui APK tersebut, pihaknya ingin menonjolkan sisi kreatif dan unik dalam kampanye. Hal itu agar kesan kaku dari politik hilang dan digantikan oleh kegembiraan dan kehangatan hubungan keluarga yang saling mendukung. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019